delapan

2.7K 318 3
                                    

WARNING
BXB
JAEDO

don't forget to vote and comment.

happy reading!

___

beberapa hari ini tidak banyak yang dilakukan doyoung. ia belum mendapat panggilan lagi usai tes wawancara kemarin. terlebih ia juga tidak punya banyak teman, jadi tidak ada yang bisa ia ajak kumpul-kumpul.

lalu tadi pagi ia mengirim pesan pada taeyong, mengajaknya makan malam bersama. itung-itung mau traktir taeyong katanya.

jadi doyoung sekarang sudah bersiap untuk menuju apartemen taeyong. setelah meminta izin pada bundanya, doyoung berangkat.

sebenarnya tadi doyoung mengajak taeyong dan ten untuk makan di luar. tetapi kata ten lebih baik di apartemennya saja, dan taeyong yang akan memasak. jadi doyoung menurut saja.

padahal tadinya doyoung yang akan menraktir, tapi punya kuasa apa ia menolak ten dan taeyong?

setelah memarkirkan mobilnya, doyoung yang memang hafal dengan sandi apartemen taeyong, langsung masuk saja.

"ah, harusnya aku menelepon dulu tadi kalau sudah sampai," sindir doyoung.

ia meletakkan tasnya ke meja, mengabaikan ten dan taeyong yang tersenyum kikuk karena tertangkap basah oleh doyoung sedang berbagi ciuman.

"kalian berlagak seperti ini kali pertama aku melihat kalian seperti itu," dengkus doyoung.

lalu taeyong dan ten sama-sama tertawa keras. mau tidak mau doyoung ikutan tertawa. tawa putus-putus taeyong membuatnya ingin tertawa juga.

"duduk sini, doyoung. biar taeyong yang akan menyiapkan semuanya," suruh ten.

doyoung menurut. menunggu taeyong menyiapkan makan malam mereka, ia memilih untuk berbincang ringan dengan ten.

"kata taeyong kau sudah tidak bekerja di kantornya ya?" tanya ten saat dirasa basa-basi mereka sudah cukup lama.

"iya. sekarang sedang mencari pekerjaan baru."

"coba kamu minta tolong temanmu yang namanya johnny-johnny itu," sambar taeyong yang masih sibuk menata piring.

"kalau doyoung mau, mungkin bisa kutanyakan lowongan ke johnny nanti."

"asal tempatnya tidak terlalu jauh dari rumahku tidak masalah, ten. aku ingin cari pekerjaan yang dekat dengan rumahku saja," jawab doyoung.

"siapa tahu kau tidak hanya dapat pekerjaan, tapi dapat calon suami juga," gurau taeyong, "johnny baik loh, sudah begitu, tampan pula."

"jaehyun saja belum berhasil kulupakan. bagaimana bisa kau menawarkan orang lain, huh?"

doyoung mendadak sendu. mengingat jaehyun, bohong kalau doyoung tidak merindukan jaehyun. biasanya dalam sehari tidak melihat jaehyun saja, doyoung sudah uring-uringan. apalagi ini hampir dua minggu?

jangan tanyakan seberapa besarnya doyoung rindu sama jaehyun.

berulang kali doyoung ingin mengirim pesan pada jaehyun. tetapi selalu berhasil ia tahan. doyoung menganggap semuanya sudah berakhir. rasanya pada jaehyun tidak boleh semakin besar lagi.

cukup sampai di sini.

"jangan sedih begitu, lebih baik sekarang makan dulu." taeyong yang sudah selesai menyiapkan makanannya ikut duduk bersama doyoung dan ten.

"benar. kau di sini kan untuk makan malam, bukan sedih memikirkan jeong si tidak tahu diri itu," sahut ten.

jangan tanyakan lagi seberapa kesalnya ten pada jaehyun.

___

"jaehyun menanyakanmu," ucap taeyong membuka pembicaraan. doyoung bersama taeyong sekarang sedang di balkon. sementara ten sudah tidur lebih dulu mengingat sekarang jam sudah menunjukkan pukul dua pagi.

"oh ya? bukankah memang sudah seharusnya dia menanyakan karyawannya yang tiba-tiba mengundurkan diri? kalau tidak malah jadi aneh," sahut doyoung.

"kau tidak rindu jaehyun?"

"tanpa bertanya harusnya kau sudah tau jawabannya."

"benar. sudah pasti kau rindu dia," tebak taeyong, "sepertinya jaehyun juga merindukanmu," tambahnya.

doyoung mendengkus. taeyong tidak perlu mengatakan hal-hal seperti itu untuk menyenangkan dirinya.

"jangan bercanda."

"dia sekarang sering duduk denganku saat makan siang. aku tahu sebenarnya dia ingin bertanya banyak tentangmu. hanya saja selalu kujawab dengan malas, jadi dia enggan bertanya lagi," jelas taeyong, "kau tahu perihal kalau sudah kehilangan baru terasa, kan? kurasa jaehyun seperti itu."

"kalau dia memang ingin bertanya, harusnya dia tanyakan langsung kepadaku. bukankah dia tahu nomorku? meskipun dia tidak pernah menyimpannya pun, aku pernah mengirimkan pesan padanya. kecuali kalau dia selalu menghapus semua pesan yang kukirim."

taeyong tersenyum miris. kadang ia ingin menyalahkan jaehyun kenapa selalu menolak doyoung dengan sangat jelas. tetapi ia sadar diri, dulu ia juga begitu.

meskipun sebenarnya memang ada hal yang membuat dirinya dan doyoung tidak bisa bersatu. atau lebih tepatnya keduanya memilih menyerah.

"aku akan pulang sekarang," kata doyoung setelah hening cukup lama.

"menginap di sini saja. sudah jam segini."

"tidak bisa. besok pagi aku harus mengantar bunda."

"kalau begitu hati-hati di jalan kau."

doyoung mengangguk kecil. ia diantar taeyong sampai ke parkiran apartemennya. tadinya doyoung tidak mengizinkan taeyong mengantarnya, tetapi mengingat ini sudah pukul dua pagi, taeyong terus memaksanya. katanya pasti sudah sangat sepi.

"kalau sudah sampai rumah beri kabar. sekalian titip salam untuk bunda."

"bunda bilang beliau kangen. katanya kalau libur disuruh main ke rumah."

acungan jempol taeyong berikan. lalu sepeninggalan doyoung ia mengeluarkan ponselnya. mengetikkan sebuah pesan pada seseorang.

kalau kau benar-benar ingin tahu kabarnya, tanyakan langsung. jangan menjadi cupu, jeong.

tbc.

huhu seneng banget tadi ada yang kasih rekomendasi ke base. siapapun sendernya, terima kasih banyak.

kirim sayang banyak-banyak buat semuanya><

hi, heartbreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang