Kidnapping

250 25 3
                                    

Music : R. City, Adam Levine - Locked Away

Selesai mandi, dengan tubuh yang masih basah karena air ia berjalan keluar mencari istrinya. Apakah wanitanya itu sedang memasak di dapur seperti yang biasa dilakukan? Lelaki itu memungut kemejanya di lantai dan bergegas melangkah ke bawah menapaki tangga demi tangga berharap yang menyambutnya adalah wanita pirang cantik dengan tubuh ramping yang menggairahkan. Itu adalah mimpinya tadi malam.

Bibir lelaki itu tak henti-hentinya tersenyum, membayangkan betapa sempurna dirinya ketika bersama wanita itu. Ia rela menyerahkan segalanya pada kekuasaan wanita pirang yang akan menjadi istrinya lagi. Namun, segalanya sama sekali tak berarti ketika ia hanya menemukan hawa dingin yang menyambutnya di dapur. Seperti tak terjamah sama sekali.

"Cath?? Catherine! " teriak Arkhan berulang saat ia tak kunjung mendapatkan jawaban.

Mengepalkan tangannya, lelaki itu berteriak marah pada Keith yang juga tak ia temukan dimanapun. Lorong demi lorong kastil yang begitu luas ini sama sekali tidak menunjukkan keberadaan wanitanya. Belum juga beberapa menit ia membiarkan wanita itu lepas dari pandangan. Lagipula kemana ksatrianya itu! Arkhan sampai di kandang kuda dan menemukan satu kudanya hilang. 

Bisa dipastikan wanita itu lari mengejar Marcus. Bagaimana ia tidak memperkirakan kemungkinan ini? Mungkin Keith membantunya.  Setengah hatinya tak yakin wanita itu tega meninggalkannya. Namun, mengingat wanita itu berlinang air mata semalaman karena berpisah dari bayinya, Arkhan pikir dia bisa menerima jika wanita itu pergi.

Ah sial, sejujurnya ia tak terima!

Catherine !

Sayangnya Arkhan tidak sebaik itu untuk membiarkan perempuan itu pergi bersama Marcus dan keluarga kecilnya begitu saja. Wanita itu sudah mengobrak-abrik semangat kehidupannya di kastil tua ini. Memberikan ia cahaya lalu menghilang begitu saja. Siapa yang bisa menerima hal semcam itu?

"Kau yang datang saat aku ditikam sepi, kini kau juga yang berniat membunuhku dengan sepi Catherine!" geram Arkhan.

Mungkin perempuan itu tidak seharusnya datang dan mengunjunginya di kastil utara ini. Membiarkan ia dikutuk tahun-tahun dan dibekukan oleh patah hati. Lalu mungkin ia mati sebagai laki-laki frustasi yang ditinggalkan. Hanya ada dirinya dan sepi.

Menarik tali kekang kuda kesayangannya, Arkhan memacu hewan besar itu dengan sekencang kencangnya. Pasti belum jauh pikirnya, karena Catherine pun tidak pandai berkuda. Hanya setengah jam yang lalu, seberapa jauh yang wanita itu dapatkan. Bibir Arkhan menyeringai.

Namun, ia sudah berkendara lama. Tidak juga ia menemukan bekas tapak kuda atau apapun lagi. Seolah bekas itu menghilang di tengah hutan begitu saja. Kemana istrinya pergi? Arkhan bergegas mendatangi kuda yang ia yakini sebagai tumpangan Catherine. Kuda itu dibiarkan lepas begitu saja. Apa wanita ini bodoh?

Keringat dingin membasahi dahi lelaki itu ketika ia menemukan ada jurang di sekitar sana. Tidak! Tidak mungkin takdir sekejam itu mempermainkan dirinya. Mereka baru akan menikah lagi! Tidak mungkin!

---------------------------------------------------------------

Di sisi lain, Catherine menemukan dirinya tersadar di sebuah kereta. Dia dikelilingi dengan pagar besi hampir mirip seperti kandang. Kereta itu berjalan cepat. Saat wanita itu mengintip dari celah-celah kecil. Ia melihat hamparan pasir yang panas.

Sudah berapa lama ia tak sadarkan diri?

Bukankah terakhir kali ia pergi untuk mencari buah berry dengan kuda sebelum sarapan pagi. Ia ingat meninggalkan kudanya sembarangan. Pasti Arkhan mencarinya. Dia sama sekali tidak memiliki pengetahuan kemana penculik ini akan membawanya.

The King Lady (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang