chapter 28

1K 139 68
                                    












————————————

Memanen

——-——————————













Sinar bewarna Oranye yang berasal dari lentera  menyinari ruangan itu, sinarnya yang redup membuat mata berat, dengan iringan suara lembut wanita yang sedang membaca dongeng tentu lah membuat siapapun di sana mengantuk.

Iris bewarna (eyes colour) itu menjelajahi seisi ruangan, memastikan semua anak yang ada disana telah tidur.

Ia beranjak dari kursi, tangan nya menenteng sebuah buku dongeng klasik, melangkah dengan perlahan berusaha tidak membuat bunyi Sedikit pun.

Senyum tipis terukir di wajah nya, sungguh.. Menjadi seseorang yang dirindukan juga disayangi banyak orang tidak pernah terpikirkan sebelum nya. Awalnya kau kira kau hanya akan jadi karakter figuran yang tak berarti, tapi nyatanya kau menjadi salah satu karakter penting dalam pembangunan rencana mereka juga secara tidak sadar menjadi orang penting yang mempengaruhi  mental dan masa depan mereka.

Bahkan jadi orang yang berani berkorban untuk mereka. Tidak peduli itu berkorban dalam bentuk pakan, pangan ataupun nyawa.

Kakimu melangkah dengan perlahan ke luar kamar, hendak menuju ruangan yang sedang mengadakan rapat.

Mereka akan rapat mengenai, kondisi emma dan rencana selanjutnya.

Sejauh ini rencana (name) berjalan dengan lancar tanpa adanya kendala, kendala nya hanya ia harus memperkirakan kapan waktu ia "memanen" yang ia tanam. Kapan waktu itu tiba?

Karena yang ia tanam bukan hanya satu tanaman, melainkan puluhan tanaman yang di selimuti berbagai resiko.

Melihat ruangan dengan lampu menyala tanda rapat di adakan disana membuat (name) mempercepat langkah, tangan nya mengetuk pintu dengan semangat sebelum suara berat khas kagami-sama terdengar di telinga nya.

"Aku tidak bisa menahan ini lebih lama (name), kau harus menuai apa yang kau tanam. Sekarang."

Suara itu bergema di dalam kepalanya dan seketika mata dengan iris (eyecolour) itu membulat, tubuh nya bergetar, rasa perih mulai menyebar ke seluruh tubuh nya, cairan kental bewarna merah itu mulai menembus keluar, mengotori pakaian nya.

Tenggorokan nya gatal sehingga menciptakan batuk kecil yang mengeluarkan darah, dengan tangan bergetar gadis itu menekan area pinggang menuju paha.

Darah bercucuran deras dari sana, nafasnya pun tak beraturan. Sungguh rasa sakit ini membuatnya berpikir bahwa lebih baik mati dari pada merasakan sakit ini.

Sakit kepala ia rasakan lagi, efek benturan di kepalanya yang didapat saat melawan lewis baru terasa sekarang, rasa nyeri yang ia rasakan tampak nya berasal dari bagian bawah dari batang otak.

Ngilu, perih, panik dan lemas itu yang ia rasakan sekarang. Semua terjadi begitu cepat sampai gilda membuka pintu ruang rapat dengan senyum manis, siap siap menyambut gadis bernama (name) itu.

Bersamaan dengan gilda yang membuka pintu dengan lebar, tubuh gadis itu tumbang, kaki nya sudah tidak kuat menopang berat tubuhnya.

Mata ray membulat begitu melihat tubuh sang gadis tumbang, ia refleks meloncat dari kursi dan berlari menangkap tubuh (name) agar tidak membentur lantai.

🅺🅴🅻🅸🅽🅳🅰🅽 '•{The Promised Neverland X Reader}•'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang