chapter ten ; possesed

72 10 1
                                    

































Prince Agnor vs Raveena Strange battle.


"Biayanya apa?" Aku bertanya kepada sosok itu.

Ia menjawab, "Anda harus mengorbankan tubuhmu untukku. Seluruh tubuhmu, maka saya akan membantu Nona — "

"— Kau akan tertidur dan ragamu akan saya kendalikan. Seperti itu"

"Tidak, tidak mau. Enak saja. Aku akan berjuang sendiri"



















Agnor menghatamku dengan serangan tombak yang sangat banyak sampai aku cukup kesulitan untuk menghindarinya. Tombak-tombak itu nampak seperti tiada habisnya, akan selalu berdatangan ke arahku dengan kecepatan kilat. Aku menggunakan kekuatanku untuk membuat shield pelindung namun tetap saja jika dalam 1 jam aku terus melakukan ini, bisa jadi pelindungku akan goyah dan itu bisa sangat berbahaya meski, misalkan hanya satu tombak  yang tembus maka akan langsung menghancurkan tubuhku mengingat ukuran tombaknya yang cukup besar.

"HAHAHA kau takan bisa mengalahkanku, aku pikir kau akan sehebat Dewa dan Dewi tapi ternyata kau payah"

Aku tidak mengubris perkataannya, namun kalimat itu membuatku semakin geram dengan kelakuan Orang yang mengaku-ngaku kakakku itu.

Aku kemudian berusaha fokus dan menambah energiku. Muncul bayangan-bayangan hitam yang ada di sekelilingku dan kelama-kelamaan berubah menjadi semakin pekat hingga aku tidak bisa melihat serangan tombak itu. Tubuhku rasanya seperti dicengkram dengan sangat kuat. Aku segera meluapkannya dan boom!

Tombak-tombak itu mendadak hilang dan aku segera mengambil kesempatan untuk menyerang Agnor. Aku menyentuh lehernya dan ingin mengambil energi miliknya namun tiba-tiba sebuah tombak besar mencul dari pergelangan tangannya dan menusuk dadaku.

Semburat darah keluar dari mulutku, aku terkejut. Apakah aku akan mati sekarang? Apakah aku akan mati tanpa melihat keluargaku?

Agnor tertawa terbahak-bahak menertawakan rencana bodohku yang menganggap bisa mengalahkannya. Agnor memiliki Healing Factor yang kuat buktinya ia nampak seperti belum disentuh sedikitpun olehku.

Aku jatuh lemas di tanah, Agnor tersenyum licik kepadaku. Aku hanya bisa melihatnya tanpa melakukan apapun. Aku mengerjapkan mata dan bayangan mahluk itu kembali muncul.

"Kenapa kau tidak membantuku?"

"Karena anda bilang bisa sendiri tanpa saya bantu, Nona"

"To-tolong bantu aku, kau bisa melakukan apapun pada tubuh ini tapi tolong kembalikan padaku"

"Hm, Baik. Sehari ya, Nona?" Ucapnya.

"Tidak, kau bisa mengendalikannya sampai kita mengalahkan dia!"

"Ugh, dasar egois. Baik, 1 jam ya Nona?"

"10 Menit"

"Baik, Nona. Saya akan mengambil alih untuk sementara. Silahkan duduk manis dan nikmati pertunjukannya"

Tiba-tiba muncul kabut hitam di sekitarku, lama-lama semakin banyak sampai wajah Agnor tidak terlihat dalam jarak pandangku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa sekarang, aku hanya bisa menonton tubuhku dikendalikan oleh makhluk itu.

Mendadak aku terlihat lebih kuat dari sebelumnya dan Agnor menyadari itu. Ia tersenyum licik, tapi aku bisa melihat raut wajahnya yang gelisah — tidak tahu kenapa.

Agnor mulai menambah kekuatannya, tiba-tiba muncul tombak dengan jumlah ribuan — bahkan ratusan ribu yang siap menusukku dari berbagai arah. Tombak-tombak itu mengelilingi tubuhku dan menghadap runcing ke arahku.

Miss Strange  - Marvel OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang