Cptr 5. Angkatan Emas

4.1K 528 35
                                    

Rafaella berdiri menatap dirinya di cermin, menggunakan seragam Leander High School yang telah lama terbengkalai, Rafaella mematutkan kemeja abu-abu gelapnya.

Jika diperhatikan, Rafaella bagaikan awan mendung yang tidak akan pernah memutih, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki semuanya hitam, bahkan lingkar matanya.

Rafaella memutuskan untuk masuk sekolah hari ini, dari informasi yang ia dapatkan di LHS telah tersebar rumor tentang Organisasi Kedisiplinan yang telah lama menghilang.

Para anggota lama berusaha menghentikan rumor tersebut, tapi Rafaella sebagai ketua memiliki pemikiran yang berbeda.

"Kalau rumor udah nyebar, kenapa enggak dijadiin fakta aja?"

***

Di tempat lain, beberapa orang sedang berdiri mengitari meja mundar yang ada di dalam ruangan kedap suara itu.

"Rumor mulai nyebar, hal yang kita udah kita pendam jauh-jauh mulai muncul lagi," seorang lelaki dengan pakaian rapi dan lengkap dengan almamaternya mengawali pembicaraan.

"Kita enggak bisa hentiin rumor, kalau cuma kita sebagai anggota inti yang ngelakuin, kita perlu tindakan yang lebih keras," ucap laki-laki berkacamata dengan buku yang berada di tangannya.

"Kalian sendiri tahu kalau enggak ada yang lebih keras dari pada ketua, enggak ada yang lebih tega selain monster itu," satu-satunya gadis di sana dengan rambut pendek mengingatkan temannya.

Brak!

"Kapan ini selesai? Kapan ketua balik ke sini? Jujur aja gue udah muak harus lihat drama tai yang adiknya lakuin!" di antara semuanya hanya lelaki ini yang berpakaian bebas, tanpa almamater ataupun dasi.

"Ayolah ... Sabar sebentar, lagian ketua enggak akan nganggep cewek itu sebagai adeknya, ketua pasti sedia hand sanitizer buat ngilangin bakteri," lelaki bebas itu menatap teman gadisnya, sebenarnya apa yang ia ucapkan itu ada benarnya.

"Lo bener sih, tapi masalahnya itu sekarang ini sekolah udah bukan kaya sekolahan lagi semenjak angkatan kelas 11 masuk sini," ucap lelaki bebas sambil menegakan tubuhnya.

"Itu bener, angkatan emas sebentar lagi lulus dan takutnya mereka bakal buat nama sekolah ini jadi buruk, kita enggak bisa diem aja," lelaki berkacamata itu khawatir dengan keadaan sekolah jika angkatan emas sudah tidak lagi berada di sekolahan ini.

"Oke, menurut gua, saat ini lebih baik kita tetap berusaha menghentikan rumor itu sebisa mungkin sampai ketua ngasih kejelasan," lelaki dengan almamater itu mengambil keputusan terakhir yang tidak bisa dibantah oleh semuanya.

"Sekarang lebih baik kita bubar."

***

Rafaella menatap kunci-kunci kendaraan yang berjejer rapi di hadapannya, ia tidak tahu kunci mana yang harus ia gunakan. Alphard? Lamborgini? Atau ... Motor sport?

"Hmm ... Gue tahu harus pake yang mana," Rafaella tersenyum sambil melirik benda yang ia pilih.

Rafaella keluar dari apartemen untuk pertama kalinya, ia turun menggunakan lift yang selalu tersedia dia tempat-tempat seperti ini.

Rafaella terpaku di loby apartemennya, ia dapat melihat betapa tinggi dan besarnya gedung-gedung yang ada di dunia novel ini. "Imajinasinya Freya enggak buruk juga," harus Rafaella akui, ini kota metropolitan yang indah.

Ia melangkahkan kakinya menuju keluar halaman apartemen, ia mengambil benda yang ia lihat sebelumnya. Benda itu adalah ponselnya, ia memutuskan untuk memesan kendaraan online.

"Hari pertama harus merakyat," Rafaella memiringkan ponselnya dan langsung memainkan game-nya di mana pun dan kapan pun game tidak akan terlupakan.

RAFAELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang