Cptr 16. Hubungan?

2.2K 239 47
                                    

"Raf, kamu punya kembaran ya?"

Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut paman Giyo, seorang laki-laki mantan atlit yang telah lama pensiun karena cedera yang ia alami.

Mengapa paman Giyo bisa ada di sini? Tentu saja sama seperti yang lainnya, dunia sudah semakin gila dan mereka lebih gila karena dengan suka rela tinggal bersama Rafaella yang amat gila, mungkin.

"Kenapa paman bisa nanya gitu?" pasalnya Rafaella tidak pernah berpikiran untuk berurusan dengan hal itu.

"Soalnya kemarin sore ada yang ke sini, katanya dia nyari kamu paman sih bilang enggak tahu kamu dimana," jelas paman Giyo sambil mengaduk tehnya.

Mereka hanya berdua di dapur, yang lain sedang berada di ruang TV, Tara anak kecil tadi– sedang sibuk membantu Helsa yang untuk kesekian kalinya ketempelan kunti.

"Dia mirip kamu, kalau badan dia lebih besar sedikit sama lebih tinggi dikit, pasti mirip kamu, wajahnya juga lebih imut dia sih, kamu itu lebih ke manly maybe?" pada saat itu Rafaella menaikkan sebelah alisnya.

"Gue emang cewek tapi gue manly itu benar, daripada paman badannya doang yang manly statusnya uke," ucap Rafaella dengan vibes yang menyebalkan.

Paman Giyo melirik sinis Rafaella, apa salahnya jadi uke? Lagian dia ada di sini dulu juga gara-gara ditusuk kok.

"Daripada trauma, depresi, mending dilanjutin kan ya? Hahaha ..." suara tawa khas bapak-bapak terekam oleh telinganya Rafaella, ia hanya berdecak dengan pemikiran freak paman Giyo.

"Iye serah lo dah, Gianfranco Yohannes," ucap Rafaella sambil menyebutkan nama asli paman Giyo.

***

Nancy tidak tahu harus bereaksi seperti apa, kini dirinya dan laki-laki rese itu sedang berada di kedai es krim dengan banyak jenis es krim berada di hadapannya.

"Lo mau pamer kalo lo kaya?"

Laki-laki itu seperti tertimpa meteor di kepalanya, bukan ini yang ia harapkan, harusnya Nancy memujinya karena telah membelikannya banyak es krim atau setidaknya ia mengucapkan terima kasih.

"Ayolah cewek lima ratus ribu, gue cuma mau beliin lo es krim."

"Gue punya nama ya! Jangan panggil gue cewek lima ratus ribu!" ucap Nancy dengan nada kesal lantaran laki-laki ini sering memanggilnya 'cewek lima ratus ribu' apa dia pikir harganya hanya segitu?

Meletakkan milo dingin dengan es krim di atasnya, laki-laki itu sedikit tersenyum dengan ucapan Nancy.

"Ya udah tinggal sebut nama lo aja, kok ribet." ucapannya mengundang tatapan dari Nancy.

"Nancy."

Laki-laki itu tertegun mendengar nama Nancy, ia menyukai vibes namanya, benar-benar sesuai dengan apa ia sukai. Ah~ tanggal berapa ya mereka menikah?

'Nancy? Namanya kayak antagonis dan gue suka perempuan jahat haha.' tanpa sadar ia tersenyum-senyum sendiri setelah mendengar nama Nancy.

"Kenapa lo?" pertanyaan dari Nancy menyadarkan laki-laki itu dari lamunannya, ia bahkan tidak berniat untuk memperbaiki ekspresinya yang menyebalkan bagi Nancy itu.

"Oh enggak papa kok, lo makan aja itu es krimnya," ucapnya sambil meminum milo dinginnya lagi.

Beberapa saat keadaan di antara mereka sangat hening, hanya ada Nancy yang memakan es krim dan laki-laki asing yang terus tersenyum menatap Nancy.

'Sial, lucu banget! Kalau mamanya selucu ini, gimana anak kita nanti? Pasti AKH GUE GAK TAHAN! Tapi ...' tampaknya laki-laki itu menyadari raut wajah tak semangat dari Nancy.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAFAELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang