"Ohh jadi gitu ya" kata Felix yang baru tahu apa yang terjadi pada mereka. Minho hanya diam saja, padahal sebelumnya dia sudah bisa melupakan Chan.
"Jadi kami tidak berpacaran" kata Changbin pada teman manisnya itu. Felix kemudian mengangguk dan duduk di samping Minho.
"Kamu suka sama Chan ya?" Tanya Felix tiba-tiba. Minho langsung membuang muka sambil menggeleng.
"Kita cuma sahabat tak lebih dari itu" katanya. Mereka lalu berusaha menghibur Minho dan menghabiskan sisa liburan mereka untuk bersenang-senang.
Hampir satu tahun Minho tak kembali ke rumahnya, saat ini dia sudah menginjak semester 6 kuliahnya. Hal itu membuat Minho benar-benar sangat sibuk dan tidak sempat untuk pergi ke mana-mana.
Kamar Minho benar-benar berantakan, banyak sekali sampah yang berserakan di sana. Dengan sisa waktu yang dia miliki pria manis itu memutuskan untuk menutup laptop dan berjalan keluar untuk membuangnya.
Saat membuka pintu, dia terkejut melihat sebuah buket bunga di depan pintunya.
"Punya siapa ini?" Guman pria itu. Dia lalu menatap ke sekeliling. Minho menaruh benda itu dan mengambil buketnya.
"Minho ini aku? Kenapa kau tidak pulang? Aku merindukan mu"
Minho langsung membawa bukat itu dengan sampah-sampahnya. Dia langsung berlari dengan cepat turun ke lantai bawah untuk melihat pengirim bunga itu.
"Chan" panggil Minho saat melihat seorang pria yang tengah berdiri di luar gedung berjalan pergi dari sana. Pria itu terhenti dan berbalik untuk melihat sumber suara.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya pria manis itu pada Chan. Dia mendekat dengan perlahan sambil memegang buket bunga itu.
"Aku hanya ingin menemui mu, tapi sepertinya kau sibuk ya. Jadi aku tidak akan menganggu" kata Chan sambil tersenyum. Minho lalu memeluk pria itu dengan erat, dia benar-benar tidak bisa bohong. Minho merindukan pria ini.
"Aku tidak sibuk, ayo kita beli makan" kata Minho sambil menatap wajah Chan dengan mata berairnya.
Minho bersenang-senang di malam itu dengan Chan. Mereka melakukan hal yang sama seperti dulu. Mulai dari makan di restoran sampai kenyang lalu jalan-jalan dan bermain mesin capit.
Minho terlihat kegirangan saat memeluk boneka besar hadiah yang dia dapat tadi. Saat ini mereka tengah melihat ke arah laut malam itu.
"Kamu benar-benar pacaran dengan dia?" Tanya Chan kemudian. Minho langsung mengangguk dengan cepat.
"Kamu masih sama Hyunjin?" Tanya Chan lagi. Chan langsung tersenyum dan mengangguk juga.
"Baguslah" jawab Minho singkat. Chan hanya menatap lurus ke depan tanpa mengatakan apapun. Tangan pria itu mengambil sesuatu di saku jasnya dan memakainya di leher Minho.
"Apa ini?" Tanya Minho sambil melihat benda itu.
"Ini hadiah ku, jadi jangan pernah dilepas" kata Chan. Kalung pemberian Chan sangat bagus dan cocok di leher Minho.
"Maaf ya aku tidak membawa hadiah" kata Minho dengan cemberut. Chan kemudian merangkul bahu Minho dan mengusapnya perlahan.
"Melihat mu saja sudah menjadi hadiah terbaik untuk ku" kata Chan. Minho tersenyum lalu dia memeluk sahabatnya itu.
Karena tahu tempat itu Chan terkadang pergi ke sana untuk melihat Minho dan makan-makan bersama. Karena hal itu membuat Minho menjadi lebih ceria dari biasanya.
Tapi karena itu juga membuat Hyunjin menjadi sangat risih. Chan selalu pergi saat pria itu ke rumahnya. Padahal Chan dan Hyunjin sudah pacaran sangat lama.
"Chan mau ke mana lagi?" Tanya Hyunjin saat Chan tengah memakai pakiannya. Samar-samar Hyunjin melihat sebuah kalung di leher Chan.
"Itu kalung Apa?" Tanya pria itu. Chan nampak terkejut dan tak menanggapinya.
"Aku mau pergi ke luar kota, jadi sepertinya kita tidak akan bertemu dengan waktu lama" kata pria itu. Hyunjin terlihat memangis mendengarnya.
"Kau pergi lagi? Meninggalkan aku?" Tanya Hyunjin yang langsung ingin pergi dari sana.
"Hyunjin! Tapi aku kan akan bekerja" kata Chan. Tapi Hyunjin masih bersikeras.
"Sudahlah, aku akan pergi saja. Jangan lupa ikut kelas besok" kata pria itu lalu pergi dari sana.
"Apa ini? Saat aku menemukan Minho, Hyunjin marah. Kenapa tidak ada yang lancar?" Gumam Chan saat itu.
"Apa kau menunggu lama?" Tanya Chan saat melihat Minho sudah duduk di sana dengan senyuman sumbringahnya. Pria itu terlihat bersemangat makan di restoran itu.
"Aku sudah pesan, pasti kau suka" kata Minho. Chan tersenyum lalu dia duduk. Dari sejak Chan datang pria itu terlihat sangat sedih. Hal itu membuat Minho menjadi cemas.
"Kau kenapa?" Tanya si manis pada Chan.
"Tidak ada, aku hanya sedikit bertengkar dengan Hyunjin" kata Chan sambil tersenyum. Minho kemudian mengangguk, apa karena dia mereka bertengkar?
Akhirnya makanan datang dan mereka pun makan dan sesekali mengobrol satu sama lain. Minho benar-benar sangat merindukan restoran ini. Di mana dulu saat sekolah menengang mereka sering menghabiskan waktu.
"Minho" tiba-tiba Chan memanggil si manis. Minho langsung menaikan salah satu alisnya dan menatap pria itu.
"Kenapa Chan?" Tanya Minho. Chan terlihat menghela napas dan cemas saat itu.
"Aku memutuskan untuk menikah dengan Hyunjin" kata Chan. Mendengar itu membuat Minho terkejut dan tertawa.
"Aku bercanda ya? Itu sangat lucu" kata pria manis itu sambil mengambil tisu. Tapi Chan nampak diam saja dengan wajah serius.
"Aku akan segera melamarnya" kata Chan. Minho mendadak terdiam saat itu dan berusaha untuk pergi ke kamar mandi sebentar.
Minho benar-benar tidak bisa menahan air matanya. Dia merasa hal yang sangat aneh dan menyakitkan.
"Aku kenapa?" Gumam Minho sambil melihat dirinya di cermin. Setelah merasa cukup dia lalu merapikan dirinya dan kembali.
"Minho kau sangat lama" kata Chan. Si manis hanya tersenyum sambil mengangguk kemudian duduk lagi.
"Kau baik-baik saja kan?" Tanya Chan saat melihat Minho mengusap hidungnya.
"Iya tadi sangat pedas aku sampai muntah dan air mata ku keluar" kata Minho berbohong. Chan hanya mengangguk saat itu.
"Kau tidak keberatan kan?" Tanya Chan. Minho langsung menggeleng sambil tersenyum palsu.
"Tentu tidak, aku bahkan senang jika kalian menikah. Apa kau sudah beli cincin? Ayo coba aku lihat" kata Minho. Chan pun tersenyum lalu mengambilnya di saku.
"Wah bagus sekali" kata Minho yang berbinar melihatnya. Chan melihat senyuman itu ikut tersenyum."Kapan kau akan melamarnya?" Tanya pria manis itu pada Chan. Chan pun menutup cincin itu dan memasukannya kembali ke saku.
"Dua hari lagi saat ulang tahun Hyunjin, tolong bantu aku ya Minho. Aku sangat gugup" kata pria Bang itu. Minho lalu mengangguk dan tersenyum untuk kabar bahagia ini.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
MOM! WHO IS DADDY ? | BANGINHO ✔️
FanfictionPersahabatan yang membawanya ke dalam dunia cinta yang pahit. Saat Minho hamil tiba-tiba pria itu pergi tanpa sebab dan kejelasan. Warning bxb Mature Mpreg