Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ada yang tidak beres pada dunia hari ini. Bagaimana tidak? Dua anak manusia yang tidak pernah sejalan tiba-tiba menjadi sangat akrab hanya dalam semalam.
Sabda menatap jengah pada kedua kakak perempuannya. Jika bisa memilih, Sabda akan sangat bersyukur kalau Rinjani dan Lenkara bertengkar setiap harinya atau perang dingin seperti biasanya. Ketimbang menyaksikan drama penuh ke-alay-an yang membuat perutnya bergejolak hebat dan sialnya tidak bisa dihindari.
Kamera di mana? Apakah ini prank? Jika iya, Sabda ingin melambaikan tangannya tanda menyerah. Tolong selamatkan Sabda sekarang juga!
"Duh...sini tangannya, cup cup cup~" Lihat. Baru saja Sabda mengeluh. Rinjani dengan lebaynya meniup dan mengusap penuh kehatian tangan Lenkara yang tidak sengaja kepentok troli belanjaan. Tak kalah dramatis, Lenkara menunjukkan raut wajah semenyedihkan mungkin dengan melengkungkan bibirnya ke bawah hendak menangis bombay.
Sabda rasanya ingin menempeleng wajah sok dramatis Lenkara. Lagi pula, apa sih yang terjadi dalam satu malam hingga membuat keduanya begitu akrab dan tidak ragu menunjukkan kasih sayang masing-masing. Kemana perginya si cuek dan si dingin?
"Gue nyerah, mau pulang aja." Sabda menyerahkan dua troli yang dipenuhi belanjaan Rinjani. Entah itu perabotan rumah tangga, makanan, minuman, sayuran, dan masih banyak lagi untuk stok di rumah Khai yang nantinya dia tempati.
"Diem di sini," Lenkara menarik kupluk hoodie si bungsu yang menyebabkan si empu tertarik ke belakang hampir terjengkang . "Kecekek Kak—WOY LEPASSS," Sabda memberontak kesal sembari menepuk-nepuk tangan si tengah.
"Adek," Rinjani menatap jengah kedua adiknya itu.
"Dia duluan, Mbak!" Tunjuk Sabda pada Lenkara yang kini melotot tidak terima.
"Udah, ya, malu diliatin—astaghfirullah Ara! Lepasin rambut adeknya! Astagaaaa."
"Sabda! Ya Allah, itu rambutnya Kak Ara bisa copot!"
Lenkara dan Sabda seakan tuli. Menghiraukan perkataan si sulung dan melanjutkan aksi anarkis yang semakin memanas. Di samping itu, Rinjani yang berusaha memisahkan keduanya tidak sanggup lagi menahan malu karena beberapa pembeli mulai mendekat dan menyaksikan kehebohan yang terjadi.
Di tengah kebingungannya, seseorang datang lalu menyentak keras kedua tangan yang saling menjambak hingga terlepas dari kepala masing-masing.
Dengan napas memburu, Lenkara yang tadinya ingin melakukan kebrutalannya terpaksa berhenti. Dilihatnya sosok pemuda tampan yang kini menatapnya datar. Keberanian Lenkara menciut seketika. Entah kenapa dirinya mendadak gentar. Sama halnya dengan Sabda yang lengannya sudah dipegang oleh tangan kekar yang tampak lebih besar dari dirinya.
Rinjani menghela napas dan memijat pangkal hidungnya. Kelakuan dua adiknya berhasil membuat pusing dan tekanan darahnya naik.
"Sesa, tolong anterin Ara ke mobil duluan." Rinjani menyuruh pemuda yang menatap datar Lenkara untuk membawa anak itu keluar.
"-kamu Sabda, ikut Mbak Anja sama Mas Khai bayar belanjaan." Final. Ucapan Rinjani menjadi perintah yang tidak bisa dibantah.
Khai yang memegang lengan Sabda pun terkekeh gemas. "Kalian itu, sehari gak bikin Mbaknya darah tinggi, gak bisa yaaa,"
Sabda meringis pelan lalu mengerucutkan bibirnya, "Kak Ara tuh yang selalu cari gara-gara." Elak Sabda yang lantas dihadiahi pelototan tajam oleh Rinjani. Tapi begitu lucu dimata sang suami.
"Kamu juga! Awas aja kalau sampai rumah masih berantem—Mbak gak mau lagi kasih uang jajan buat beli bakso bakar Bang Jarwo!" Ancam perempuan berwajah mungil itu.
"TIDAK BISA BEGITU SAUDARIKU!"
"Berisik. Mas Khai, tolong buang aja si adek, aku ikhlas."
"Mbak!"
Khai menggelengkan kepalanya. Cukup terhibur mendengar perdebatan kakak beradik itu namun batinnya sedikit terguncang.
~♥~
Hai hai haiiii...
Salam dari aku yang cintanya bertepuk sebelah tangan, anying.
'Temen yak temen'
Dahlah, mo ke Saturnus aja. Ada yang mau ke sana? Bonceng dong. Mau minggat bentar dari Bumi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.