Halaman 13 🍁 : Berbeda

850 107 6
                                    

Ming terlihat membereskan tempat tidur Minho saat itu. Walaupun Masih kecil tadi dia terlihat sangat aktif dan rajin.

"Ayo tidur ibu, Ming mau peluk ibu" katanya pada Minho yang saat ini tengah bekerja di laptopnya. Karena tidak mau membuat sang anak kecewa, Minho memutuskan untuk menidurkan Ming terlebih dahulu.

"Ibu selalu hangat dan wangi" kata Ming saat Minho memeluk pria kecil itu.

"Ibu?" Suara itu Minho jawab dengan mendehem saja.

"Siapa ayah ku? Kenapa dia tidak ada di sini?" Tanya anak itu tiba-tiba. Minho berusaha tidak menjawabnya dengan berpura-pura tidur. Tiba-tiba kecupan kecil dia dapat di pipinya.

"Ming ingin tahu, bagaimana wajahnya dan di mana rumahnya" kata anak itu. Minho menjadi ingin menangis saat mengingat pria itu.

"Wajahnya mirip dengan mu, tapi dia sudah meninggal" kata Minho berbohong.

"Kenapa bisa meninggal?" Tanya Ming lagi.

"Karena sakit, jadi jangan bahas ayah lagi ya kan ada ibu bersama mu" kata Minho sambil mengusap rambut anaknya.

🍁🍁🍁

Chris tersenyum melihat terobosan baru dari perusahaannya. Kini perusahaan miliknya tak hanya sampai di sector ekonomi saja, sektor kesehatan pun mereka kuasai sekarang.

Produk baru dari perusahaannya adalah sebuah mesin yang dapat melacak DNA dengan cepat.

"Bagaimana?" Tanya Chris saat mengunjungi perusahan barunya itu. Pria itu tak berhenti tersenyum melihat pekerjaannya yang bekerja dengan sangat giat.

"Kami sudah mencobanya Tuan Bang, mesin ini benar-benar bekerja dengan sangat baik dan tepat" kata seorang ilmuan yang bekerja di sana.

"Bagus! Pastikan produk kita yang akan menjadi unggulan" katanya. Sang ilmuan menunduk memberikan hormat.

"Apa anda kau mencoba mesin ini?" Tanya salah satu dari mereka. Chris terlihat terkekeh kemudian dia menganguk.

"Kalian tidak akan menemukan apapun karena aku belum menikah" kata Chan sambil memberikan mereka sampel dari tubuhnya untuk diteliti menggunakan mesinnya.

"Bagaimana apa kau suka?" Tanya sang ayah saat memperlihatkan banyak foto wanita itu. Chris terkekeh lalu dia kembali ke laptopnya.

"Aku tidak tertarik menikah, aku hanya ingin memajukan perusahaan ku" kata pria itu. Sebenarnya apa apa Chris katakan bagus, tapi di sisi lain dia takut pria itu akan terus membujang.

"Lalu untuk siapa kau akan memberikan perusaan ini jika kau tidak mau menikah dan punya anak?" Tanya pria itu. Chris terdiam, benar juga yang ayahnya katakan.

"Aku akan menikah tapi bukan sekarang" katanya kemudian sambil tersenyum miring. Pria itu benar-benar puas melihat anaknya seperti ini. Ini adalah sifat yang sangat dia inginkan.

Setelah sang ayah pergi, tiba-tiba telepon di ruangan pria Bang itu berdering. Dengan malas dia mengangkatnya dan berbicara.

"Ada apa professor?" Tanya Chris sambil mematikan lagu yang dia setel.

"Tuan sebaiknya anda ke lab sebentar" kata pria paruh baya itu dengan cemas.

"Entah apa yang mereka lakukan" gumam Chris lalu bangun dari sana.

Semua orang benar-benar terlihat terkejut melihat hasil tes di layar komputer besar itu.

"Tuan Bang" semua orang menunduk memberikan hormat. Chris nampak menahap layar itu dengan kebingungan.

"Apa apa?" Tanya pria itu pada mereka.

"Tuan kami menemukan sebuah DNA milik anda di sebuah anak" kata pria itu. Chris menaikan salah satu alisnya, bagaimana bisa?

MOM! WHO IS DADDY ?  | BANGINHO ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang