38 : Kecewa?

37.1K 1.7K 138
                                    

Target lama banget tercapainya hiks hiks, jadi mulai sekarang gak aku target.

Tapi, kalian harus tetap vote okay? Demi kelanjutan cerita ini.

Karena jujur, aku udah mulai cape kalo nunggu target gitu. Rasa semangat nya hilang. Kadang malah ada rencana gamau lanjutin cerita ini.

Tapi itu semua aku hilangin dari pikiran aku, karena aku masih inget sama kalian yang rajin banget vote nya.

Pokoknya, terimakasih banyak buat kalian yang udah rajin banget vote nya apalagi comment☹️❤️.

Pokoknya, terimakasih banyak buat kalian yang udah rajin banget vote nya apalagi comment☹️❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Woii lo ngapain turu di situ anjir!"

Alaska yang sedang terkapar lemah di atas aspal membalikkan badannya lalu menatap sayu seorang cowok yang baru saja datang dan langsung berteriak kencang itu.

"Anjir muka lo! Kenapa bonyok begitu dah?"

"Bacot!" Alaska berdecak sambil memutar bola matanya malas.

Cowok itu baru saja di keroyok oleh orang suruhan 'cowok asing' tadi. Mengingat si 'cowok asing' Alaska jadi ingat istrinya.

Alaska memejamkan matanya kuat untuk menghilangkan rasa pusing yang sangat mendera kepalanya.

Lalu cowok itu langsung bangkit walaupun dengan tubuh sempoyongan, sedangkan cowok tadi masih menatap cengo Alaska.

"Bantuin bangsat." Alaska berdecak kesal sambil menatap cowok yang sedang berdiri dengan wajah cengonya.

"Eh iya." Cowok yang baru saja sadar dari ke-cengoannya langsung merangkul Alaska dan membawa tubuh Alaska ke arah motor cowok itu. Ke motor Alaska maksudnya.

"IDIH ANJING! NGAPAIN GUE RANGKUL-RANGKUL LO. JIJIK BINGGO." pekik cowok yang merangkul Alaska setelah sadar.

Alaska menatap datar cowok itu. "Lebay."

Lalu setelahnya Alaska menaikki motornya walaupun kepala nya sangat pusing, ia harus cepat-cepat menyelamatkan istrinya walaupun ia tidak yakin istrinya masih berada di rumah.

Dadanya terasa sesak membayangkan keadaan sang istri sekarang. Ia hanya bisa berdoa semoga sang istri baik-baik saja.

"Ban lo kempes njing."

Alaska tersentak mendengar ucapan itu, saat ia mengecek ban motornya ternyata benar ban motornya kempes.

Orang-orang tadi ternyata memang sudah merencanakan ini semua, sampai-sampai ban motornya di kempeskan oleh mereka.

Alaska menatap cowok tadi yang tak lain adalah Rizal.

"Anterin gue pulang."

"Ogah."

ALASKA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang