9#

13.7K 572 87
                                    


Ingat saat Jungkook mendapat chat dari Jieun kmarin? Sekarang dia benar-benar menemui wanita itu.
Ia hanya mengenakan pakaian biasa,lalu mengendarai motornya. Tanpa ia tau Jimin memperhatikanya dari balik jendela dengan pandangan sendu. Ia tau kalau Jungkook akan menemui Jieun hari ini,tanpa berpamitan denganya? Tentu saja karena Jungkook tak ingin Jimin tau.

Bukankah Jimin sudah memutuskan untuk mengikuti Jungkook dengan semua tingkahnya. Walapun hatinya sakit saat Jungkook berdekatan dengan wanita lain. Ia merasa orang paling egois karena ingin perhatian Jungkook hanya untuknya sendiri.

Menghela nafas pelan ia kembali ke kamarnya. Sudah sore tapi entah kenapa ia sangat mengantuk. Jadi ia memutuskan untuk tidur.
.
.
.

Jungkook telah sampai di tempat tujuan. Bahkan Jieun sudah berada disana sebelum dirinya. Wanita cantik itu mengenakan dress se lutut yang begitu anggun. Lagi-lagi pikiran Jungkook entah mengapa terasa tak karuan. Sebelumnya ia akan sumringah bila melihat wanita itu di depanya, tapi kali ini ia hanya terdiam tanpa expresi.

"Jungkook!.." Wanita itu melambai ke arahnya dengan senyuman termanisnya. Terlihat sekali raut bahagia di sana. Ia hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

Dia hanya perlu menjelaskan lalu pergi.

.
.

Dua jam lebih mereka menghabiskan waktu tanpa Jungkook sadari. Bahkan niat awalnya pun tak tersampaikan. Ia terlalu larut dengan obrolan. Jieun sangat aktif dalam berbicara,itu membuat Jungkook tak mendapatkan kesempatan untuk menjelaskan. Bayangkan betapa cerewetnya wanita itu.

"Nuna-" Jungkook mencoba menyela.

"Oh iya kook.. aku ingin mengatakan sesuatu padamu.." Dengan nada seriusnya, Jieun menggapai tangan Jungkook dengan kedua tanganya. Jungkook menghela nafas lelah entah ke berapa kali. Ia benar-benar kehilangan kesabaran.

"Aku menyukaimu Kook.. Apakah kita bisa-.."

"Maaf Nuna.."Selanya membuat Jieun terdiam sesaat.

Jungkook melepas genggaman Jieun padanya. Itu membuat Jieun kebingungan,bahkan raut bahagianya menghilang seketika.

"Aku tidak bisa melakukan ini... Ada seseorang yang sangat mencintaiku.. Aku hanya ingin menghargai dia dan juga Nuna... Aku dulu juga menyukaimu tapi itu waktu sebelum mengenal dia.. Kami saling mencintai sekarang... Kita hanya bisa berteman saat ini.." Setelah mengatakan itu Jungkook bergegas pergi tanpa sepatah kata lagi. Tanpa menoleh dan melihat bagaimana tatapan Jieun yang terlihat menyedihkan. Jungkook tau,ia telah menyakiti wanita yang pernah di cintainya. Tapi perasaan menbutakanya. Ia mulai memikirkan Jimin,dan saat itulah ia merasa tenang.

Jieun wanita itu meneteskan air mata namun,mengusapnya dengan segera. Ia tersenyum kecil dan tertawa dengan nada kecewa.

"Aku mungkin tidak bisa menyerah untukmu Jungkook... Kau tidak bisa menolakku.." Gumamnya setelah punggung Jungkook tak terlihat lagi. Matanya yang masi tergenang air mata mulai menajam. Tanganya yang mulai mengepal dengan gertakan gigi yang menukik. Wanita yang selalu terlihat anggun kini menunjukan sisi lain dari dirinya.

"Kau harus jadi milikku.."

°
°
°

°
°

Jungkook sampai di rumah pada malam hari. Jimin yang mendengar pintu terbuka segera membungkus dirinya dengan selimut. Entah ada apa denganya hingga tak ingin melihat lelaki yang ia cintai habis opulang dari pertemuan dengan wanita masa lalunya itu.

Entahlah,hatinya sakit sekali.

Jungkook memasuki kamar Jimin hendak melihat lelaki manis itu,tapi pikirnya Jimin sudah terlelap karena tak ada pergerakan. Jadi ia hanya membersihkan dirinya lalu pergi ke kamarnya. Sejujurnya ia ingin memeluk buntalan itu tapi ia tak mau membangunkan adik tiri tercintanya itu. Karena kalau Jimin bangun adik yang lainya pun ikut bangun juga pasti.

Touch Me ( Kookmin18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang