Halaman 5 🍁 : Berpisah

908 110 5
                                    

Chan berusaha menghibungi Minho, tapi pria itu benar-benar tidak menjawab panggillan Minho. Hal itu benar-benar membuat Chan jadi cemas sampai lupa dengan janjinya dengan Hyunjin.

"Dari mana? Kenapa terlambat padahal ini kencan pertama kita" kata Hyunjin pada Chan yang baru datang.

"Maaf ya, aku tadi mencari Minho" kata pria itu. Hyunjin nampak memutar kedua matanya malas.

"Sekarang ada aku, biarkan dia kuliah dengan tenang di sana" kata Hyunjin. Chan berusaha untuk tenang, tadi sangat susah baginya.

Saat makan, ponsel Chan tiba-tiba bersuara dan terlihat sebuah pesan dan itu dari Minho.

"Maaf Chan, aku tidak mengangkat panggilan. Tadi aku sibuk mencari hunian. Jangan khawatir aku baik-baik saja, aku pergi lebih awal karena ada keperluan mendesak dari kempus"

Chan tersenyum membaca itu, hatinya menjadi tenang saat mengetahui jika Minho baik-baik saja.

"Kau menatap di mana? Ayo kirimkan alamat mu agar aku bisa pergi ke sana"

Kata Chan untuk membalasnya, pria itu terus tersenyum menatap ponsepnya.

"Kenapa dengan mu?" Tanya Hyunjin dengan wajah masam. Chan lalu menggeleng dan melanjutkan kencannya.



🍁🍁🍁


Minho menatap langit-langit itu dengan kedua matanya, hari sudah sangat larut tapi matanya belum ingin tidur.

"Balas tidak ya?" Gumam Minho sambil menahan ponselnya lagi. Jika dia memberikan alamatnya, Minho takut Chan akan ke sini mencarinya.

"Biarkan dia bahagia di sana, aku takut karena aku dia jadi ketergantungan" gumam Minho kemudian dia menaruh ponselnya di ranjang.

Di sisi lain, Chan juga merasakan hal yang sama. Sejak sampai di rumah, pria itu terus menunggu balasan dari Minho. Entah apa yang Minho lakukan di sana, Chan benar-benar ingin tahu.

"Kenapa dia tidak membalas pesan ku?" Gumam Chan sambil melihat foto profile sahabatnya itu. Di sana terlihat Minho tersenyum dengan sangat manis dan ceria. Tiba-tiba Chan jadi ingin melihat senyuman itu.

 Tiba-tiba Chan jadi ingin melihat senyuman itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku merindukan mu" gumam Chan. Tapi tiba-tiba dia kaget saat seseorang masuk ke apartemannya.

"Bang Chan di mana kau?" Tanya pria itu. Chan menaikan salah satu alisnya, ini seperti suara sang ayah. Dengan langkah tegas dia langsung berlari keluar kamar untuk melihatnya.

Dan benar saja apa yang Chan pikirkan, pria itu datang dengan keadaan yang sangat buruk.

"Chan" panggil pria itu sambil menangis. Walaupun pria itu sudah menelantarkan dirinya, tapi melihatnya dengan keadaan seperti itu membuat Chan jadi sedih.

"Ayah Kenapa?" Tanya Chan saat melihat pria itu mendekat ke arahnya.

"Kakak dan adik mu mengalami kecelakaan dan mereka" pria itu langsung memeluk Chan dengan erat.

"Mereka kenapa?" Tanya Chan dengan terkejut.

"Mereka sudah pergi" katanya. Hal itu sontak mengatakan Chan menangis, hampir tiga tahun mereka tak pernah bertemu dan sekarang dikabarkan meninggal hal itu benar-benar membuat Chan sangat terpukul.

"Tolong maafkan ayah Chan, selama ini ayah sudah menelantarkan mu" katanya sambil memeluk Chan dengan erat.



🍁



Minho melalui kuliahnya dengan sangat lancar. Saking lancarnya dia sudah menyelesaikan semester awalnya dengan baik.

"Aku tidak sabar menemui ibu" gumam Minho sambil merapikan bajunya ingin pulang kembali ke rumah.

Saat di bandara, Minho melihat seseorang yang benar-benar sangat familiar menurutnya. Pria itu saat ini tengah berjalan dengan jas formal bersama beberapa orang di belakangnya.

