part 17

516 22 0
                                    

Seketika aku menghindarinya dan melepasnya pegangannya. Dan pergi meninggalkannya. Tapi dia menarik tanganku.

"Len tunggu aku mau ngomong sama kamu." Sambil menatap mataku.

Tapi aku langsung membuang muka dan melepas tangannya.

"Ngomong apaan lagi sih? Udah gaada yang perlu di omongin lagi!" Bentakku.

"Sebentar saja.."

"Gausah ganggu aku lagi aku masih banyak urusan."

Akupun langsung masuk ke ruang belakang yang ada di toko ku dan langsung mengkuncinya. Dari luar Doni mengetuk ngetuk pintu itu memohon untuk membukakan pintunya.

"Len.. Aku mohon kasih aku kesempatan ngomong len.."

"Alen... Buka lenn.."

Didalam aku hanya duduk di belakang pintu. Aku menangis. Mengapa dia datang kemari?

Dari luar terdengar suara keributan. Aku pun mengintipnya dan ternyata Bimo datang dan memukul Doni.

"Ngapain lo kesini lagi bangsat." Hamtaman keras mengenai muka Doni.

"Kasih kesempatan gue ngomong sama Valen." Sambil memohon pada Bimo.

"Lu mau pergi apa gue habisin lu disini!" Sambil mengengam kerah baju Doni dan siap untuk memukulnya kembali.

"STOPPP.." Teriakku dari belakang.

"Alen.." Mereka berdua melihatku.

"Doni sekarang kamu pulang!" Bentakku.

"Tapi.."

"Pulang sekarang!"

Akhirnya Doni pulang dengan wajah babak belur. Mukanya penuh dengan memar.

Bimo pun menghampiriku. Aku langsung memelukknya dan menangis.

"Udah len gapapa jangan nangis."

"Aaa..ku.. Gaa bisaa..."

"Len." Sambil menatap mataku. "Kamu ga boleh nangis lagi oke janji sama aku."

Aku hanya mengangguk saja.

Aku sudah tidak mempercayai Doni lagi. Aku sungguh membencinya. Mengapa ia datang ke sini mau apa dia? Untuk apa dia datang padaku? Hatiku telah hancur olehnya.

Tapi kedatangan Doni ke toko ku tidak hanya sekali saja tapi berkali kali. Dia berusaha untuk menemui ku. Tapi aku selalu bersembunyi. Saat Doni ke toko terkadang ibu menyuruhnya untuk pergi.

Apalagi kalau ada Bimo Doni sudah habis olehnya. Maklum saja dia atlet taekwondo walaupun badannya kurus.

Ku harap ia tidak akan kesini lagi menemuiku. Aku sudah muak dengannya. Aku bahkan tak ingin melihatnya lagi.

Bel pintu masuk toko ku berbunyi. Ternyata ada Alvin dan Cindy yang datang dengan muka sangat gembira.

"Eh kalian ngapain senyum senyum gini pasti ada sesuatu." Aku menggoda mereka.

"Hehe kasih tahu gak ya?" Canda Cindy sambil tertawa.

"Ih.. Jahat kasih tahu dong.."

"Aku sama Alvin mau menikahhhh..."

"Iya? Akhirnya kalian jadi jugaa.. Aku turut senang dengernya.." Sambil memeluk Cindy.

Tak terasa hubungan mereka yang sudah berjalan kurang lebih 5 tahunan akan berhasil. Ya berhasil ke jenjang pernikahan. Mereka sangat lucu pasangan yang lucu sekali. Sangat cocok. Padahal awal mereka kenal sangatlah singkat tapi hubungan mereka terjalin dengan baik.

Perasaan aku baru masuk kuliah tetapi ternyata temanku sudah menikah aja. Tak terasa ternyata waktu berjalan begitu cepat. Teman SMA ku pun sudah banyak yang menikah.

Dulu aku memang sangat menginginkan pernikahan. Tapi semenjak Doni melanggar janjinya aku lebih hati hati dalam soal pernikahan aku ingin pernikahan ku hanya yang pertama dan terakhir. Aku tidak ingin di kecewakan untuk yang kedua kalinya.


Jangan lupa vote dan komennya yaa


Disaster LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang