Pilihan Terakhir (18+)

1.2K 132 41
                                    

POV Pol

Mendengar langsung dari mulut Macau tentang apa yang sudah terjadi , ternyata rasanya tetap sakit. Dia bisa menyembunyikan apa yang sudah terjadi antara dia dan Arm, tapi dia terlalu jujur hingga memutuskan untuk menceritakan padaku.

Tapi jika dia tidak mengatakannya padaku, dan suatu hari aku menemukan kenyataan itu sendiri apakah rasanya tidak sesakit ini?

Entahlah.

Aku membawa harapan besar, karena Ibu sudah mulai melunak dan mau bertemu Macau. Hatiku penuh kebahagiaan karena perkembangan bagus ini.

Tapi,

Apa yang aku dapat? Kabar yang sangat menyakitkan.

Aku memilih untuk pergi menjauh dari keramaian sebentar. Tidak ada siapa pun dan hanya ada aku, serta hatiku yang terluka parah.

Kenapa Arm ? Kenapa? Dia sahabat seperti saudara untukku.

Kenapa aku tidak ada disana? sehingga kejadian itu tidak akan terjadi.

Kenapa? kenapa Macau harus mabuk?

Awalnya aku menyalahkan semua orang termasuk diriku, tapi pada akhirnya aku menyalahkan keadaan.

Macau memberikan kebebasan untuk ku memilih. Tapi sejujurnya aku berharap dia sedikit memohon untuk aku tetap tinggal bersamanya. Aku berharap dia memohon agar aku tidk meninggalkannya. Mengapa dia dengan mudah melepaskanku?

Hubungan kami berjalan sudah bertahan-tahun. Apakah aku harus membuat semuanya sia-sia hanya karena satu kesalahan yang Arm buat? Apakah aku akan membiarkan Arm menghancurkan hubungan yang aku bangun bertahan-tahun? Apakah aku akan membiarkan dia berhasil merebut macau diriku? Apakah aku harus pergi dan membuang harapan besarku hidup bersama Macau?

Tidak. Aku teramat mencintai Macau. Sampai Ibu saja aku hadapi untuk bisa bersama Macau.

Semua berkecamuk di dalam kepalaku.

Inilah isi kepala Pria yang 6 tahun lebih tua dari Macau. Isi kepala orang dewasa yang dulu tidak dimengerti Macau. Aku penuh pertimbangan sebelum memutuskan. Dan saat seperti ini akan membantuku memutuskan.

Aku akan kembali pada Macau, dan memberi pelajaran pada Arm. Bagaimana seharusnya orang dewasa bertindak.

Selesai.

"Sayang.. kamu nggak boleh minum kalau nggak ada aku." Kataku sambil memeluk Macau.

Macau mengangguk didalam pelukanku.






Aku melihat Macau gugup sebelum turun dari mobil.

"Jangan takut, ada aku."

Dia masih diam.

"Pol, Kalau ibu mu..." Macau menggenggam tanganku kuat.

Aku tersenyum, " Kamu biasanya pemberani? Biasanya trobos sana-sini."

"Nggak tahu, aku nggak tahu," Macau menunduk.

"Udah..ayo masuk dulu."

Ibu sudah menunggu di ruang keluarga. Kenapa Ibu memasang wajah menakutkan? Pembicaraan terakhir kami, Ibu sudah baik-baik saja. Ekspresi Ibu membuat Macau duduk sambil terus menunduk.

"Ibu.. Jangan membuat Macau takut." Kataku.

Ibu hanya memandang ke arah Macau, yang masih menunduk.

"Macau.." Aku raih tangannya.

"Hmm.. iya.."

"Apa kamu membuat kesalahan? sampai ketakutan seperti itu?" Tanya Ibu pada Macau.

Macau mulai menegakkan kepalanya, lalu tersenyum.

TREAD (Macau , Pol) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang