CERITA SELESAI❗
Tidak ada pelakor
Catherine kembali ke hari pernikahannya, dengan lelaki padang pasir yang sangat ia benci.
"Bibirnya terasa manis. Ia hampir lepas kendali melihat wajah menggoda di hadapannya. Sialan, persetan dengan takdir dan keh...
There'll be no sunlight, if I lose you, baby There'll be no clear skies, if I lose you, baby
Pic Cat as Catherine
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kenapa aku harus jadi kucing sialan!"
Catherine memaki dirinya dalam hati. Lagipula ia tak bisa mengatakan apapun selain mengeong-ngeong tak jelas. Ia sendiri tak memahami apa yang ia bicarakan dengan mulut kucingnya itu.
Lelaki itu terus terusan memandanginya seperti makhluk dunia lain. Seharusnya aku berubah jadi harimau saja lalu akan kumakan orang-orang ini. Aku harus segera menemukan jalan untuk kabur. Mencoba melihat jendela, tangan mungilku langsung di tarik oleh Marcus. Dikira aku mau kabur apa?
Ya memang aku mau kabur bangsat!
Sepertinya aku tertidur cukup lama. Pelukan Marcus lumayan nyaman bagi kucing sepertiku. Dia mengelusku sepanjang jalan. Wajahnya sangat tampan! Aku sampai tak sadar sudah mencakar nya beberapa kali. Maafkan aku Raja!
Didengar dari keramaian ini pasti aku sudah tak berada di padang pasir. Selamat tinggal padang pasir yang panas! Aku akan menjalani kehidupan baru di sini. Namun, Tiba-tiba muncul wajah lelaki yang kubenci itu. Arkhan! Mungkin dia kelabakan mencariku.
"Dia kehilangan boneka nya!"
Namun, apa bedanya di sini. Aku masih akan digunakan sebagai alat. Mereka butuh kekuatan miliknya untuk menguatkan nama Kerajaan. Entah motif apapun ia tak bisa melihat ketulusan itu dari siapapun. Meski Dewi bilang takdir ku bukan Arkhan, tetapi apakah benar itu Marcus? Atau jika bukan lagi?
Lelaki hanya ingin memanfaatkan saja!
Aku sangat berharap bisa bebas. Hidup seperti apa yang burung-burung lakukan. Makan dan tinggal di tempat yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan itu aku harus menyelesaikan tugasku dulu. Hidup sesuai aturan Dewi.
Namun, hidup harus melihat kenyataan. Ada banyak bahaya yang mengancam jika saja aku berkeliaran sesuka hati. Karena pada faktanya aku bukan perempuan biasa.
Nama putri dan titel putri hutan adalah beban yang ditakdirkan alam di pundakku. Sekalipun aku mati, semua hanya akan berjalan sesuai kehendak alam. Mungkin aku akan jadi roh gentayangan atau aku dihidupkan kembali menjadi rumput liar.
Tinggal bersama siapa yang bisa membuatku aman dan hidup damai? Tiba-tiba kurasakan kereta ini ditabrak sesuatu. Segerombolan orang menyerang kereta ini. Aku terjatuh dari pangkauan dan terperosok di kayu-kayu. Melihat orang-orang itu mendekat aku refleks lari.
Seorang Penyihir mengerikan mengejarku dengan kekuatan gaib nya. Ia mengejar tetapi sambil melawan sesuatu. Aku berlari meski aku merasakan kekuatan lain melindungi wujudku. Mungkin itu sang Dewi?
