tiga

2.4K 331 9
                                    

WARNING
BXB
JAEDO

don't forget to vote and comment.

happy reading!

___

hari ini sabtu. harusnya doyoung bisa bangun siang dan memuaskan tidurnya. harusnya. iya, kalau saja bundanya tidak meminta tolong untuk dibelanjakan kebutuhan yang habis.

meskipun malas, doyoung tidak ingin dianggap anak durhaka. lagipula siapa lagi yang akan membantu bundanya kalau bukan ia sendiri? tidak ada. resiko anak tunggal.

usai memastikan semua pesanan bundanya didapat semua, doyoung mendorong trolinya ke kasir. membayar semua belanjaan bundanya lalu menuju mobilnya.

melirik jam yang masih menunjukkan pukul sembilan pagi, doyoung tersenyum senang. masih banyak waktu untuknya bergelung di dalam selimut hari ini. semoga saja.

doyoung melajukan mobilnya pelan sambil bersenandung mengikuti lagu yang terputar di mobilnya. jalanan di jam sembilan pagi sedikit lenggang, membuat doyoung tidak harus merasa bosan dan kesal karena macet.

"bukankah itu jaehyun? sedang apa dia di situ?" gumam doyoung bertanya pada dirinya sendiri kala melihat sosok jaehyun di tepi jalan. doyoung lantas mengambil lajur kiri dan berhenti di depan lelaki itu.

"jaehyun!" panggilnya setelah menurunkan jendela kursi penumpang. doyoung bisa melihat jaehyun menunjukkan wajah kesalnya.

"kau sedang apa di sini sendirian?" tanyanya.

"bukan urusanmu," jawab jaehyun ketus.

doyoung keluar dari mobilnya, menghampiri jaehyun. "mau kuantarkan pulang tidak?" tawar doyoung.

"tidak perlu."

"kau sedang apa memangnya?"

"sudah dibilang bukan urusanmu."

doyoung menghela napasnya. jaehyun makin lama makin dingin padanya. "ya sudah kalau begitu kutemani di sini," kata doyoung lalu berdiri di sebelah jaehyun.

"apa yang kau lakukan?" tanya jaehyun tetap dengan nada ketusnya.

"menemanimu."

"tidak perlu. pulang saja sana."

sudah ketus, mengusir pula. di mana hati pemuda jeong itu, huh?

"tidak mau."

"pulang, doyoung."

"kau tidak bisa memaksaku, jaehyun. sudah kubilang aku mau menemanimu."

"aku tidak butuh ditemani."

baru saja doyoung hendak menjawab, sebuah mobil berhenti tepat di belakang mobilnya. sang pengemudi turun lalu berlari kecil menghampiri jaehyun.

"sayang, maaf terlambat. aku kesiangan tadi," katanya dengan nada panik.

huh, sayang? doyoung tidak salah dengar, kan?

jadi rumor yang didengarnya kalau jaehyun mempunyai calon tunangan itu benar?

bahkah tanpa mempedulikan kehadirannya, jaehyun meninggalkannya bersama sang lelaki lain.

tidak tahukah dia, kalau apa yang dilakukannya sekarang membuat doyoung sakit hati?

___

"kau kenapa akhir-akhir ini kulihat seperti pakaian kusut?" tanya taeyong yang kesal sendiri melihat doyoung seperti tidak memiliki semangat apapun, bahkan saat jaehyun ada di dekatnya.

"apakah kau sudah menyerah mengejar si jeong itu?" tanyanya lagi saat sadar seminggu belakangan doyoung tidak mengganggu jaehyun.

doyoung menelungkupkan kepalanya. ia mendesah frustasi. selama ini doyoung berusaha untuk mengabaikan jaehyun. perlahan menghilangkan rasanya untuk jaehyun. tetapi selalu gagal.

yang ada doyoung semakin rindu pada lelaki pemilik lesung pipi itu.

"andai saja mencari pekerjaan mudah, aku ingin keluar dari sini."

taeyong menjitak kepala doyoung. "tidak usah aneh-aneh kau!"

"kalau di sini terus, bagaimana bisa aku melupakannya?" tanyanya semakin frustasi.

"oh kau sudah beneran menyerah?" taeyong tidak percaya sebenarnya. berulang kali ia menanyakan kapan doyoung akan berhenti mengejar jaehyun yang bahkan tidak meliriknya sama sekali, selalu saja jawabnnya, itu hanya akan terjadi di mimpimu.

"ternyata dia memang sudah punya kekasih. oh aku sangat frustasi sekarang. tidak bisakah jam kerjanya diperpendek saja? aku ingin segera pulang."

keadaan doyoung sangat mengenaskan di mata taeyong. sungguh, taeyong lebih senang melihat doyoung senyum-senyum sendiri seperti orang bodoh menunggu jaehyun masuk ruangan. taeyong lebih senang mendengarkan cerita bagaimana antusiasnya doyoung saat menceritakan hal-hal yang berkaitan dengan jaehyun.

"aku akan mencari pekerjaan baru mulai besok. kalau ada yang menerima, mungkin aku akan keluar dari sini," putusnya setelah menegakkan tubuhnya.

lagi-lagi taeyong dibuat tercengang. ia tidak senang dengan pikiran pendek doyoung, tapi ia juga tidak senang melihat doyoung seperti mayat hidup begitu.

"kau serius?"

doyoung mengangguk mantap. "sepertinya aku butuh suasana baru untuk hidupku, tae. juga aku butuh suasana baru untuk menyembuhkan hatiku."

tbc.

maaf ya tiap partnya pendek-pendek. tadinya aku niat mau bikin one shoot gitu. tapi kalau one shoot pas idenya mentok di tengah jalan jadinya malas lanjutin.

kalau begini kan, gak dilanjutin sayang nantinya. jadi ya gitu deh

hi, heartbreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang