WARNING
BXB
JAEDOdon't forget to vote and comment.
happy reading!
___
taeyong yang harusnya sudah tidur nyenyak di kasurnya sekarang harus rela keluar kamar setelah mendapatkan telepon dari ponsel doyoung. meski ia kesal sebab jam tidurnya terganggu, tetap saja taeyong tidak bisa mengabaikan panggilan itu ketika suara yang menyapa pertama kali bukan suara doyoung.
untung saja taeyong belum sempat mengomel.
dan di sinilah sekarang taeyong berada. di halaman bar yang ia sendiri lupa kapan terakhir kali pergi ke sini.
"di mana doyoung?" tanyanya pada bartender.
sang bartender menunjuk doyoung dengan dagunya. doyoung tengah terduduk di kursi sendirian, dengan kepala yang sudah tergeletak di meja.
"dia datang sendirian, lalu minum sampai melebihi batas limitnya. aku tidak tahu harus menelepon siapa, saat kutekan lama angka dua langsung tersambung denganmu," jelas sang bartender.
taeyong menghela napasnya. doyoung masih menyimpan nomornya pada panggilan cepat. ia melangkah ke arah doyoung yang sepertinya sudah tidak sadar.
masih dengan pakaian kantornya, itulah keadaan doyoung sekarang. lagi-lagi taeyong menghela napas. ditepuknya pelan pipi doyoung guna menyadarkan lelaki itu.
lenguhan pelan terdengar dibarengi dengan doyoung menggerakkan pelan kepalanya, mencari posisi yang lebih aman.
"doyoung, ayo kuantar pulang."
"jaehyun?" panggil doyoung cepat. kepalanya menoleh ke sumber suara.
"aku bukan jaehyun."
"aku maunya jaehyun. kenapa jaehyun tidak mau denganku?" tanya doyoung dengan suara lemah dan pasrah. "kenapa tidak ada yang mau denganku?" tambah doyoung semakin menyedihkan.
"dulu taeyong menolakku, sekarang jaehyun juga menolakku. apakah aku setidak pantas itu untuk jatuh cinta?" doyoung terus mengoceh.
hati taeyong nyeri mendengarnya. memang dulu doyoung sempat mengejarnya, bahkan menyatakan perasaannya. hanya saja memang ada sesuatu yang membuat taeyong harus menolak doyoung.
"apakah aku sejelek itu?"
"doyoung kau mabuk. ayo kuantarkan pulang."
"tidak mau. kau pulang saja. aku mau tetap di sini."
taeyong mengembuskan napas frustasi. baru kali ini ia melihat doyoung mabuk hingga seperti ini. dan ia sendiri juga bingung mengatasinya.
karena doyoung masih terus mengoceh tidak mau pulang, akhirnya taeyong menggendong paksa doyoung ke mobilnya. dilihat dari kondisinya sekarang, sangat tidak memungkinkan untuk mengantarkan doyoung pulang ke rumahnya. ada dua pilihan bagi taeyong sekarang, memesankan kamar hotel atau membawanya pulang ke apartemen.
taeyong tidak setega itu meninggalkan doyoung sendirian di hotel, tetapi juga tidak memungkinkan untuk membawanya pulang ke apartemen.
setelah terdiam cukup lama, taeyong mengambil ponselnya. menyambungkan telepon. "ten, kamu keberatan tidak kalau aku membawa doyoung ke apartemen?"
___
matahari pagi menyorot masuk melalui jendela kamar, terlalu menyilaukan untuk pemuda yang sebelumnya sedang tidur nyenyak.
sang pemuda membuka matanya sejenak, hanya untuk menarik selimut lalu memejam kembali. namun sedetik kemudian ia menurunkan kembali selimutnya saat ia sadar kalau sekarang ia tidak berada di kamarnya.
segera doyoung menyalakan ponselnya yang tertancap pada pengisi daya. sepertinya taeyong yang mengurusi ponselnya.
baru saja ia nyalakan, sudah banyak panggilan masuk tidak terjawab dari bundanya. aih, doyoung sama sekali tidak mengabari bundanya dari kemarin sore. sudah pasti sang bunda mengkhawatirkannya.
"oh doyoung, kau sudah bangun rupanya."
doyoung menoleh cepat ke sumber suara. ten baru saja masuk sambil membawa penampan. "aku sudah menyiapkan sup untukmu. kalau kau mau mandi nanti aku ambilkan baju milik taeyong tidak apa-apa," tambah ten ramah.
"ah maaf ten, sepertinya aku terlalu mabuk sampai tidak sadar kalau taeyong membawaku pulang," ujarnya tak enak hati.
ten tersenyum ramah. "seperti dengan siapa saja kau ini."
sungguh, doyoung sangat tidak enak hati. memang ia dan taeyong sudah tidak ada urusan yang berkaitan dengan perasaan hati, semuanya sudah benar-benar selesai. tetapi tetap saja ia merasa kalau seharusnya ia tidak terus merepotkan taeyong yang kini sudah menjadi tunangan ten.
"di mana taeyong?" tanya doyoung.
"yak, sekarang bukan hari libur. sudah pasti dia bekerja."
ah sial, doyoung lupa.
"lagian kau kenapa? tumben sekali minum di hari kerja?" tanya ten.
"hanya ada sedikit pikiran," jawabnya, "ten sepertinya aku harus segera pulang. bunda pasti mencariku," tambah doyoung panik saat teringat bundanya.
"semalam taeyong sudah mengirim pesan ke tante kalau kau menginap di sini. kau sarapan saja dulu, aku akan mencarikan baju taeyong yang bisa kau pakai."
ten meninggalkan doyoung sendiri. doyoung menghela napas panjang. ten itu seperti malaikat, kelewat baik. sungguh beruntung sekali taeyong mengikat ten dalam suatu hubungan menuju serius.
taeyong sangat beruntung mendapatkan ten yang mencintainya sangat tulus.
sementara ia, sampai saat ini belum menemukan orang yang mampu mencintainya dengan tulus. selalu saja ia jatuh sendirian.
kalau kata orang, doyoung itu jatuh cinta tapi dapat jatuhnya saja.
tbc.
bagaimana sejauh ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
hi, heartbreaker
Hayran Kurgukim doyoung itu jatuh cinta pada jeong jaehyun, atasannya di kantor. akan tetapi jaehyun tidak pernah menoleh ke arahnya. haruskah doyoung mengakhiri saja usahanya dalam mendapatkan jaehyun? ___ bxb jaedo ___ start 23 juli 2022 end 14 agustus 2022 _...