Wedding Day

3.1K 183 2
                                    

Pict : The Wedding Room

Dalam sekejap mataku mengabur. Rasa sakit itu tiba-tiba menghilang. Aroma darah berganti aroma bunga. Menelisik suasana sekitar. Aku merasa familiar dengan suasana mewah bernuansa putih ini. Yah.

Ini adalah hari pernikahan ku!

Satu-satunya hari yang kubenci selain hari kematianku. Hari dimana aku terikat dengan monster yang mereka sebut suamiku. Entah bagaimana suasana pernikahan ini persis dengan yang aku bayangkan. Apa aku kembali pada 10 tahun yang lalu? Segera aku berlari menuju kolam, di sana terpantul kan wajahku saat aku masih berusia 17 tahun.

Aku merasa semua orang dari Kerajaan Khamun datang untuk menyaksikan tawanan perang mereka. Aku! Putri dari Kerajaan Achaia yang jaraknya membutuhkan berhari-hari perjalanan dari sini. Kini duduk manis kembali di kursi pengantin menyaksikan orang berlalu lalang.

Khamun 875 M

Kerajaan kami sangat berbeda dari segi manapun. Misalnya cuaca, di Achaia memiliki musim tropis yang indah. Semua tanaman dan pohon tumbuh subur di sana. Buah-buahan hampir mudah ditemukan dimana saja. Yang paling unik adalah Achaia dikelilingi oleh hutan rimbun. Hutan tropis yang menjadi benteng milik kerajaan membuat kerajaan ini terlihat begitu tersembunyi. Berbeda dengan Khamun, wilayahnya didominasi dengan padang pasir. Dikelilingi oleh pasir dan matahari yang terik. Panas? Jelas sangat.

"Di sini sangat panas seperti di neraka!" ucap seorang pelayan yang dibawa dari Achaia.

Kondisi Khamun

Jujur saja sebenarnya tidak seburuk itu. Karena yah selama aku di sini aku tinggal di istana yang bahkan sangat sejuk dan nyaman. Entah bagaimana bisa, suasana panas itu segera berganti dengan dingin. Tetap saja hatiku merasa panas karena pernikahan paksa ini.

Apalagi setelah tinggal dan terjebak di neraka ini selama 10 tahun. Suara pedang yang menebas tenggorokanku itu terasa sangat baru dan tak mungkin aku lupakan.

Sebelum menikah, aku hanya putri naif yang sangat suka bermain-main dengan kakak-kakakku. Menjadi satu-satunya gadis diantara pangeran membuatku sangat spesial. Ayah sangat mencintai putrinya dan selalu menganggapku anak kecilnya padahal usiaku sudah 17 tahun. Aku hidup di keluarga yang harmonis meski aku tak pernah tahun siapa Ibuku. Tentu aku sangat shock ketika tiba-tiba berpisah dari mereka.

Mengingat ayah aku jadi merindukan beliau. Saat ini beliau pasti sedang menangis karena kehilangan putri satu satunya. Sejak sampai tempat ini aku tak pernah diizinkan untuk kembali ke tempat kelahiran ku. Bahkan setelah 10 tahun berlalu. Sangat terisolasi hingga rasanya hampir gila. Suamiku sangat keterlaluan entah apa maksud semua itu yang jelas dia benar-benar kejam.

Arkhan Khamun. Laki-laki sialan yang menjebak ku di tempat neraka ini. Kulihat ia mendekat padaku, tubuhnya besar dan sangat tinggi. Kulit kecokelatan khas padang pasir membuat nya tampak sangat jantan. Mata kecokelatan itu mengingatkanku akan sikap otoriter nya yang keterlaluan.

Bak raja neraka, ia tampan. Tulang hidung yang tinggi dengan alis tebal itu membuat fitur wajahnya sangat tegas. Hanya satu kekurangan nya, dia gila! Aku tak pernah menjumpai lelaki gila sepertinya. Di malam hari dia bisikkan kalimat cinta. Kemudian esoknya, dengan senyuman iblis dia menghunuskan pedang ke arahku!

Deg...

Aku terkejut hampir meloncat. Masih trauma dengan apa yang dilakukan manusia ini padaku. Melihat wajah pembunuh itu persis di hadapanku. Matanya seperti mata elang cokelat dan tajam. Haruskah aku disiksa bagai burung dalam sangkar sekali lagi?

"Istriku?" Ucapnya sambil mengelus pipiku.

Aku mencoba menahan diri untuk tidak menampar lelaki ini seperti yang dulu kulakukan. Ku perlihatkan senyuman manis yang membuat hati siapapun berbunga-bunga. Namun, lelaki didepanku sama sekali tak terpengaruh karena wajahnya tetap saja datar.

Ugh sial...

Dia memainkan rambut ku seolah-olah aku adalah mainan barunya. Ini terasa menjijikan. Kemudian lelaki ini mencium kening ku dan meninggalkanku begitu saja.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

KRONOLOGI PERNIKAHAN

Dua bulan lalu

"Sultan Khamun sudah gila! Dia menghancurkan kerajan-kerajaan tetangga tanpa ampun." ucap kakakku David.

"Benar, hanya menghitung hari sampai mereka tiba di sini! Sialan bagaimana ini? " balas Julian kakak keduaku.

Aku hanya diam dan melanjutkan memilih gaun untuk ulang tahunku yg ke-17. Mendengar keresahan mereka hatiku juga resah. Lagipula apa yang mau diambil mereka hingga mau susah susah datang ke kerajaan terpencil ini? Tidak ada tambang berlian atau permata.

"Apa yang mereka inginkan sebenarnya? Mereka hanya mengobrak-abrik kerajaan orang lain! Dasar kaum barbarian itu! " Ayah kini datang dengan wajah masam.

Kaum barbarian? Jadi yang mereka maksud adalah manusia yang hidup di padang pasir panas itu? Aku tak pernah bisa membayangkan betapa menyedihkannya hidup disana. Terkurung dalam panas dan matahari tepat di atas kepala. Betapa mengerikan.

Sialnya beberapa jam kemudian...

"Mereka datang!" Seorang prajurit tergopoh-gopoh berlari masuk. Kami tengah makan bersama saat itu.

"Secepat itu?" Ayah langsung pergi menemui komandan pasukannya.

Waktu berjalan begitu mendebarkan. Suasana kacau. Kerajaan terasa mencekam. Sampai sebuah pesan tiba.

"Mereka ingin bernegosiasi"

"Biarkan mereka masuk, kita lihat apa yang sebenarnya diinginkan, Catherine masuk kamar." Perintah Ayah.

Rasa penasaran akan membunuhku. Benar-benar bodoh aku yang berdiri di lantai dua mengawasi pembicaraan mereka tanpa menyadari bahwa Raja Khamun menatapku. Aku yang fokus pada Ayah tidak menyadari hal itu. Kemudian saat mata kami bertatapan untuk pertama kalinya. Aku tahu dimana hidupku benar-benar akan hancur.

"Aku ingin putrimu menjadi pengantinku!"
Raja Khamun meminta atau memberikan perintah paksa.

Semuanya terdiam. Termasuk aku yang belum sadar bahwa putri yang dimaksud adalah diriku sendiri. Siapa lagi putri kerajaan Achaia?

"Kami hanya punya dua putra," ucap Raja Achaia sambil menujuk David dan Julian. Sang Raja tak sadar bahwa putri bodohnya ada di sana.

Ia pikir putrinya sudah disembunyikan di kamar. Raja Achaia menengok ke atas dan menemukan Catherine menatapnya. Bodoh! Gadis bodoh itu!

Ini adalah awal bagaimana bisa aku berada di tempat panas ini. Rasa penasaran ternyata bisa membuat kita menyesal. Jika tahu begini, aku mungkin akan lari sejauh jauhnya dari lelaki ini. Nasi sudah menjadi bubur dan aku masih diberikan kesempatan untuk merubah. Meski aku tak bisa mengubah semuanya sejak awal. Aku masih bisa memperbaiki ini.

Sama seperti saat itu. Kepalaku tiba-tiba sangat pusing dan mereka membawaku ke kamar Raja Khamun. Aku memang sering sakit. Itulah mengapa aku dijuluki Ratu sakit sakitan yang tidak berguna. Hanya modal tampang saja gosip mereka. Menghela napas panjang, aku sudah terbiasa menerima tatapan itu.

Ruangan dengan nuansa hitam dan abu-abu ini membuatku muak. Aku merasa terjebak di sangkar yang dikunci rapat. Dan bodohnya aku tak bisa keluar dari sini selama sepuluh tahun. Dimana seperti penjara mewah dengan pemandangan padang pasir megah di luar.

Memejamkan mata membiarkan kasur sutra ini memelukku tanpa sadar aku terbuai mimpi.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Sesuatu hangat menyelimuti bibirku. Aku bermimpi memakan kue hangat yang sangat nikmat. Namun, badanku terasa berat sesuatu menindih ku. Alarm bahaya muncul tetapi sialnya mataku tidak bisa terbuka. Aku lelah.

Bersambung...

Jgn lupa pencet tombol vote ya sayang, biar kalo author lagi sibuk jadi keinget karena muncul notif

The King Lady (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang