Mencintai dalam diam.

907 116 54
                                    

Siapa aku? Aku hanya orang yang mencintaimu dalam diam.

Aku melihat kamu tumbuh, sampai kamu menjadi dewasa seperti sekarang.

Anak laki-laki itu berubah menjadi pria dewasa yang pemberani.

Pria yang berani menunjukan dirinya dengan jelas. Berani menunjukan perasaannya dengan sangat nyata. Berani memberi cinta dengan segala cara.

Aku mengawasi kamu dalam diam. Kamu berjuang untuk cinta mu, yang tidak pernah berani aku lakukan.

Aku melihat segalanya, aku tahu segalanya tapi lagi-lagi aku diam.

Aku ada disana, saat kamu pertama kali menunjukan perhatian mu dan itu bukan untuk ku.

Aku ada disana , saat kamu pertama kali menunjukan cinta mu dan itu juga bukan untukku.

Aku melihat bagaimana bersemangatnya kamu saat ingin mendapatkan hatinya.

Di umurmu yang masih muda, kamu punya keberanian melebihi orang dewasa.

Saat aku melihat kedekatan kalian di beberapa sudut rumah keluarga utama, aku tahu aku tidak punya kesempatan.

Apalagi saat aku melihat kalian masuk kekamar pengawal, dan keluar dengan baju berantakan. Hatiku ikut berantakan.

Melihat bagaimana kamu di abaikan, andaikan kamu datang padaku.. aku tidak akan pernah mengabaikanmu.

Melihat kamu berani menantang bahaya untuk keluargamu, aku bangga tapi juga khawatir.

Beruntungnya orang itu bisa meneriakan namamu saat begitu khawatir, sedangkan aku hanya bisa meneriakan namamu dalam hatiku.

Aku yang mencintaimu dalam diam, pasti tidak terlihat olehmu.

Kalau orang yang kamu cintai itu pengecut, aku adalah pecundang.

Aku menyimpan mu rapat dihatiku. Disebuah ruang terkunci, yang aku tidak tahu dimana kuncinya.

Aku ingin mengeluarkanmu dari sana, tapi tidak bisa.

Hingga hari ini, setelah sekian tahun aku tidak melihat kalian.

Aku tidak bahagia , melihat kalian bahagia bersama. Ini pertama kalinya aku jujur pada diriku sendiri.

Tapi aku bahagia, melihat kamu terus tersenyum. Bisakah aku yang berdiri disampingmu? Bisakah? Bisakah bukan orang lain? Bisakah aku saja?

Setelah sekian tahun, maafkan aku...bahkan aku ingin melihat kalian berpisah.

Tapi aku tidak punya nyali untuk melakukannya.

Sudah biarkan begini saja.

Aku akan mengawasimu dalam diam. Saat kamu membutuhkanku, aku akan ada disini. Cari saja aku, kamu akan menemukanku. Aku tidak akan pergi kemana-mana. Aku masih ditempat yang sama. Ditempat aku begitu menikmati mencintaimu dalam diam.


Hari ini di Villa Tuan Vegas aku melihat kamu setelah sekian lama.

Aku menarik nafas panjang sebelum menyapa mereka.

"Tuan Macau.. Pol" Aku tersenyum kearah mereka.

"Hei.. Arm" Tuan Macau menjabat tanganku dan memelukku.

Apa kabarmu Tuan? Apa kamu baik-baik saja? Ini suara didalam hatiku. Bahkan mengucapkan hal sederhana seperti ini aku tidak bisa.

"Hai Arm.. apa kabar?" Ganti Pol memelukku.

"Aku baik.. Kalian pulang ,nggak main ke rumah keluarga utama? Pol kamu lupa padaku?" Aku menggoda sahabatku.

"Jangan berlebihan, selama di America kita sering Video call.." Jawab Pol lalu memukul perutku.

"Aduh..Hahaha!!"

"Gimana? Mana kekasihmu?" tanya Pol.

"Kekasih siapa? Aku tidak punya kekasih, aku sibuk bekerja."

"Jangan pura-pura, bukannya kamu sudah suka sama orang itu lama." Pol lagi-lagi memukul perutku. Aku pernah menceritakan ini pada Pol , dulu.. dulu sekali.

"Siapa?" Tanya Tuan Macau.

"Dia nggak pernah mau bilang siapa, dia suka mencintai orang diam-diam.. " Pol terlalu banyak bicara

Mereka harus pergi karena Tuan Vegas sudah muncul, dan acara akan dimulai.

Tapi Tuan Macau, melihat ke arahku sebelum pergi.

"Arm, pasti kamu akan menemukan orang yang mencintaimu." dan dia pergi.

Bisakah orang itu kamu? Bisakah? Seperti kataku, aku masih disini.

Dua hari setelah pesta Tuan Vegas dan Pete.

Hari ini, aku melihat mobil Tuan Macau di jalan dekat rumah keluarga utama.

Aku ketuk jendelanya, saat aku bisa melihat wajah itu. Wajahnya lusuh.

"Maaf Tuan Macau.."

"Arm.. " panggilnya pelan.

"Tuan kenapa? Pol dimana?"

"Pol belum kembali ?" tanya nya.

"Belum, Tuan.. ada apa?"

"Ibu Pol tidak menyetujui kami, Dia meminta kami putus."

"Hah?" Aku harus ikut sedih, atau malah bahagia.

"Aku pergi lebih dulu dari rumah Pol, aku tidak ingin membuat mereka bertengkar."

"Tuan mau masuk dulu.."

Dia menggeleng.

"Aku pergi saja.."

"Tuan... mau kemana ? Mau saya ikut?" Aku menawarkan diri.

"Kamu sedang bekerja kan?"

"Tidak. hari ini libur"

Pol kamu boleh membenciku. Tapi jika ini kesempatan untukku walau hanya sementara, biarkan aku dekat dengannya sebentar saja.




Gilaaaaaaaa!!! Bisa-bisanya muncul cerita begini diotak aku!!!!!

Sabar ya teman-teman.. sabar..

janganlah marah dulu padaku...

hahahaha...

ini muncul di otak aku yang mungil ini, dan harus di tulis biar Pol Macau itu ada tantangannya sedikit ya...

Sabar ya...

Peluk duluuu ahhh 🤗🤗🤗
Biar ga kena marah...

TREAD (Macau , Pol) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang