Pulang

835 114 8
                                    

"Hallo.. ya kak Vegas, tumben telepon ?" aku tidak menduga Kak Vegas meneleponku, karena biasanya Kak pete atau Venice yang menghubungiku.

"Bukannya kamu takut kalau aku telepon?" suaranya masih saja menyeramkan.

"Hehehe.. ada apa ? "

"Macau, kapan ujianmu selesai?"

"Dua minggu lagi, ada apa?"

"Setelah ujian, kalian pulang sebentar.. "

"Ada apa? Semua baik-baik aja kan?"

"Baik.. Hmm.. Aku akan melamar Pete.."

"Hah!!! Iya-iya.. aku pulang.. "

"Jangan sampai Pete tahu.."

"Hahaha.. ok.. ok.. kamu kenapa sekarang romantis banget sih.." Ledek ku.

"Huss.. udah gitu aja"

Kak Vegas, mau melamar Kak Pete..

Luar biasa!!!

Seorang Vegas peduli dengan komitmen yang jelas. Kakak ku sudah sangat berubah.

Tidak seperti orang didepanku yang di kepalanya cuma ada game dan nonton series.

Jangankan memikirkan hal romantis seperti itu, kami saja nggak punya hari jadian.

Semakin dipikirkan semakin menyebalkan.

"Yang.."

"Hmm.." Dia masih sibuk main game.

"Pol.. "

"Iya.. apa?"

"Kita pulang setelah ujianku selesai."

"Ada apa?" tangan dan matanya masih focus ke game.

"Kak Vegas, mau melamar kak pete"

"Oh.."

"Kak Vegas jadi romantis sekarang. oh ya Jangan bilang-bilang kak pete."

"hmm.."

Ok.. Pol memang tidak pernah peduli tentang hal seperti ini.

"Bukankah mereka sudah bersama cukup lama, kenapa harus dilamar ?"

Dia tidak sadar sedang membangunkan macan tidur didalamku.

"Ya berarti Kak Vegas , pengen itu jadi moment special."

"Bukannya itu pemborosan.."

Apa dia bilang ??? pemborosan !!

"Apa? jadi menurutmu itu pemborosan ?"

"Mereka sudah bersama sudah lama, hidup bersama, mereka bahkan sudah seperti satu keluarga dengan anak. Buat apa lamaran lagi?"

Bicaranya lancar banget, tanpa melihatku. Masih terus bermain game.

"Pasti dibuat acara mewah, Belum cincinnya , belum biaya kita pulang dan kembali kesini."

Aku semakin yakin, Pol tidak pernah peduli dengan hal-hal yang aku pedulikan.

"Ya kan bukan masalah uangnya." aku berusaha menjelaskan, ini tentang moment bukan besaran uang yang dikeluarkan.

"Ya tetep aja keluar uang cuma buat begitu."

" Ya udah sih, bukan uang kamu juga yang dipakai kak Vegas."

Dia manggut-manggut.

Emosiku terpancing.

"Kalau mau nggak boros, Jangan ikut aku kembali kesini. sudah kami disana saja nanti" Aku rebut hp di tangan Pol dan membuangnya ke sofa.

"Hei!!! yang.. !!" Pol mengambil hpnya. dia masih peduli dengan gamenya. Dia tidak sadar sudah membuat aku sedih.

TREAD (Macau , Pol) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang