Aku membuka mataku perlahan. Di samping kanan kasurku ada Mr. Barnes yang sedang tertidur lelap. Tubuhnya banyak yang dijahit, bahkan ia harus mengenakan kain di sekitar lengannya — dan aku tidak menemukan lengan menawan miliknya. Wajah Mr. Barnes saat tidur menyenangkan untuk dilihat. Ia sangar tapi kalau tertidur seperti ini nampak menggemaskan.Aku berusaha untuk tidak menganggu tidur pulasnya. Aku mencoba melihat sekelilingku. Ini pasti rumah sakit tempat Stephen bekerja karena aku tidak asing dengan tempat ini. Aku sering main kesini jika Stephen tidak bisa dihubungi.
Tubuhku terasa kaku, maka dari itu aku merenggangkan tubuhku. Mungkin aku sudah lama terbaring disini — mungkin 1 - 2 hari?
Gerakan merenggangkan tubuhku ini menimbulkan getaran di kasurku.
"Duh, apakah ada gempa" Ucap Mr. Barnes tidak sadar, sedikit terbangun karena pergerakan tubuhku.
"Enak saja, mana mungkin tubuhku bisa mengguncangkan dunia" Ucap aku sambil mendengus kesal.
Seketika itu mata Mr. Barnes langsung terbelalak, wajahnya senang saat melihatku sudah siuman.
"Doll, apa kau tidak apa-apa? — saya salah sudah meninggalkan kamu sendiri" Ucap Mr. Barnes.
"Aku baik-baik saja, aku kan kuat" Ucap aku sambil tertawa.
"Kalau kuat, kenapa pas kami menemukanmu kau sudah pingsan, untung kau benar-benar mengambil 1 persenmu untuk hidup"
"Kami? Sam sudah ditemukan kan?" Tanyaku tanpa menghiraukan presentase hidupku yang kecil.
"Dia ditemukan oleh — "
Tiba-tiba datang Stephen dan kawan-kawan yang sudah bersemangat bertemu denganku — entah dari mana ia bisa tahu kalau aku sudah siuman.
"Minggir Buck, aku mau bertemu adikku yang manis" Ucap Stephen sambil tersenyum kepadaku.
Aku tidak biasa mendengar hal-hal manis keluar dari mulut Stephen membuatku jijik mendengarnya. Tetapi karena notabene nya aku hampir meninggal jadi aku kesampingkan hal itu.
"Kau tidak apa-apa?" Ucap mereka serempak.
"Tidak apa-apa kok, aku sudah bugar seperti sebelumnya"
"Tulang-tulangmu bagaimana? kalau masih sakit kamu panggil aku saja" Tanya Kak Christine.
Mereka semua nampak seperti sedang antre lotre ketika bertanya padaku tentang kondisiku.
"Sudah lebih baik Kak Christine, terima kasih banyak atas bantuanmu"
"Tubuhmu sangat ringan sekali" Ucap Sam muncul dari belakang Stephen.
Pasti Sam yang membawaku kesini.
"Terima kasih banyak atas bantuanmu, aku dengar dari Bucky kau diselamatkan ya? syukurlah. Diselamatkan siapa?"
"Wong dan Xialing, mereka jauh lebih cepat dari Bucky" Ucap Sam menyindir Mr. Barnes.
"Kau tidak lihat saya solo melawan manusia yang mau di cincang pakai apapun tetap bisa terbentuk kembali?" Jawab Mr. Barnes mendelik kesal.
Mata Stephen terbelalak, musuh Mr. Barnes bukan manusia super biasa. Aku yakin, mereka belum menceritakan semuanya kepada Stephen agar ia tidak memarahi kami.
"Raven, Wong kalian hutang cerita padaku" Ucap
Stephen dengan ekspresi waspada."Sudahlah Stephen, Raven baru saja bangun dari tidur panjangnya. Nanti akan aku ceritakan" Sahut Wong kemudian mengeluarkan sihirnya untuk meredakan nyeriku.
Aku diberi waktu untuk menginap beberapa hari disini sebelum di persilahkan untuk kembali ke apartemen. Namun sepertinya sebelum aku dapat kembali, aku harus melaporkan dulu kejadianku pada rapat seluruh anggota Avengers.
Aku menatap Televisi yang ada di seberang kasurku. Saat itu, aku melihat ada pemberitaan soal sesuatu yang disebut Black Hole.
"Pemirsa, Black Hole ditemukan kembali di daerah.."
Tiba-tiba Sam mematikan televisinya sehingga aku agak kebingungan dengan lanjutan breaking news tersebut.
"Kenapa kamu matikan?" Tanyaku.
"Suaranya mengganggu, aku dan Bucky sedang pusing memikirkan laporan untuk rapat"
"Saya yakin, motif Agnor memang hanya karena mengincar Raven" Ucap Mr. Barnes.
Aku memandang langit-langit kamarku. Berusaha untuk mengingat kembali kata-kata Agnor perihal kata 'Adik, Negara Nebo, dan Ratu yang berkhianat'?
Terlalu banyak informasi tidak masuk akal akhir-akhir ini. Jelas, Agnor bukan warga Bumi karena ia memiliki sayap dan sebagainya. Aku bisa menanyakan padanya secara rahasia nanti saat aku sudah pulang dari sini.
"Buck, bagaimana ini?"
"Tidak tahu, tapi yang jelas ia sepertinya mati — memangnya si Agnor itu kemana Doll?" Tanya Mr. Barnes padaku.
"Dia, dia sudah pergi saat aku tidak sadarkan diri" Ucapku sedikit berbohong.
Sulit untuk menjelaskan situasi yang aku alami kepada mereka, dan itu akan menjadi urusan yang sangat panjang. Yang jelas Agnor sudah tidak bisa mengusik kami lagi.
"Bisa-bisa ada yang mengusikmu lagi, memangnya kau melakukan kesalahan apa?" Tanya Mr. Barnes kepadaku di balas dengan anggukan Sam.
"Aku tidak melakukan apapun, kalau aku melakukan sesuatu juga si Agnor - Agnor itu akan mengungkitnya" Ucapku sambil menggelengkan kepala.
Jawabanku kali ini jujur, memang aku tidak melakukan apapun yang menyebabkan Agnor menyerang kami.
"Oh ya, tidak usah khawatir Mr. Barnes. Aku akan meningkatkan kekuatanku untuk menjaga diriku sendiri"
Sam kemudian berdeham kecil, ia melirik kami dengan tatapan curiga.
"Baiklah, baiklah. Aku tidak akan mengganggu, anggap saja aku nyamuk" Ucap Sam sambil mengangkat tangannya seperti melakukan hands up.
Mr. Barnes mendelik ke arah Sam, ia nampak kesal sementara aku hanya diam dan tersipu meski sepertinya tidak terlihat oleh mereka.
Tiba-tiba fokus kami memecah ketika ada suara dari luar ruangan, aku diikuti oleh Mr. Barnes dan Sam keluar ruangan untuk mengecek keadaan.
"Kota New York diserang oleh Roh Hitam dan keadaan terkini —"
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Strange - Marvel OC
FanfictionSeorang wanita dengan kekuatan tak terduga, antara cahaya dan kegelapan. Dibesarkan di keluarga Strange dan merupakan adik dari Stephen Strange sang Sorcerers Supreme, membuat Raveena Strange menyadari kekuatan besar yang ada dalam dirinya. Suatu h...