"Ouch...sejak kapan kau membawa borgol.." Jimin menatap ngeri tanganya yang sudah terpaut borgol. Mereka sudah sampai di rumah beberapa saat lalu tapi tiba-tiba Jungkook menariknya menuju kamar miliknya. Sedangkan pelaku hanya diam dan mulai menggeledah isi tasnya.
"Apa lagi yang akan kau keluarkan... Oh astaga kook.. Aku tidak tau kau memiliki hobi semacam itu..."
Jimin sedikit melotot dan kembali terkejut dengan apa yang di kluarkan Jungkook. Sebuah benda panjang berbentuk kelamin pria yang ukuranya besar. Ya walaupun tak sebesar punya Jungkook.
"Kook kumohon berhenti.. aku minta maaf okee ... Kau tau aku bukan masokis kan...aku takut dengan benda-benda itu cepat singkirkan!!." Teriaknya dengan raut ketakutan dan ngeri dengan perlakuan Jungkook yang tiba-tiba berubah menurutnya.
Akhirnya Jungkook berhenti melihat Jimin yang hampir menangis. Senang rasanya bisa mengerjai balik kekasihnya itu. Tentu saja ia tak benar-benar serius dengan yang di lakukanya. Melihat expresi Jimin yang takut membuatnya semakin lucu bagaimana ia bisa tahan.
Dan benda terakhir yang Jungkook keluarkan adalah kunci. Ia membelai tangan Jimin yang memerah menciumnya sayang lalu tersenyum miring. "Sebenarnya aku ingin menghukumu tapi aku tidak tega.. Kau bebas.." Ucapnya setelah melepas borgol dari tangan Jimin.
"Ini berlebihan kau tau.. Jahat sekali." Jimin memalingkan wajahnya dengan kesal.
"Apa kau sungguh takut..kupikir kau menyukainya jadi aku tak akan berhenti tadi.." Ucap Jungkook menarik wajah Jimin untuk menghadapnya.
"Kau mengerikan.. aku suka Jungkook yang polos dan kelihatan bodoh.. kau kira kau keren tadi? Kau seperti psyco yang hendak memutilasi tubuhku.." Jimin menggidik ngeri saat mengingatnya.
"Aku bahkan bisa membuatmu telanjang hanya dengan menatapmu saja.." Mata Jimin terkunci saat Jungkook menatapnya dengan sensual seakan apa yang dia katakan barusan adalah benar.
Glup..
Seketika tubuh Jimin meremang,ia menelan ludahnya gugup dan kenapa Jungkook yang menatapnya seperti itu terlihat sexy. Ia telat menyadarinya karna memang dari dulu Jungkook sudah sangat panas, terutama di ranjang.
"Oith s-sejak kapan-
"Sssht.."
Jungkook membungkam mulut Jimin yang hendak protes saat Jungkook mulai perlahan melucutinya tanpa sadar. Shit memang benar apa yang di katakanya. Tanpa sadar ia terbuai hingga ia jadi lemah di bawahnya.
"Kook nghh.."
"I-itu kotor aku belum mandi.." Ucapan jimin tak di respon sedangkan Jungkook semakin gencar mempermainkanya di bawah sana.
Tangan Jimin semakin meremas pundak Jungkook kuat,sensasi yang luar biasa ia rasakan hanya karna Jungkook yang bermain di bawahnya.' Tunggu,hal seperti ini.. apa aku akan menjadi dominan sekarang.."
"Kook berhenti! Aku akan keluar!"
Jungkook mengangkat wajahnya saat terasa di mulutnya merasakan sesuatu. Ia menjulurkan lidahnya di hadapan Jimin dan menjilatinya dengan sensual. Jimin lagi-lagi menelan ludahnya.
"Oh shit, wajahmu kook.. Jangan perlihatkan wajah seperti itu..Apa kau ingin ku masuki hah.."
Jungkook tersentak, apa yang di ucapkan Jimin seketika membuatnya down.
"Jangan bercanda Jimin... Apa tampangku sepertimu.. aku jadi malu dengan otot-otot di perutku ini.." Ujar Jungkook kesal. Sedangkan Jimin masih lemas dengan ejakulasi nya,jadi ia tak menggubris perkataan Jungkook.
Karena Jimin diam,tanpa aba-aba Jungkook memutar tubuh Jimin menjadi tengkurap. Jimin sedikit terkejut.
"A-apa apaan sekarang ."
"Bukankan kita baru akan memulai.." Ucap Jungkook sudah menyiapkan kepunyaanya. Jimin melirik dari samping dan ia melotot horor.
"Kook.. aku baru saja keluar.. s-setidaknya biarkan aku istirahat." Ujar Jimin memelas tapi itu tak akan membuat Jungkook mundur. Ia akan maju.
"Itu.. adalah hukumanmu..
"Aghh!!...
.
.Sedangkan di balik pintu.
"Apa mereka selalu bertengkar,kenapa berisik sekali dari dalam.." Tanya Yoongi pada ibunya Jimin yang tak sengaja berpapasan bareng di depan pintu Jimin.
"Karena kamu akan tinggal di sini jadi biasakan ya sayang.. terkadang mereka bisa ribut sampe pagi.. terkadang Bibi suka heran saat Jimin keluar dari kamar selalu mengeluh badanya pegal-pegal." Jelasnya membuat Yoongi menyerngit.
"Apa bibi ga melerai mereka.. mungkin Jungkook terlalu keras pada Jimin.." Usulnya yang mendapat anggukan beberapa kali dari ibu Jeon.
"Benar.. Nah kan ada kamu sekarang.. Bibi minta tolong ya.." Ucapnya dengan senyumanya yang membuat Yoongi tak mampu menolak.
Dan seketika Yoongi menyesal mengatakan itu,tapi karna ia sangat menghormati wanita yang tak lain saudara ibunya itu, Ia hanya mengangguk mengiyakan. Dengan terpaksa.
Setelah kepergian bibinya itu ia kembali memperhatikan kamar Jimin yang sudah tenang.
"Aku tebak mereka ketiduran.. Entah kapan dewasanya mereka.."lalu ia melenggang pergi dari depan pintu itu.
.
."Aduh!lepass.." Jimin menyingkirkan tangan Jungkook yang membungkam mulutnya.
"Ssth.. Tadi seperti suara Yoongi.."
Mendengar itu membuat Jimin terjingkat dan ia hampir berdiri kalau tak di tahan Jungkook.
"Kau serius? Ah! aku lupa kalau Yoongi akan tinggal di sini!"
"Apa!!"
"Shht.. Ga usah teriak!.." Kini Jimin yang membungkam mulut Jungkook.
Mereka berdua saling bertatapan. Lalu berbaring bersama dengan helaan nafas kasar.
"Kita tak bisa bebas melakukan ini di sini.. Yoongi itu sensitif,lama nanti ia akan menyadarinya.." Ujar Jimin yang mendapat anggukan Jungkook.
"Hahhh"
Mereka menghela nafas berat bersama. Ujian akan di mulai dari sekarang.
Tbc.
Hai i'm back...
Hiatus lagi ya >°<
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Me ( Kookmin18+)
Fanfiction'Saudara tiri yang menggairahkan ' Fujo in here Mengandung unsur 🔞 Homophobic di larang masuk Khusus Kookmin area... bxb bdsm! Ngga suka abaikan! Luv u 🖤