dua

2.6K 345 19
                                    

WARNING
BXB
JAEDO

don't forget to vote and comment.

happy reading!

___

doyoung tiba di kantornya dengan senyuman lebar. setelah satu minggu ia tidak melihat jaehyun selama bekerja, hari ini akhirnya ia bisa lagi.

perihal penolakan kemarin, kan sudah dibilang, doyoung tidak ingin mengingat yang namanya penolakan. ia hanya akan mengingat sesuatu yang menyenangkan kalau itu berkaitan dengan jaehyun.

senyuman doyoung tidak luntur sampai ia tiba di kubiknya. sepanjang jalan tadi ia terus menyapa orang-orang yang ia temui.

"selamat pagi," sapanya pada taeyong yang baru tiba.

baru saja taeyong hendak bertanya perihal kenapa sahabatnya tidak melunturkan senyum sama sekali, sosok jaehyun memasuki ruangan. taeyong mengurungkan niatnya untuk bertanya. sebab tidak penting juga ia menanyakan hal yang ia sendiri sudah tahu jawabannya.

"pagi," balas taeyong singkat lalu duduk di tempatnya.

doyoung meraih paper bag berisi bekal yang tadi ia siapkan dari rumah. dengan riang ia melangkah ke arah jaehyun.

"pagi jaehyun," sapanya riang, "aku membawa bekal untukmu. tolong diterima ya," tambahnya. paper bag yang ia bawa diletakkan ke meja jaehyun tanpa peduli respon sang pemilik meja. lalu doyoung bergegas kembali ke tempatnya.

doyoung tidak ingin melihat penolakan di pagi yang cerah ini. biar saja kalau nanti jaehyun membuang bekal darinya, atau memberikannya kepada orang lain, doyoung tidak masalah. asal doyoung tidak melihat saja.

mood di pagi hari itu sangat penting untuk kelangsungan hari, maka dari itu doyoung akan mempertahankan suasana hatinya yang tenang di setiap pagi.

"nanti makan di kantin bareng ya tae, aku yang traktir," ucapnya pada taeyong.

taeyong hanya membalasnya dengan anggukan. untuk kali ini ia akan sedikit menyukuri jaehyun kembali ke kantor. kan lumayan, dapat makan siang gratis.

___

"kau tidak lelah?" tanya taeyong di sela mengunyahnya.

kedua lelaki itu kini sedang berada di kantin, menikmati makan siang setelah sebelumnya pusing oleh pekerjaan dan nantinya juga akan dipusingkan lagi oleh pekerjaan.

"lelah apa?" doyoung tanya balik. sejujurnya, doyoung tahu dengan apa yang dimaksud taeyong. sudah berulang kali taeyong menanyakan ini padanya.

"mengejar jaehyun."

"kau sudah tahu jawabannya."

taeyong menghela napasnya. memang susah ya, ngomong sama orang yang lagi jatuh cinta. menguras tenaga tapi tidak dapat apa-apa. jadi mending tidak usah.

"heh kau tau tidak, katanya tadi ada yang lihat pak jaehyun keluar sama cowok. kalo dari rumor yang beredar sih, katanya calon tunangan pak jaehyun."

nafsu makan doyoung menghilang seketika kala mendengar karyawan di sebelahnya sedang bergosip dengan temannya. benarkah jaehyun sebenarnya punya calon tunangan? pantas saja ia selalu menolak doyoung.

menyadari bahu doyoung semakin merosot, taeyong makin mengembuskan napas kasarnya. kalau boleh jujur, taeyong tidak suka melihat doyoung seperti ini. untuk semua hal yang berkaitan dengan jaehyun, memang doyoung selalu menampilkan senyumannya. tapi taeyong tahu, di balik senyumannya, doyoung tidak sekuat itu.

"aku sudah tidak nafsu makan," keluh doyoung.

"kau bahkan belum makan setengahnya, dons. makanlah."

doyoung menggeleng pelan. "kau habiskan saja makananmu, aku mau ke toilet dulu."

taeyong memperhatikan punggung doyoung yang semakin menjauh. "kalau saja aku bisa menjadi jaehyun, tidak akan kubiarkan kau seperti ini, dons."

___

hujan turun mengguyur sangat deras di sore hari. huh, untung saja doyoung sempat membawa payungnya tadi pagi. bersama karyawan lainnya, doyoung sudah siap membuka payungnya. namun kala karyawan lain berlarian menuju kendaraannya, doyoung masih terdiam di tempat.

langkahnya ia bawa ke ujung, menemui lelaki yang selama ini selalu ada di pikirannya.

"kau tidak membawa payung?"

jaehyun sedikit tersentak mendengar suara doyoung. ia bahkan tidak sadar kapan doyoung sudah ada di sampingnya.

"mau bareng denganku tidak?" tawarnya sambil menunjukkan payungnya.

"tidak, terima kasih."

sungguh, jaehyun lebih baik kehujanan sampai ke mobilnya daripada memakai payung bersama doyoung. hasilnya juga sama saja, payung doyoung tidak sebesar itu untuk mampu melindungi dua orang dari hujan.

penolakan, penolakan, dan penolakan. sesulit itu kah untuk jaehyun berkata iya padanya?

"kalau begitu, pakai saja payungku. hujannya pasti akan lama."

doyoung meletakkan payungnya di sebelah kaki jaehyun. sebelum mendengar penolakan lain dari jaehyun, doyoung berlari menerobos hujan dengan kedua tangannya menutupi kepala.

sementara itu, jaehyun menatap payung yang ditinggalkan doyoung, lalu beralih menatap ke arah doyoung yang hampir mencapai mobilnya.

"dasar bodoh."

tbc.

hi, gimana sejauh ini? semoga tidak aneh ya.

ini sebenernya ide random aja, tiba-tiba kepikiran mau nulis wattpad jaedo. jadi ya, ya udah. semoga suka

hi, heartbreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang