Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kunci.
Dua manusia terlihat tengah berdiri di depan meja yang hanya ada satu barang. Di sana ada sebuah tabung berukuran sedang dan di dalam tabung itu terdapat satu mahkota.
Mahkota yang terbuat dari rumput itu terlihat masih sangat hijau dan segar. Mahkota itu dengan sengaja di awetkan dan dipanjangnya selama belasan tahun ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Benar-benar hanya sebuah karya dari anak kecil.
"Kenapa?"
Chika mengeluarkan suaranya setelah diam dan mengamati mahkota itu beberapa saat. Sungguh ini karya tangannya, dan ia memiliki mahkota itu juga. Tak serupa namun hampir sama, karena ia lah yang membuat itu.
"Sebaiknya kita duduk dulu, saya akan menjelaskan semuanya dari awal dan kamu bisa menemukan jawaban dari semua pertanyaanmu." Jawab Ara lembut.
Ah bahkan dia sudah mengganti kata 'kau' dengan 'kamu' terdengar menyenangkan untuk Chika, tapi keadaan sedang tidak mendukung untuk gesrek.
Ara meraih tangan Chika lembut dan membawa gadis itu duduk di sofa yang tersedia di kamarnya ini.
Keduanya sama-sama diam, bingung hendak mengatakan apa, hingga Chika berani menuntut semua yang Ara janjikan. "Gua udah tenang, kita udah duduk, dan gue udah nurut semuanya. Sekarang giliran lo jelasin ke gue." Ucap Chika yakin.
Ara menganggukkan kepalanya untuk menyetujui Chika. "Ingat kejadian perginya saya sekitar 14 tahun lalu?" Mulai Ara dengan tenang.
"Yang katanya lo pergi cuma bentar tapi ga balik lagi?" Sindir Chika.
Ara mengusap wajahnya kasar saat mendengar penuturan Chika. "Bukan seperti itu, saya kembali Chika. Sungguh." Ara mencoba menyakinkan gadis itu.
"Gini deh, gue bingung. Sebenernya lo itu Al atau kak Isha? Ini aja jelasin dulu baru yang lain biar gue ngerti."
"Saya Al, kan saya yang pamit sama kamu 14 tahun lalu." Jelasnya.
"Bohong! Mana mungkin, lo pasti kak Alquinsha kan. Jangan gini deh kak." Marah Chika.
