Dr-Next (Macau) Date #5

640 54 2
                                    

Aku menunggu cukup lama sampai aku melihat Pol muncul.
Akhirnya setelah aku lemparkan ancaman, dia mau meresponku.

Hari ini seharian aku mau bersama dia.

"Pol" Aku melambaikan tanganku.
Berharap dia melihatku diantara banyak orang disana.

Apa yang membuatku sangat menyukainya? Dan aku sangat ingin memilikinya.

"Tuan Macau" dia memberi hormat.

"Panggil saja Macau, aku tidak keberatan"

"Ada apa Tuan memanggil saya kemari?"
Dia bertingkah sangat menyebalkan.

"Baiklah.. Tuan.. Ya Tuan.. Panggil saja aku begitu terus."

"ada apa Tuan memanggil saya kemari?"
Dia mengulanginya lagi.

"Pol kamu sudah makan?"

"sudah" jawabnya cepat.

"Temani aku makan dulu, aku lapar"

"Kita bisa selesaikan pembicaraan kita, lalu tuan bisa makan."

Orang ini menantangku.

" Ok Kamu mau bicara disini? "

" Silahkan Tuan"

Ok ini kamu yang minta, kalau kamu yang malu.
Tanggung sendiri.

"Kenapa Kamu membuangku setelah kita berhubungan sex?!"
aku jamin seluruh orang disana mendengarku.

Mata nya melebar, aku tau dia tidak siap dengan kalimat ku.
Jangan menantangku.
Ada beberapa orang berhenti dan melihat kami.

Pol menarik tanganku kuat. Dari tenaga yang dia pakai, aku tahu dia marah.
Dia hampir saja membuatku terhempas ke tanah.
"Tuan Macau!"
"Apa?!? Tadi kamu yang bilang mau bicara disana?!?"

"...."

"Apa? Salahku dimana? Aku lapar dan aku hanya ingin makan."
Aku lihat dia gelisah. Dia bingung.

"Ayo bicara sekarang! kamu bisa pulang setelah bicara. Aku kelaparan, dari pagi belum makan mana kamu peduli? Nunggu udah lama, sampe nggak sempet makan. Trus siapa tadi yang telat dateng."

"..."

"Nggak.. Nggak semua aku yang salah. Biasanya juga gitu"

"..."

"Kenapa diem aja, cepet! Katanya kita mau bicara!"

"..."

Aku berusaha mengatur nafas, karena ngomel butuh asupan oksigen yang banyak.

Dihadapanku juga menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya dengan berat.

Pol menggandeng tanganku.
"Katanya mau bicara? Ini mau kemana?" tanyaku.

Kami masuk ke dalam mall.
Aku berusaha dengan cara baik-baik untuk mendapatkan moment seperti ini. Tapi selalu gagal.
Tapi saat pakai trik, malah selalu berhasil,.

Selama dia menggandeng tanganku, aku tidak bisa menahan senyum ku. Aku bisa bebas tersenyum karena aku berjalan dibelakangnya.

"Mau makan apa Tuan?"

Aku tidak menjawab.
Aku memasang wajah cemberut.

"Tuan mau makan apa?"
Dia mengulangi pertanyaan yang sama.

Tapi aku tidak mau menjawab.
Kalau dia cukup peka harusnya tau bagaimana harus bicara.

"Macau, What do you want to eat?"
Senyumku mengembang tapi tidak di wajah, didalam hati.

TREAD (Macau , Pol) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang