Halaman 6 🍁 : Sahabat

861 100 7
                                    

Chan menghela napas saat melihat rumah itu. Dengan ragu Chan turun dari mobil dan berjalan ke sana.

"Apa yang harus aku katakan terlebih dahulu?" Gumam Chan saat berada di depan pintu.

"Apa aku harus masuk sekarang? Ini sudah malam? Tapi jika aku kembali besok mungkin dia akan pergi lagi" kata Chan. Dia lalu memberanikan diri untuk mengetuk pintu.

"Ayo buka!" Suara itu Chan dengar dari dalam pintu. Langkah kaki mendekat ke sana dan pintu itupun terbuka. Chan benar-benar menatap pria itu saat ini, pria yang selalu ada untuknya dulu dan sangat berharga baginya.

"Kakak teman kakak datang!" Teriaknya dengan mata sayup-sayup.

"Siapa namanya?" Tanya Juyeon dari dalam, Chan tahu kedua kakak berada itu kini tengah mabuk.

"Minho ini aku" kata Chan sambil memegang tangan Minho. Si manis terkekeh lalu dia mendorong Chan.

"Kakak aku tidak kenal dia" kata Minho sambil berusaha menutup pintu tapi Chan langsung menghentikannya.

"Ini aku Chan, Bang Chan teman mu" kata Chan lagi. Minho berusaha melihatnya dengan seksama.

"Bukan, kau berbeda. Bang Chan teman ku itu imut dan gemuk" kata Minho. Chan kemudian memeluk pria manis itu dengan erat untuk mengobati kerinduangannya.

"Kau ke mana saja? Aku sangat merindukan mu" kata Chan sambil memeluknya. Minho hanya diam saat ini, saat dia sadar kembali dia langsung mendorong Chan.

"Aku ingin muntah" gumam Minho lalu berlari masuk ke dalam.

"Eh Chan! Ayo masuk" kata Ibu Chan saat melihat Chan ada di depan pintu. Pria dengan marga Bang itu masuk dan menutup pintu.

"Maaf ya semuanya berantakan dan dalam keadaan mabuk" kata wanita itu malu. Chan terlihat menggeleng dan duduk di sofa.

"Masuklah ke kamar Chan, tolong bantu bibi ya. Anak itu sepertinya minum dengan kakaknya dan keduanya tepar. Kau mengurus Minho aku yang mengurus Juyeon" kata wanita itu. Chan  menunduk memberikan hormat dan menyusul Minho ke dalam.

"Hueeek" Minho memuntahkan semuanya ke dalam kloset.

"Apa sudah?" Tanya Chan saat melihat Minho bangun.

"Hei! Kau ada lagi?" Tanya Minho sambil menjongkok dan menatap Chan dengan tatapan menggemaskannya. Chan menjadi gemas melihat sahabatnya itu.

"Ayo tidur" kata Chan berusaha membujuk Minho.

"Tidak mau, aku mau tidur di sini saja" kata Minho yang mulai bertingkah aneh. Dia terlihat merebahkan diri di kamar mandi. Chan menggeleng dan langsung membawa Minho ala bridal ke kasurnya.

"Kau tidur ya" kata Chan sangat menyelimuti Minho di kasurnya. Chan benar-benar senang melihat pria itu lagi.

"Aku pengen dipeluk" kata Minho tiba-tiba sambil memegang tangan Chan dengan erat. Chan berusaha melepaskan tangan Chan tadi Minho benar-benar bersikeras.

"Sebentar saja ya" katanya seperti anak kecil. Chan lalu berbaring di samping Minho. Dia memeluk Minho sambil mengusap rambut si manis.

"Ibu! Ibu!" Tiba-tiba Minho memanggil ibunya.

"Ini aku Chan" kata Chan berusaha menyandarkan Minho. Tiba itu lalu menatap ke arah Chan dan menatapnya sekilas.

"Tidak, kau ibu. Ibu jangan berbohong" kata Minho sambil melepaskan kencing atas kemeja Chan. Hal itu benar-benar membuat pria itu terkejut.

"Minho kau mau apa?" Tanya Chan pada pria itu.

"Aku mau menyusu" kata Minho lalu dia menyedot puting milik Chan. Chan berusaha melepaskan diri tapi Minho memenganginya dengan erat.

"Minho jangan aku Chan" kata pria itu sambil mendorong kepala Minho darinya.

"Ibu jahat! Hiks tidak sayang aku lagi Hiks!" Dia langsung menangis keras. Hal itu membuat Minho panik dan berusaha menenangkan Minho.

"Iya tapi jangan keras-keras" kata Chan. Minho lalu kembali menyusu padanya.


🍁🍁🍁


Minho membuka matanya perlahan karena sinar matahari yang masuk ke jendela kamarnya. Si manis merasakan kepalanya sangat sakit saat ini. Dia juga merasakan mual karena minum terlalu banyak semalam.

Saat dia berbalik, matanya terkejut melihat punggung seseorang di sana.

"Kak Juyeon kenapa tidur di sini?" Guman Minho berusaha bangun. Saat dia lahir sampai dewasa untuk pertama kalinya sang kakak mau tidur dengan Minho.

"Hai! Bangun kau" kata Minho sambil menggoyangkan bahu pria itu. Tapi ini sangat aneh, sejak kapan bahu Juyeon selebar ini.

"Kak bangun!" Kata Minho lagi, pria itu kemudian terlihat meregangkan tubuhnya dan berbalik. Mata Minho benar-benar terbelakak melihat itu Bukan sang kakak, memainkan sahabatnya Bang Chan yang tengah tersenyum padanya saat ini.

"Kenapa kau bisa ada di sini?" Gumam Minho terkejut sambil menjauhkan dirinya dari Chan.

"Aku ingin bertemu dengan mu, kenapa kau kabur?" Tanya Chan sambil bangun dari sana. Mata Minho menjadi tidak fokus melihat kemeja yang dipakai pria itu terbuka membuat dada dan tubuhnya terlihat dengan jelas.

"Apa kau melakukan sesuatu?" Tanya Minho tercengang. Chan terlihat kebingungan lalu terkekeh pelan.

"Aku tidak melakukan apapun, tapi kau yang melakukan sesuatu" kata Chan. Minho berusaha mengingat apa yang dia lakukan tadi malam. Terakhir yang dia ingat hanya saat minum di ruang tamu dengan Juyeon.

"Lihat kau membuat puting ku bengkak" kata Chan sambil mengusap banda itu. Minho menjadi ingat, Sial kenapa dia bisa melakukan hal menjijikan itu.

"Chan maaf ya, aku benar-benar tidak ingat apapun semalam" kata Minho berusaha mendekat dan merapikan baju Chan. Sialnya ada kissmark juga di sana, dan itu pasti dia juga yang buat.

"Tidak masalah, aku akan merahasiakannya dengan orang lain karena kita sahabat" kata Chan sambil menguap rambut Minho. Si manis hanya tersenyum lalu bangun.

Kedua pria itu benar-benar menghabiskan waktu bersama sama seperti dulu saat mereka masih di sekolah menengah.

"Nanti kita makan ya di sana" kata Chan sambil menunjuk ke sebuah restoran itu. Minho benar-benar terbelakak melihatnya, itu kan restoran mahal bagaimana dia mampu makan di sana.

"Tidak, kita cari tempat lain saja. Di sana pasti mahal" kata Minho sambil menggeleng.

"Kau tenang saja aku akan mentraktir mu" kata Chan sambil memeluk bahu Minho dengan manja. Hal ini benar-benar membuat Minho menjadi sangat hangat. Walaupun fisik Chan sudah berubah tapi dia tetap Chan yang dulu.

"Kau masih dengan Hyunjin?" Tiba-tiba Minho menanyakan Hal tersebut. Chan dengan cepat mengangguk sambil tersenyum.

"Aku mendengar kau datang dari dia" kata Chan sambil menatap ke depan. Minho entah agak kecewa tapi dia senang Chan di sini tidak sendirian.

"Apa mereka masih membuli mu?" Tanya Minho lagi dengan cepat Chan menggeleng dengan wajah bahagia. Minho tersenyum jika itu benar-benar terjadi.

"Ini semua karena kau, terima kasih Minho. Kau membuat hidup ku berubah" ujar Chan sambil memegang tangan kecil Minho.


TBC
Jangan lupa vote dan komen ya

MOM! WHO IS DADDY ?  | BANGINHO ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang