"MR. BARNES!"Teriakan Raven cukup kencang, membuat pria tampan yang ada disebelahnya ikut bangun. Ia membuka mata perlahan, melihat Raven yang menandangnya dengan tatapan aneh.
"Berisik, ada apa sih?" Ucap Bucky yang masih setengah sadar, melihat ke arah Raven yang berdiri disamping kasur.
"Dasar Pria Pervert"
Raven memukul Bucky dengan bantal empuk yang ia gunakan saat tidur. Tentu, Bucky tidak merasakan sakit apapun — namun tuduhan Raven membuat Bucky kesal. Ia tidak melakukan apa-apa pada Raven malam itu, kenapa Raven malah marah-marah tidak jelas.
"Apa yang kau maksud?"
"Kenapa kau memelukku saat tidur?" Ucap Raven dengan wajah kesal. Ia tidak suka bila seorang pria seenaknya saja menyentuhnya — terlebih Stephen sangat protektif, dan tidak memperbolehkan Raveena disentuh siapapun.
"Saya pikir kamu bantal" Jawab Bucky dengan wajah datarnya mulai menyadari apa yang ia lakukan. Pantas saja, rasa memeluk guling tersebut sangat nyaman — ternyata ia memeluk Raven.
"Bohong"
"Aku jujur, kenapa bantalku berubah jadi kamu?"
"Alasan"
Bucky memilih diam. Bucky tahu, kalau ia tidak akan menang dalam perdebatan panjang ini. Setelah itu, hubungan mereka merenggang. Bucky dan Raveena secara bergilir pergi ke kamar mandi, untuk membersihkan diri yang kemudian mereka pindah ke lokasi berikutnya.
Cuaca Bali kala itu sedang sangat terik. Untuk orang-orang Amerika seperti Raveena dan Bucky, tentu akan terasa sangat membakar kulit. Sampai sekarang mereka belum bicara sedikit pun, meski sesekali baik Raven maupun Bucky sering curi-curi pandang. Bucky tiba-tiba berdeham pelan, membersihkan tenggorokannya yang belum digunakan untuk bicara sejak pagi — ia angkat bicara.
"Kita beli buah kelapa dulu untuk menyegarkan" Ucapnya tanpa menoleh ke arah Raveena.
Raveena mengangguk pelan, mengikuti langkah kaki Bucky yang mampir ke salah satu toko berisikan puluhan tumpukan kelapa.
Bucky langsung menghampiri sang penjual yang sedang sibuk memotong banyak buah kelapa. Setelah memesan dua buah kelapa ukuran sedang, Bucky menoleh ke arah Ravena.
"Rav— eh kau kemana?" Ucap Bucky terlejut melihat Raveena tidak ada ditempatnya berada.
Bucky kemudian berlari kesana kemari, mencari keberadaan Raveena. Napasnya tercekat, wajahnya pucat. Ia khawatir kalau Raveena telah diculik oleh pemerintah.
"Raven, Raveena, Doll.. kau dimana sih?" Sahut Bucky sambil melihat ke seluruh arah. Ia tidak memperdulikan orang-orang sekitar yang menatapnya.
Tiba-tiba, sebuah portal terbuka. Raveena muncul dari portal tersebut sambil mengenakan kacamata hitam. Di tangannya, terdapat dua topi dan satu kacamata hitam tambahan.
"Mr. Barnes, kamu kenapa?" Ucap Raveena langsung menghampiri Bucky yang membatu di tempat.
Secara reflek, Bucky langsung mengetuk kepala Raveena secara lembut dengan kepalan tangannya. Rasanya memang tidak sakit, tapi perilaku Bucky yang tiba-tiba itu membuat Raveena langsung tersentak.
"Hey, what's going on?"
"Lain kali kalau pergi bilang dulu, saya dari tadi cariin kamu kemana-mana. Kalau sampai kamu diculik bagaimana?" Ucap Bucky dengan ekspresi kesal. Ia sudah mirip seperti ibu-ibu yang memarahi anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Strange - Marvel OC
FanficSeorang wanita dengan kekuatan tak terduga, antara cahaya dan kegelapan. Dibesarkan di keluarga Strange dan merupakan adik dari Stephen Strange sang Sorcerers Supreme, membuat Raveena Strange menyadari kekuatan besar yang ada dalam dirinya. Suatu h...