Sabar.
"Eh mau tanya dong."
"Ada apa?"
"Tadi kalo ga salah lo bilang ke adek lo buat istirahat di penginapan, terus besok harus berangkat. Emang mau kemana?"
"Ini bertanya atas dasar apa?"
"Maksudnya?
"Kau penasaran atau kau menganggap serius ucapan adik saya tadi pagi."
"Yaelah gue cuma penasaran kali. Lagian dia lebih cocok jadi adek gue dari pada pacar."
"Oh."
Chika menoleh pada Ara saat mendengar respon Ara hanya sekedar kata oh itu.
"Bener-bener lu, kalo irit tuh duit gitu biar kaya. Ini irit ngomong, ga ada gunanya. Yang ada kalo lo irit ngomong gini bikin orang jadi bingung."
"Dari pada kau banyak berbiara bikin saya pusing."
"Berani-beraninya lu jadi Bodyguard ngomong gitu."
"Kenapa engga? Kau bukan orang tua saya buat apa saya takut."
"Tau deh capek."
"Ya sudah diam."
"Tapi bentar, lo jawab dulu yang pertanyaan gue tadi."
"Kau terlalu banyak berbicara, saya bingung yang mana."
"Yang adek lo itu besok mau kemana?"
"Thailand."
"Dih ngapain? Bocil mainnya jauh amat."
"Lomba Matematika, buat tingkat Nasional kemarin dia juara jadi besok dia harus ke Thailand buat ikut yang tingkat Asia."
"Ih pinter bangett, mana cantik lagi."
"Ya."
"Ka Mira sama ka Dey?"
"Mereka jagain adik saya di sana."
"Lu bener-bener ya, kan gue udah bilang kalo gue kangen sama mereka."
"Mereka bekerja dengan saya, jadi suka-suka saya mau ngasih kerjaan apa ke mereka."
"Sombong banget sih."
"Bukan sombong, tapi saya cuma menjelaskan saja. Soalnya kau orang yang susah paham, pr banget buat saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bodyguard
Roman pour AdolescentsNgga jago bikin Deskripsi. Langsung baca aja yah, hehe.