Part 2

1.3K 33 0
                                    

Dikampus Doni menghampiriku yang ada di kantin kampus.

"Len, kemarin kamu kenapa sakit?" Tanya Doni dengan muka khawatir.

"Sakit?" Tanyaku heran mendengar pertanyaannya.

"Iya kata ibu, kamu kemarin sakit jadi kamu ke kamar untuk istirahat."

Ibu berbohong padaku. Aku kemarin tidak sakit aku baik baik saja. Tapi aku tidak ingin ibu yang disalahi.

"Oh.. Iya iya kemarin kecapean aja jadi pusing."

"Pasti gara gara kamu belum makan juga nih, kan aku udah bilang makan len.."

"Iya iya aku bakalan makan kok."

"Sekarang kamu udah sarapan belum?"

"Hmm.. Udahh.." Jawabku, aku berbohong padanya

"Beneran?"

"iy.."


"kriukkkkk" Suara perutku berbunyi. Ah aku ketahuan berbohong. Kenapa perut ini harus bunyi segala.

"Tuh kan bohong aku sini kita ke kantin." Sambil menarik tanganku.

"Tapi.."

"Kenapa? Ga punya uang? Aku yang bayarin."

Doni memang sangat perhatian sekaligus cowo yang sangat bawal. Tapi bawelnya Doni itu bentuk perhatiannya dia padaku.

Beruntung sekali aku bisa mendapatkannya sewaktu SMA. Padahal dulu ada yang leibih cantik dari ku bisa di bilang primadona sekolah. Ia menyukai Doni tapi Doni tidak menyukainya. Melainkan dia menyukaiku dan aku juga menyukainya.

Semenjak Doni main ke rumah ku. Ia selalu datang hampir setiap hari. Tapi ketika aku menghampirinya.

"Kamu mau kemana?" Ujar ibu sambil membentakku.

"Ke..te,.muu Doni bu.." Jawabku dengan muka panik.

"Mulai sekarang kalau Doni kesini kamu ga boleh keluar lagi kamu harus di kamar!"

"Tapi bu.."

"Gak ada tapi tapi cepat kamu ke kamar sekarang."

Aku pun tidak bisa menolaknya. Bergegas aku ke kamar dan mengurung diriku. Sepertinya ia tidak menyukai aku bersama Doni.

Setiap kali Doni kesini aku selalu bersembunyi dan Ibu selalu mengajak ka Imel untuk menemani Doni. Aku pun diam diam memperhatikannya dari atas. Mereka sangat bahagia. Mereka suka tertawa.

Hari makin hari mereka berdua begitu dekat. Terkadang mereka suka jalan berduaan. Ini membuat hubungan ku dan Doni renggang.

Saat di kampus juga. Setiap kali aku memanggil Doni ia selalu buang muka kepadaku. Saat itu aku tidak bisa apa apa. Dan membiarkan waktu berjalan dengan sendirinya.

Dikamar aku termegung sambil memegangi boneka monyet yang di berikan pada Doni.

"De...." Teriak kaka sambil masuk ke kamarku.

"Kenapa ka? Bahagia banget kayanya."

"De tahu kan cowo ganteng yang kaka ceritain dulu,. Yang sering kesini"

"Iya tahu kak kenapa?"

"Ternyata ia satu kampus sama kamu loh."

"Doni.." suara ku pelan.

"Iyaa Doniii"

"Oh dia."

'Iya dia ka ! dia pacarku.'

Disaster LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang