Di sebuah ruang keluarga terdapat beberapa orang tengah menjalankan tugasnya masing-masing. Jimin yang baru pulang dari urusanya sedikit terkejut karena mendapati rumahnya yang sedikit ramai karena para maid yang mondar mandir mempersiapkan sesuatu.
Jimin hidup dengan Sang ibu ayahnya meninggal beberapa tahun lalu karena serangan jantung. Dan ia cukup dalam kategori orang yang berada karena Sang Ayah memberikan Warisan yang lumayan banyak. Dan untuk kali di rumahnya terlihat tengah mengadakan acara. Apakah ada tamu?.
"Mah? Ada apa ini.?.
Ku pikir hari ulang tahunku masih lama.. "Sang ibu hanya terkekeh menanggapi ucapan Sang anak. Wanita yang terbilang tidak terlalu tua di umurnya ke 38 tahun tersebut mendekati Sang anak dan memegang tanganya lembut.
"Mamah sedang bahagia Jimin.. "
Jimin sedikit mengangkat alisnya heran. Ya walaupun ia jarang melihat ibunya bahagia. Tapi jika ibunya sesenang ini kenapa ia tidak?.
"Memang ada apa mah?.. "
"Kita akan kedatangan tamu spesial.. Dan mamah harap kamu mau bersikap baik di depannya.. Mau melakukanya untuk mamah kan nak?.. "
Walaupun Jimin terlihat seperti biasa saja. Tapi sebenarnya ia merasa sedikit tidak suka. Ia jelas tau maksud sang ibu yang mengatakan akan ada tamu spesial. Dan ini sudah keberapa kalinya Jimin selalu membuat kekacauan kepada tamu sang ibu.
Dia hanya tidak mau ada seseorang yang menggantikan orang paling penting di hidupnya.
"Aku tak yakin Mah..
Tapi aku tak akan ikut andil dalam acara ini.. Maaf.. "Jimin melenggang pergi ke kamarnya meninggalkan ibunya yang hanya bisa menghela nafas menanggapi sifat anaknya yang terbilang kekanakan.
_
_Malam pun tiba dan lelaki manis itu masih berbaring di kasurnya sesekali mengetik sesuatu di ponselnya, kemudian ia akan tertawa sendiri seperti orang gila.
Tok... Tok... Tok
Jimin menoleh ke arah pintu yang di buka setelah ia berucap masuk. Dan seorang maid mendekatinya setelah membungkukkan badanya.
"Nyonya menyuruh anda untuk bersiap untuk makan malam tuan muda.."
"Iya nanti.. Pergilah.. "
Jimin sedikit kesal saat maid itu malah menunggunya.
"Aku bilang aku akan turun,
pergi sana! ""Maaf,tapi saya di minta untuk menunggu tuan turun.. "
Jimin berdecak sebentar lalu turun dari kamarnya tanpa bersiap masih dengan setelan baju tidurnya.
_
Setelah sampai di ruang tamu ia belum melihat siapapun di sana. Hanya sang ibu yang duduk di meja makan sendiri.
"Apa tamunya tidak jadi kesini? " Jimin berujar heran.
Sang ibu menoleh lalu tersenyum.
" Mereka belum datang, mungkin sebentar lagi.. Duduklah.. "
Jimin menggeser kursi di sebelah ibunya dan mulai duduk. Namun, sampai beberapa menit tamu itu belum juga datang dan itu membuatnya sangat bosan.
Sangat tidak sopan membuat dirinya dan ibunya menunggu terlalu lama. Jika tidak jadi kan mereka bisa bilang dari awal, menyebalkan sekali pikirnya.
"Ck, mah bangunkan aku jika mereka datang aku sedikit ngantuk.. "
Jimin yang sudah tak tahan memilih menelungkupkan kepalanya di meja bertumpu dengan kedua tangan, ia sedikit mengantuk. Dan ibunya tak bisa melarang itu memilih untuk tersenyum maklum.
_
Hingga beberapa saat suara bel masuk dan ibu Jimin berdiri saat seorang maid membukakan pintu.
Cklek.
"Selamat malam.. "
Seseorang muncul di balik pintu, lelaki berumur belum genap 50 tahunan tapi masih sangat terlihat muda nan tampan. Beliau tersenyum canggung karena sedikit merasa bersalah atas keterlambatanya.
"Malam.. Silahkan duduk.."
"Ah maaf membuatmu menunggu sayang.. Perjalanan sangat macet dan aku harus membujuk anakku.. " Lagi-lagi lelaki itu tersenyum dan di balas senyuman lembut dari ibu Jimin.
"Tidak apa-apa, aku mengerti.. Jadi, di mana anakmu.. "
"Dia bilang akan menyusul.. "
Sang nyonya rumah mengangguk pelan. Lalu sedikit menoleh ke arah anaknya yang sepertinya sudah larut dengan mimpinya.
"Sebentar.. Aku akan membangunkan ya.. " Lelaki itu mengangguk mengerti.
_
"Jimin bangun.. Tamunya sudah datang.. " Sang ibu mengguncang pundak Jimin pelan karna anak itu belum juga bangun.
"Ah iya iya koo~ besok kita lakukan lagi-eghh!.. "
"Ssst, sayang kalau kau ingin tidur jangan di sini Jimin.. "
Jimin yang tersadar mendengar suara ibunya langsung terbangun dengan keadaan setengah mengantuk dan mata yang hanya terbuka sebelah.
Sang ibu menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak semata wayangnya itu.
"Ada apa mah? "
Jimin menatap ibunya lalu matanya tak sengaja bertatapan dengan sosok lelaki yang tak iya kenal. Melihat itu Sang ibu tersenyum dan meraih tangan sang lelaki untuk mendekat.
"Jimin kenalkan ini Tuan Jeon.. Beliau akan menjadi ayahmu sekarang.. "Ucap sang ibu terlihat sangat senang.
Cklek..
Bertepatan dengan itu seseorang memasuki rumah dengan berjalan ke arah mereka. Jimin tak bisa melihat siapa itu karena terhalang oleh ibunya. Dan saat sudah terlihat di depan matanya, jantungnya seolah berhenti berfungsi. Mata mereka bertatapan dengan raut yang sama-sama terkejut.
"Dan ini anaknya..
.... Jeon Jungkook... "
TBC.
Dan akhirnya book kedua bisa di up hwhw...
Tunggu kelanjutannya ya 🙌
Jangan lupa vote nya okeh 👍
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Me ( Kookmin18+)
Fanfiction'Saudara tiri yang menggairahkan ' Fujo in here Mengandung unsur 🔞 Homophobic di larang masuk Khusus Kookmin area... bxb bdsm! Ngga suka abaikan! Luv u 🖤