Beberapa bulan kemudian Alvin dan Cindy menikah. Mereka tampak cantik dan serasi. Alvin menggendong Cindy sampai ke altar. Aku yang melihatnya begitu senang sekali karena temanku sudah berbahagia.
Tak lupa kami berfoto bersama. Kenangan ini tak akan ku lupakan.
Tak terasa kami sudah tumbuh semakin dewasa. Sekarang bukan waktuku untuk belajar lagi tapi waktu ku untuk mencari pasangan hidup. Saat ini hubunganku dengan Bimo baik baik saja. Kami menjalani hubungan seiring dengan berjalannya waktu.
Sekarang hanya aku yang menjaga toko bunga. Karna ibu sudah semakin tua. Aku merasa sendirian di toko karena Alvin Cindy sedang berbulan madu di luar negeri. Sementara Bimo dia selalu kerja lembur aku tidak ingin merepotkannya.
Ku lihat di depan pintu toko ada anak perempuan yang sambutnya sedikit ikal dan di kuncir dua pipinya cabi sekali, dan dia masih berseragam sekolah. Dilihat dia masih anak PAUT usianya sekitar 3 tahunan. Dia berusaha membuka pintu tokoku. Dia terlihat sangat lucu. Dia mendorong dengan sekuat tenaganya tapi tetap tidak bisa.
Aku pun menghampirinya dan ku bukakan pintu itu.
"Hei, kamu ngapain disini." Dengan nadaku yang lembut.
"Aku mau mencari bunga mawar."
"Oh bunga mawar sini masuk yuk, eh tapi orang tua kamu dimana?"
"Ada di mobil kok."
"Oh ngomong ngomong nama kamu siapa sih." Tanyaku sambil mencubit pipi cabinya itu. Uh gemes sekali.
"Aku Valeniaa." Jawabnya dengan lugu.
Wah namanya hampir sama dengan ku hanya berbeda di akhirnya saja aku Valena dan dia Valenia.
"Nama kaka hampir sama juga loh kaya kamu, Kaka Valen." Sambil ku tersenyum melihatnya.
Setelah berkeliling mencari bunga mawar merah yang ia inginkan akhirnya dia pun pulang. Dia pun mengambil uang sakunya untuk membayar tapi aku menolaknya. Akhirnya ia pulang. Ku antarkan dia sampau]i ke depan toko dan membukakan pintunya.
"Dada.. Valeniaa." Sambil ku melambaikan tangan.
"Dadaa.. Kaka.. Besok aku dateng lagi ya.." Dan dia pun perlari ke arah mobilnya.
Dia anak yang manis lucu sekali.
Dan benar saja dia sepulang sekolah selalu ke tokoku sampai sore. Aku selalu melarangnya karena aku takut orang tuanya akan mencarinya. Tapi katanya orang tuanya malah memperbolehkan ia main disini.
Tapi aku belum pernah bertemu dengan orang tua Valenia.
"Kapan kapan kaka pengen ketemu sama mama papa kamu dong."
"Mama sama papa sibuk dia jarang di rumah ka."
"Oh begitu.."
Terkadang ia membantuku membereskan toko ya walaupun tidak bersih paling tidak aku merasa di temani. Para pelangganku menyukai nya. Setiap kali pelanggan datang mereka selalu mencubit pipinya dan memberinya permen.
Bimo pun juga sama. Dia selalu memberikan makanan untuk Valenia. Aku seperti keluarga jadinya. Valenia sudah ku anggap sebagai anakku sendiri. Bimo juga menganggapnya seperti itu. Dia sangat menyayangi Valenia.
Kalau sudah sore ia selalu di jemput. Aku tidak tahu siapa yang menjemputnya. Terkadang supirnya atau ayahnya tapi aku belum pernah bertemu dengannya sama sekali padahal aku ingin sekali bertemu dia.
Dia adalah ayah yang beruntung telah memiliki putri yang manis yang selucu dia.
Jangan lupa vote dan Comennyaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Disaster Love
RandomHampir 3 tahun pacaran dengan lelaki yang ku cintai. Awalnya berjalan dengan lancar tapi semua berubah ketika ibuku menemui pacarku. Ibu ku memang dari awal sudah membenciku sejak aku masih kecil. Dia lebih menyayangi kaka ku dan kaka ku selalu me...