Aku Salah

966 116 40
                                    

"Aku..salah.." Aku berdiri tepat di depan Pol. Dia duduk diatas kasur dan memandangku dengan alis berkerut.

"Apa sayang?" dia ingin meraih tanganku, tapi aku menghindar.

"Setelah aku cerita semua.. kamu boleh memutuskan, untuk terus bersamaku atau ingin berpisah. Aku hanya ingin bilang, I love You Pol... hatiku tidak goyah sedikitpun..dan aku masih Macau yang sama yang tidak pernah berbohong padamu"

Aku tidak bisa membendung air mataku.

"Apa yang terjadi?" wajah Pol berubah serius.

Aku memandang wajah Pol selama yang aku bisa. Aku tidak tahu, mungkin setelah ini dia akan pergi. Mungkin setelah Mendengar ceritaku dia akan memilih meninggalkanku. dan aku tidak akan melihat wajahnya lagi.

"Saat kami berenang aku dengar Arm bilang dia mencintaiku, tapi aku pura-pura tidak dengar apa yang dia katakan. Aku kasihan sama Arm. Lalu kami minum, dan aku mabuk. Saat aku bangun, aku... " Air mataku menetes lagi.

"Aku... aku melakukan itu dengan Arm. Aku tidak ingat bagaimana itu dimulai, aku tidak bisa ingat apapun.. benar-benar tidak ada di ingatanku.. yang aku tahu saat aku bangun, badanku sakit "

Aku melihat wajah Pol berubah merah, matanya berair. Aku tidak tahan menatap wajahnya lagi, aku menunduk menyembunyikan wajahku. Air mataku terus mengalir. sekilas aku melihat kedua tangan Pol mengepal sampai bergetar. Dia pasti sangat marah.

"Aku salah.. aku menyakiti kamu.. aku selingkuh, disaat kamu sedang berjuang untuk hubungan kita"

Aku menghapus air mataku yang tidak mau berhenti.

Aku tidak mendengar sepatah katapun dari Pol.

Pol berdiri dan melangkah pergi tanpa sepatah katapun.

Dia meninggalkanku.

Apa ini keputusannya? Apa hubungan kami benar-benar berakhir? Sebelum dia sempat melangkah keluar dari pintu kamarku,

"Pol, I love you.. aku bisa jamin itu dengan nyawaku"

Lalu dia menghilang dibalik pintu.

Setelah Pol pergi, Pol tidak menghubungiku sama sekali. Dan aku tidak berani menghubunginya. Aku hanya tiduran seharian.

Terus menggema di dalam kepalaku, kenapa? Kenapa? kenapa ini semua harus terjadi? Kenapa? Kenapa itu Arm? Aku tidak bisa membayangkan hancurnya perasaan Pol. Arm adalah sahabatnya, yang masih sering dihubungi bahkan saat kami di amerika.

Aku menatap kosong langit-langit kamarku. Aku tidak tahu, sudah berapa lama aku hanya berbaring. Aku tidak merasa lapar sama sekali. Aku melirik ke jendela, hari sudah mulai malam. Aku menutup mataku dengan kuat.
Lalu,,

"Sayang.."

Aku seperti mendengar samar suara Pol.

"Sayang.." suara itu muncul lagi.

Lama kelamaan suara itu jelas. Aku pasti sedang berhalusinasi. Baru sehari saja aku sudah seperti ini, bagaiamana aku menjalani hidupku kedepan tanpa Pol?

"Sayang.." Aku merasakan tangan menyentuh kepalaku.

Aku membuka mata seketika.

BENAR!

Pol yang ada dihadapanku.

"Pol..." Aku tidak sedang bermimpi kan?

Aku memeluk pinggangnya.

"Aku kira kamu nggak mau ketemu aku lagi. Maafkan aku.. "

Pol memeluk kepalaku yang saat itu ada dipangkuannya.

TREAD (Macau , Pol) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang