"Duh, gue lanjut ga ya. Kok takut masuk gue."
Minho sekarang berdiri di depan gerbang rumah sakit. Minho pengen jenguk Hayeon sekalian bawain buket baby breath soalnya pasti yang kemarin udah kering. Tapi ini baru juga sampe depan gerbang Minho udah keringetan.
Minho ngehela nafasnya pelan. Minho udah menyiapkan mentalnya buat masuk ke dalam rumah sakit setelah tujuh tahun ke belakang Minho cuma bisa berhenti sampe depan doang.
"Ma, beri Minho kekuatan biar Minho berani masuk ke dalem, Ma. Minho pengen jengukin Hayeon."
Minho akhirnya memberanikan diri masuk ke dalem rumah sakit. Asli atmosfer di rumah sakit ini menurut Minho mencekam banget. Mana udah malem juga jadi ini sepi banget.
Tangan Minho gemetaran karena selalu kebayang hari dimana Mamanya meninggal di rumah sakit ini.
Meski gemetaran, Minho masih lanjut nyari ruangannya Hayeon. Pengen berhenti tapi nanggung soalnya udah setengah jalan.
Nggak lama kemudian Minho sampe didepan ruangan Hayeon. Ruangan Hayeon ini ruangan VIP. Ya mungkin bisa dibilang ini ruangan pribadi Hayeon soalnya saking seringnya ke rumah sakit, ini ruangan udah disewa sama Chansung.
Cklek.
Minho buka pintu dan lihat Hayeon lagi tidur. Hyunjin masih ngerjain tugas ditemenin sama Chansung.
"Loh, Minho? Kamu kesini?" Tanya Chansung
Minho masuk dan letakin buket bunga baby breath itu ke nakas. Tangan Minho masih aja gemetaran dan itu di notice sama Chansung.
"Nggak perlu memaksakan diri kalau kamu emang masih trauma Minho. Itu tangan kamu sampe gemeteran gitu. Kamu gak apa-apa?" Tanya Chansung
Minho nggak jawab soalnya masih sibuk kontrol detak jantungnya dan mencoba buat nenangin dirinya biar tangannya ga tremor lagi.
Chansung lalu ngasih segelas air ke Minho, "Nih minum dulu. Ya ampun sampe keringet dingin begini kamu."
Minho dengan cepat minum air itu dalam sekali tegukan. Sekarang Minho udah cukup tenang.
"Tumbenan kesini lo, Kak? Biasanya juga ogah banget. Kesambet apa lo? Jangan jangan ada maksud tersembunyi?" Tanya Hyunjin
"Hush, gak boleh ngomong gitu, Hyunjin. Ini Minho susah payah dateng kesini. Jangan dijulidin." Kata Chansung
Minho lalu duduk di kursi samping ranjang Hayeon. Hayeon masih tidur.
"Maaf Papa Chansung, gara-gara Aku Hayeon jadi begini kondisinya. Ini pasti karena Hayeon kecapekan karena abis stay cation sama aku."
"Ngga usah merasa bersalah. Sekarang Hayeon udah membaik kok. Cuma ya gitu. Anaknya gak mau makan. Dia hari ini cuma makan buah aja."
Minho udah menduga kalau Hayeon gak mau makan. Soalnya Hayeon sering curhat kalau dia gak suka masakan rumah sakit yang hambar banget. Makanya Minho sering bawain makanan dari luar kalo Hayeon sakit. Ya meski Minho gak kasih langsung ke Hayeon melainkan dititipin ke satpam atau suster.
"Hngg... Haus."
Ngeliat Hayeon yang perlahan membuka matanya kemudian ngeluh kehausan bikin Minho dengan sigap ngasih minum ke Hayeon. Disini Hayeon belum sadar kalau Minho udah dateng.
Setelah minum, Hayeon buka matanya perlahan dan ngelihat Minho lagi duduk di sebelahnya.
"Eh? Kok ada Minho? Gue belum sepenuhnya sadar kali ya?" Monolog Hayeon lalu ngucek matanya biar penglihatannya jadi lebih jelas.
"Pa, ini mata aku kenapa ya? Kok aku lihat Minho disini?" Tanya Hayeon
"Ya emang dia ada disini, Hayeon. Gimana sih kamu. Ini Minho beneran ada disini."
"HAH?! SERIUS?!"
Hayeon tiba tiba mengubah posisinya jadi duduk dan bikin Minho sama Chansung kaget. Hayeon lalu nusuk nusuk pipi Minho pake jarinya. Memastikan bahwa didepan dia ini emang Minho.
"Lah, beneran anjir." Kata Hayeon
"Ya emang bener. Lo kira gue apa? Setan?"
Oke, Hayeon mengkaget karena untuk pertama kalinya Minho mau dateng kerumah sakit ini setelah tujuh tahun ngga pernah mau dateng.
"Hyunjin, keluat yuk. Papa pengen cari kopi di kantin rumah sakit." Ajak Chansung
"Mager ah Pa malem malem begini keluar. Aku disini aja deh."
"Oh, boleh. Asal kamu tahan aja sih ngelihat orang pacaran. Kamu kan jomblo, Papa takutnya kamu nanti kejang kejang gara gara iri lihat mereka berdua."
Buset, Chansung ini bener bener. Akhirnya Hyunjin ikut Chansung ke kantin daripada harus tetep dikamar ngelihat Hayeon sama Minho.
"Tumbenan kesini? Ngga sama Naeun?"
"Hayeon gue—"
"Waktu itu lo ga kesini karena mau jagain Naeun yang sakit, terus tadi juga lo jalan jalan kan sama Naeun? Duh, bahagia banget kayanya."
"Hay—"
"Gue males basa basi, Min. Kalo lo emang beneran cinta sama Naeun dan mau sama dia yaudah kita berhenti sampe sini."
"Apa apaan sih, gue gak mau!"
Hayeon ketawa pelan. Selalu aja kaya gini.
"Gue capek Min disakitin terus sama cowok brengsek kaya lo. Kemarin aja lo bilang lo suka gue, tapi sekarang? Labil banget jadi orang. Kalo mau jatuhin gue, yaudah jatuhin aja. Ngga perlu lo terbangin dulu terus lo jatuhin kaya gini, sakitnya lebih parah Min."
Minho berusaha buat megang tangan Hayeon tapi langsung ditepis.
"Gue capek Min kaya gini terus. Kalo lo emang gak serius, leave me. I'll let you go."
"No, you can't let me go because I don't want to go either. Maaf karena udah nyakitin lo lagi Hayeon. Gue brengsek, gue tahu itu."
Hayeon udah bener bener capek sama kata maaf yang keluar dari mulut Minho. Karena percuma Minho bilang maaf kalo ujung-ujungnya bakal ngelakuin lagi dan hal kaya gitu dilakukan berulang kali.
"Please give me a chance. I promise I won't do it again." Kata Minho lalu menggenggam erat tangan Hayeon sambil nundukin kepalanya.
Hayeon memalingkan wajahnya kemudian menghela nafasnya pelan.
"Oke, gue kasih lo satu kesempatan lagi. Hanya satu, Min. Ngga akan ada negosiasi lagi alias gue gak akan kasih lo kesempatan yang lain kalau lo sampe sia-siakan kesempatan yang udah gue kasih."
Lagi dan lagi. Hayeon selalu luluh sama Minho.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love || Lee Know
Fanfiction[ON GOING] Tentang cewe bernama Hwang Hayeon yang harus sabar menghadapi sikap tunangannya, Lee Minho. Juga tentang sosok Hayeon yang mencoba bertahan hidup agar bisa terus menemani Minho hingga maut memisahkan.