Bloody Party

884 72 0
                                    

Music : Sway - Michael Bubble

Aula kerajaan begitu ramai. Mereka memiliki perayaan tahunan. Kerajaan Khamun bukanlah kerajaan tradisional yang hanya memiliki penduduk dari satu daerah. Sebab di sini beragam budaya sudah bercampur dan membaur. Tak peduli tango, tarian timur tengah, dansa, dan lain-lain. Semuanya menerima perbedaan budaya. Saat ini penduduk Khamun didominasi oleh orang berkulit Tan dan gelap. Orang barat enggan sampai sini karena cuacanya.

Kecuali gadis tawanan perang yang tak punya pilihan selain tinggal. Tidak ada pesta dansa khusus bangsawan. Semua bisa datang dan bersenang-senang di sini. Raja dan Ratu hadir bersama mereka. Membaur bahkan dengan kaum miskin sekalipun. Ini lah yang mereka sebut perubahan. Tidak ada status yang menghalangi mereka.

Namun, Catherine tidak terbiasa dengan acara yang dipenuhi sesak manusia. Ia terbiasa di sebuah pesta dansa kecil yang orang-orangnya ramah dan saling tersenyum meski palsu. Namun, di sini semuanya tidak berbicara dengan sopan. Setidaknya itu apa yang ada di pikiran Catherine.

Mereka saling memaki dan mengumpat di tempat umum. Memakan dengan tangan secara langsung tanpa malu. Pakaian yang mereka kenalan jauh dari pakaian pesta. Apa ini kebebasan yang mereka inginkan? Begitu riuh begitu ramai.

Hingga tiba-tiba seseorang berteriak lantang.

"Yang Mulia Ratu, tunjukkan bagaimana kebolehan kamu sebagai pemimpin kami! "

Salah seorang ksatria berucap meski tak memiliki etika. Sang Raja membiarkan begitu saja. Dan masih bercengkrama dengan teman-teman seperjuangan nya. Sementara istrinya sendirian di kursi.

Catherine merasa tidak menyatu dengan mereka. Pakaian yang ia kenakan begitu berbeda dan terlalu bangsawan. Tapi siapa peduli? Toh memang ini pesta bebas. Tidak peduli pakaian yang dikenakan. Mereka masih meragukan Ratu kecilnya itu. Apa Raja hanya terpikat oleh kecantikan saja?

"Yang mulia tolong nyanyikan sebuah lagu untuk kami!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang mulia tolong nyanyikan sebuah lagu untuk kami!"

"Iya benar,"

"Kami sangat ingin mendengar, " Seloroh orang-orang itu yang lebih tepatnya berupa ejekan.

Mereka yakin Ratu kolot itu hanya akan bernyanyi lagu lawas dan tidak akan sesuai dengan mereka. Sang Ratu datang dari Kerajaan terpencil bagaimana ia tahu kebiasaan masyarakat kota. Masyarakat yang tidak lagi menyukai tradisi dan kekangan status. Mereka menjalani kehidupan sebagaimana yang diinginkan.

Mereka pikir aku tak tahu cara bersenang-senang?

Kerumunan diam ketika Ratu mereka berdiri di depan. Begitu pula sang Raja yang menaikkan alis meragukan kemampuan sang istri.

"Apa dia bisa menyanyi? "

"Entahlah.. "

Mata Catherine dan Arkhan bertemu. Lelaki itu seolah mengatakan untuk diam saja. Dia tak ingin istrinya mempermalukan diri. Baru saja beberapa langkah lelaki itu datang mendekat suara Catherine terdengar... Kali ini gadis itu yang berjalan menuju langkah suaminya.

The King Lady (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang