Hari itu pun tiba,hiru pikuk memenuhi ruangan yang kini tengah menantikan seseorang yang akan berkunjung di kediaman mereka. Berbagai persiapan pun sudah tertata apik karena sang nyonya rumah sudah sangat tak sabar menantikan saudara yang lama tak ia temui. Dan akan menambah nuansa baru bagi keluarga mereka nanti.
Sudah sangat lama mereka tak memiliki tamu,apalagi kini adalah salah satu keluarga mereka datang untuk berkunjung.
Saat ini ibu Jimin sedang mempersiapkan makanan dan tak dapat di ganggu,sedangkan sang anak yang tak lain Jimin duduk dengan ujung jari tergigit dan sebelahnya lagi terkatuk-katuk di meja seperti memikirkan sesuatu.
"Jimin sayang,dari pada kau terdiam disitu,lebih baik kau membantu mamah.." Sang ibu berkata tanpa menatap anaknya,masih menata makanan dan juga piring-piring disana.
"Memang apa yang bisa ku lakukan, bukankah malah mengacau?" Jelasnya malas,yang membuat sang ibu menghela nafas.
"Dimana Jungkook? Cepat bawa dia kemari,tamunya akan segera datang.." Ucap sang ibu mengedarkan pandangan tak mendapati anak dari suaminya itu di manapun. "Dan cepat bersiap.." Lanjutnya menatap anaknya itu yang belum melakukan apa-apa,sempat menggelengkan kepalanya melihat anaknya yang kini masih mengenakan piama.
"Iyaa..."
Jawaban singkat itu membuat sang ibu lagi-lagi menghela nafas dengan sabar. Jimin berdiri dari kursinya dan meninggalkan sang ibu intuk mencari Jungkook sekalian berganti pakaian.
∆∆∆∆
Jimin mengedarkan pandangan dan mendapati orang yang ia cari kini tengah berdiri di balkon rumah mereka,menatap ke depan seolah ada yang di pikirkanya. Melihat itu entah ide jail apa Jimin tersenyum lalu berjalan mendekati sang kekasih. Langkahnya di buat sepelan mungkin agar sosok yang akan ia jahili tak merasakan kehadiranya. Saat sudah di belakang punggungnya ia pun bersiap-
"Aku tau itu kau.."
Tangan si manis terhenti di udara dengan mulut sudah akan terbuka,kemudian ia berdecak kecil saat merasa usaha menjaili Jungkook ternyata gagal. Bahkan tanpa menoleh Jungkook sudah menyadarinya.
"Tidak seru.." Keluh jimin mencebikkan bibirnya.
Sunggingan kecil tercetak di bibir Jungkook, merasa lucu akan tingkah Jimin yang kekanakan. Usapan kasar pun tersemat di kepala si manis, merasakan usapan kasar itu Jimin menjadi dongkol. "Apa tak bisa lebih lembut?" Ucapnya sedikit nyolot.
"Yakk! kau merusak rambutku.." Ucapnya lagi, Ia pun membenahi rambutnya yang mencuat kemana-mana akibat ulah Jungkook.
"Kau kan belum mandi,jadi tak ada bedanya.." Ketusnya membuat si manis menatap tajam padanya.
Setelah itu usapan kasar lagi yang ia dapatkan. Jimin ingin melayangkan protes tapi Jungkook sudah melarikan diri dengan cepat.
"Jungkook!!"
Tawa dan teriakan menggelegar di ruangan,dua anak adam itu kini berlarian mengejar satu sama lain dan tak memperdulikan di sekelilingnya. Jungkook berlari sampai di ruang makan lalu mendapati figur sang ibu,segera ia menghampirinya
"Jungkook!awas kau!"
Mendengar teriakan Jimin ia pun langsung bersembunyi di belakang sang ibu tak memperdulikan kini nyonya Jeon terkejut dengan tingkah Jungkook. "Jungkook ada apa? Apa yang kalian lakukan eh-"
"Mamah tangkap Jungkook!,aku ingin menghajarnya!.." Ucapan anarkis Jimin membuat sang ibu melotot,ia kini menjadi tameng Jungkook dengan Jimin yang di depanya,merasa terombang ambing ia pun merasa kesal.
"Berhenti!!" Bentak sang ibu. Jimin maupun Jungkook pun terdiam lalu menghentikan ulah mereka.
"Kalian bukan anak-anak lagi,jangan berbuat ulah atau mamah akan menghukum kalian!!"Lanjutnya dengan nada yang tak main-main,yang berarti sang ibu serius dengan omonganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Me ( Kookmin18+)
Fanfiction'Saudara tiri yang menggairahkan ' Fujo in here Mengandung unsur 🔞 Homophobic di larang masuk Khusus Kookmin area... bxb bdsm! Ngga suka abaikan! Luv u 🖤