"Dia sangat mirip dengan Chan, tapi sepertinya bukan dia" gumam Minho. Dia berusaha untuk tidak menatapnya dan bersembunyi di kerumunan orang itu.

"Akhirnya kau pulang" kata sang ibu sambil memegang putra bungsunya. Di rumah ini kini sudah berkumpul keluarganya.

"Wah ini ibu yang masak? Enak sekali" kata Minho saat mencoba sup daging itu. Wanita itu mengusap rambut Minho dengan sayang.

"Bagaimana kuliah mu nak?" Tanya wanita itu pada Minho. Si manis hanya mengangguk sambil tersenyum lalu dia menceritakan semuanya pada sang ibu.

"Wah tumben itu membeli cokelat" gumam Minho saat melihat ada tumpukan cokelat di ruang tamu. Wanita itu ini tenaga fokus menonton TV sambil rebahan.

"Itu Chan yang bawa, dulu setiap minggu dia ke sini mencari ku dan membawa itu. Tapi akhir-akhir ini dia tak pernah ke sini" kata sang ibu. Mendengar itu Minho hanya tersenyum, mungkin Chan sudah bahagia dengan kehidupannya.

"Ibu aku mau keluar sebentar ya" kata si manis lalu pergi.

Minho mengambil beberapa kalung minuman beralkohol itu. Dia juga membeli keripik dan cemilan untuk minum nanti. Rencananya Minho akan minum bersama kakaknya Juyeon.

"Lagipula sekarang hari raya, minum sedikit tidak akan masalah" gumam Minho. Saat dia menutup pintu kulkas tiba-tiba seseorang berdiri di sampingnya.

"Hyunjin?" Gumam Minho saat melihat pria cantik itu tengah menatapnya.

"Kau beli banyak ya?" Gumam pria itu pada Minho. Si manis hanya terkekeh sambil mengangguk.

"Kapan kau kembali?" Gumam Hyunjin berusaha mencegah Minho pergi.

"Baru saja, aku mau bayar dulu" kata pria itu pada Hyunjin. Hyunjin tersenyum lalu dia memberikan jalan untuk si manis.

"Okey selamat hari raya" katanya lalu membuka kulkas. Minho mengira jika Hyunjin akan membuat perhitungan dengannya, tapi seperti itu salah.

🍁

"Kau makam apa?" Gumam Chan saat melihat Hyunjin makan minuman dan cemilan itu.

"Biasa" kata Hyunjin sambil menonton TV. Chan lalu berjalan dan duduk di samping Hyunjin. Jujur sejak meninggalnya saudara Chan dia jadi sangat sibuk. Sibuk kuliah dan bekerja meneruskan perusahaan mereka.

"Ini aku beli untuk mu" kata Hyunjin. Chan tersenyum lalu dia mengambilnya.

"Aku tidak minum, aku saja" kata Chan. Hyunjin mengangguk kemudian dia merebahkan dirinya di bahu Chan.

"Tadi aku melihat Minho di toserba" gumam pria itu dengan keadaan setengah mabuk. Mendengar nama Minho membuat Chan terkejut.

"Bagaimana keadaannya?" Gumam Chan dengan serius. Dia sampai menoleh ke arah Hyunjin.

"Kenapa dengan mu?" Gumam Hyunjin saat melihat perubahan ekspresi Chan.

"Tidak aku hanya merindukan teman ku" gumam Chan lalu melepaskan Hyunjin. Pria dengan marga Hwang itu kemudian memegang paha Chan.

"Apa karena dia kau tidak pernah skin ship  pada ku?" Gumam Hyunjin sambil mengusap paha Chan. Seketika Chan bangun.

"Hyunjin sebaiknya kau tidur, kau benar-benar sangat mabuk. Besok kita kuliah kan?" Gumam Chan. Hyunjin tertawa melihat reaksi Chan.

"Sudah ku duga, kau memang terus memikirkan dia" kata Hyunjin lalu dia pingsan. Chan menghela napas, lalu dia membawa Hyunjin ke kamarnya. Mungkin benar apa yang Hyunjin katakan, sejak mereka pacaran mereka bahkan tidak pernah melakukan skin ship. Tapi Chan melakukan itu karena menurutnya mereka masih kuliah dan sangat rentan.





TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

MOM! WHO IS DADDY ?  | BANGINHO ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang