10. Kebetulan

147 120 150
                                    

Setelah mengambil wudhu Hafsha masuk kedalam musholla, ada beberapa murid perempuan yang sedang sholat. Karena tempat cowok dan cewek hanya dipisah tirai setinggi dada jadi terlihat Djati sedang sholat sedangkan Labeeb tiduran sambil main hp tak jauh dari tempat Djati sholat.

Hafsha mengambil mukenah dilemari musholla lalu memakainya. Setelah memakainya Hafsha duduk termenung ia tidak faham tata cara sholat dhuha ia juga tidak membawa handphone untuk mencari di internet. Sampai seluruh siswi yang ada di musholla menyelesaikan sholatnya Hafsha masih terdiam tidak melakukan apapun.

Tanpa Hafsha sadari Djati dan Labeeb sudah selesai dan keluar. Mereka berdua duduk di teras musholla, menunggu Hafsha sambil memasang kaus kaki.

"Lama bener si Hafsha" tanya Labeeb

"Sholat 12 raka'at kali, tadi kan gue bilang kalo sholat Dhuha 12 raka'at bakal dibuatin Istana di surga" jawab Djati

"Subhanallah" ucap Labeeb

Mereka duduk bersandar di pilar musholla, termenung menunggu Hafsha yang belum selesai sholat.

"Daripada ngelamun mending kita bersih bersih" ajak Djati

"Ayo, gue bersihin dalem lo yang luar"

Djati mengangguk lalu mereka berdua masuk mushola untuk mengambil sapu yang berada di balik pintu. Tapi saat masuk mereka kaget melihat Hafsha duduk di sajadah.

"Hafsha lo udah kelar? Ditungguin dari tadi kok dari tadi gak keluar keluar" Labeeb berujar

Beda dengan Labeeb Djati memicingkan matanya menatap Hafsha ia merasa seperti ada yang tak beres.

"Lo belum sholat?" Tanya Djati menduga-duga

Dan seperti dugaan Djati, Hafsha menganggukan kepalanya "Belum" cicitnya

"Astaghfirullah!" Labeeb memegang kepalanya, kaget mendengar ucapan Hafsha

"Lo dari tadi ngapain aja, Hapsari! Astaghfirullah. Ampuni hamba Ya Allah" Labeeb terduduk sambil memeluk sapu.

"Jangan bilang lo gak tau caranya" tanya Djati lagi

"Iya"

"Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah" Labeeb beristighfar.

"Bagus" Djati bertepuk tangan

"Lo gak tau caranya tapi lo mau ngelakuin, ada diluaran sana orang yang tau caranya tapi malas melakukannya" lanjutnya

Labeeb yang awalnya seperti ikan di daratan, mendengar ucapan Djati ia menjadi sumringah.

"Betul itu. Keburu masuk, sholat Dhuha itu tata caranya seperti sholat biasa, lo paham kan maksud gue?" Tanya Labeeb dibalas anggukan oleh Hafsha

"Kalo lo gak hafal surah Ad-dhuha lo bisa baca surah pendek yang lo hafal"

"Buat niatnya lo baca ini" Labeeb menunjukkan lock screen hp nya yang terdapat bacaan niat sholat wajib maupun sunah beserta waktunya"

Hafsha menerima Handphone Labeeb membacanya dengan seksama. Setelah hafal Hafsha mengembalikan Handphone Labeeb.

"Udah hafal?" Tanya Djati

"Udah"

Djati dan Labeeb mengangguk. Hafsha segera menunaikan ibadah sholat dhuha tapi ia tak bisa khusyuk karena merasa diperhatikan orang. Hafsha menoleh kebelakang dilihatnya Djati dan Labeeb sedang memperhatikannya.

"Jangan liatin, gue gak bisa khusyuk"

Djati dan Labeeb saling pandang lalu mengangguk.

"Oke" Ujar Labeeb setelah itu ia mengambil sapu yang sempat ia pegang tadi sedangkan Djati sudah nyelonong keluar duluan.

Tepat saat Hafsha mengucap salam bel masuk pun berbunyi. Hafsha melipat mukenah yang ia gunakan lalu menaruhnya di lemari khusus menyimpan mukenah.

Hafsha mengedarkan pandangannya terlihat Djati sedang menyapu teras mushola sedangkan Labeeb duduk sambil menggerakkan sapu lidi ke kanan dan kiri.

"Ada yang bisa gue kerjain?" Hafsha mendekati Labeeb

Labeeb menoleh" Gak ada, sebenernya ini udah bersih tapi gue males nyapu depan biarin Djati sendirian"

"Kalo lo udah, ayo kita balik. udah masuk" lanjut Hafsah

"Tapi Djati?"

"Udah selesai, dasar sok rajin tu orang nyapu diulang ulang"

Labeeb mengembalikan sapu yang ia pegang lalu berjalan keluar mushola diikuti Hafsha.

"Jul, balik"

Djati mengangguk, dugaan Labeeb ternyata salah Djati emang belum selesai. Cepat cepat Djati menyelesaikan pekerjaannya. Setelah selesai ditaruhnya sapu dibalik pintu musholla.

"Kuncinya mana Lik?

"Kak Blue yang pegang, biarin aja pintunya nanti ada tukang mau benerin plafon" Labeeb mengikat tali sepatunya

"Lo mau dianter ke kelas?" Tanya Djati pada Hafsha.

"Gak, makasih"

"Anter aja Jul, sekalian"

Akhirnya Djati dan Labeeb mengantarkan Hafsha kembali ke kelas untung belum ada guru yang masuk.

☀️🌏🌙


Sama hal nya dengan kelas Hafsha, kelas Djati dan Labeeb pun belum ada guru yang masuk. Jadi mereka berdua bisa bernafas lega. Mereka dengan santai masuk kedalam kelas lalu berjalan kearah tempat duduk masing masing.

"Tumben belum dateng" tanya Labeeb menghadap kearah Nash yang duduk tepat dibelakangnya.

"Tadi udah, tapi keluar lagi nemenin anaknya BAK" jawab Nash lesuh

"Kalian berdua kok lama"

"Nungguin Hafsha, sekalian bersih bersih" giliran Djati yang menjawab

Nash terdiam lalu merogoh saku celananya mengambil Handphone.

"Jul, tadi gue di chat ibu Hafsha, Jum'at besok ibunya Hafsha mau pergi dinas sebulan ke Bengkulu. Dia nitip Hafsha ke gue selama pergi"

"Terus?"

"Hei Dzulfikar Djati Ali Ayyasy kamu lupa kesepakatan kita?"

Djati menghela nafas panjang "Jadi gue harus jagain Hafsha gitu?"

"Ya iyalah, tapi kalo lo gak mau gue dengan senang hati melakukan apa yang disuruh ibu Hafsha"

"Gak" ujar Djati dengan ekspresi cemberut

Labeeb hanya tertawa melihat perdebatan Keduanya.

"Kebetulan banget ya, kalo kek gini mempermudah misi kita, semakin sering Nash diberi tugas menjaga Hafsha semakin sering pula Djati dekat dengan Hafsha menggantikan tempat Nash"

Ucapan Labeeb hanya dibalas senyuman oleh Nash dan dengusan oleh Djati

☀️🌏🌙


Mohon dikoreksi jika ada informasi yang salah.

Terimakasih



Ënnerscheed (Ketika Cinta Punya Batas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang