Jatuh lebih dalam.

909 123 11
                                    

Aku yang sudah kebingungan bagaimana mengatasi pertengkaran kami terakhir kali. Ternyata kebingunganku tidak berguna.

Pol bersikap biasa saja setelah kejadian itu. Tapi ini membuatku takut. Apa dia sudah menyerah padaku? Apa nanti dia benar-benar memutuskan untuk tidak ikut kembali kesini bersamaku? Padahal saat itu aku hanya asal bicara karena sedang jengkel.

Kadang aku merasa menjadi yang pertama mencintai dia dan menjadi yang terlalu dalam mencintai. Dia mungkin menyukai aku tapi mungkin tidak sedalam aku.

'Yang, kamu pulang siang atau sore?" Tanya pol saat sarapan.

"Hmm.. siang" Jawabku singkat.

"Mau aku temani ke kampus?" tanya pol lagi.

"Nggak usah, aku sampai rumah jam 3"

"Mau makan dirumah atau diluar?" tanya pol lagi.

"Aku belum tahu, kamu bisa makan dulu"

"Ok.."

Pagi ini benar-benar setenang ini.




Aku dapat pesan, saat memasuki apartemen.

Pol : Yang, ini udah jam 3 kamu belum pulang. Dimana?

Aku : Aku udah dibawah. Sebentar lagi sampai.

Bahkan ini lebih tenang dari biasanya.





"Yang, udah makan?" Tanya pol saat aku sampai.

"Belum.. " Aku sengaja tidak makan saat tadi berkumpul dengan teman-temanku.

"Aku juga belum makan."

"Biar aku yang masak." aku sudah masuk ke dapur.

"Nggak usah, kita makan diluar aja."

Kami tidak bertengkar, tapi ini menyebalkan. Terasa begitu datar dan dingin.




Aku sudah berbaring di tempat tidur, hanya menutup mata tapi belum tidur.

Aku dengar suara pintu. Itu pasti Pol masuk, tadi dia masih di depan tv saat aku masuk kamar.

Ada tangan yang mengusap kepalaku beberpa kali.

Saat aku sedikit membuka mataku, Pol sudah tidur.



Ini sudah terjadi tiga hari. semua berjalan tenang. tapi ini membuat aku tidak tenang.

Malam ini Pol masih menonton series saat aku masuk ke kamar. Aku keluar lagi. Aku sudah tidak tahan lagi! Aku mau bertengkar dengan Pol! ketenagan ini membuat aku tersiksa.

"Pol! Ayo bertengkar!" Aku merebut remote, dan mematikan TV.

"Hah?" Pol bingung.

"Aku tidak suka sikap mu tiga hari ini!" Aku menjatuhkan diri ke sofa.

"Kenapa?"

"Kamu yang kenapa? Kenapa bersikap seperti itu? "

"..."

"Kamu mau putus denganku?" tanyaku

"Hah? Nggak." Pol menggeleng.

"Kenapa setelah marah-marah menakutkan seperti kemarin, kamu jadi baik banget! Kenapa?"

"Ya aku yang salah, harusnya aku tidak bersikap begitu"

"Cuma itu?"

"Ya, dan kamu masih ujian. kamu harus fokus ujian. "

Aku terdiam, ternyata dia sesederhana itu.

Aku menarik nafas panjang, dan menghembuskannya dengan berat. Aku menunduk dan menyandarkan tubuhku ke sofa.

TREAD (Macau , Pol) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang