Baru kali ini aku melihatnya meminum minuman itu. Ku tahu sebenarnya Doni adalah anak yang baik. Dia tidak mungkin melakukan ini tanpa ada sebabnya.
Dia berat sekali aku tak sanggup lagi membopohnya. Jadi aku menurunkannya di luar cafe dengan keadaan mabuk berat. Sampai dia muntah diluar. Sesungguhnya aku tak tega melihatnya seperti itu. Aku pun mulai mendekatinya dan berbicara dengannya.
"Don..donn." Sambil ku goyangkan badannya.
"Eh vaalenn kamuu datengg jugaa kemanaa sajaa kamuu inii akuu kangen bangett sama kamm..muu." Dengan nada sempoyongan.
"Don sadar kamu itu mabuk berat. Sekarang kamu tinggal dimana? Biar aku anter pulang."
"Aku.. Ga mau pulangg leen.. Aa..kuu mauuunya sama kamuu aja."
" Don sadar don! Ponsel kamu mana sini aku mau menghubungi Bella."
"Percummaaa.. Diaa udahh gaa peduliin aku... Dia uddah perrgi.."
Apa sebenarnya yang terjadi pada Doni apa dia sedang mengalami masalah rumah tangga yang begitu rumit?
Ah sudahlah aku pun memeriksa kantong celananya mungkin saja ada kartu namanya. Tapi tidak ada hanya bahkan dompetnya pun tidak ada. Kunci mobilnya juga tidak ada padahal di parkiran ada mobilnya. Hanya ada kunci hotel tempatnya menginap. Hotel Moose. Ada di sebrang cafe ini.
"Don.. Donn kunci mobil kamu mana?"
"Hah?.. Itu sudaaah.. Ku gadaikann.. Untuk beli minuman itu tadi.." Dengan nada masih semponyongan.
Saat ini aku seperti berbicara dengan orang gila aja. Doni menurutku sudah gila bayangkan saja dia menggadaikan mobilnya hanya untuk beberapa botol minuman itu. Padahal mobil itu adalah hasil kerja kerasnya dulu.
Suara petir pun terdengar. Aku pun bergegas membopohnya lagi ke sebrang jalan yaitu ke hotel nya. Dia benar benar berat sekali.
Setelah sampai ke kamarnya aku pun menaruhnya sampai tempat tidurnya. Tubuh ku pegal pegal sekali. Aku pun duduk sebentar saja dan memandangi Doni. Aku tak menyangka dia bisa melakukan ini semua.
Tak berapa lama aku pun pulang tetapi tangan Doni menahanku.
"Jangan pergi len..Uhuk uhuk.."
"Gabisa Don.. Aku harus pergi.."
"Jangan tinggalin aku lagi len.."
"Sudah cukup Don jangan permainkan aku lagi!" Aku pun melepas tangannya. Dan pergi tiba tiba dia langsung menghampiriku dan memelukku dengan sangat erat.
"Jangan pergi temani aku disinii sebentar saja len.."
Aku pun tidak bisa bergerak karena tangan Doni sangat kuat memelukku. Akhirnya aku tidak jadi pulang. Dan aku pun duduk di kasur bersama Doni.
"Don kamu kenapa kayak gini?" Tanya ku sambil menatap matanya.
"Aku.." Jawabnya sambil menunduk.
"Tatap mata aku Don.."
"Aku merasa hidupku sudah hancur len.. Hidupku hampa tanpamu.."
"Hampa tanpaku? Hampa tapi kamu malah menikah dengan orang lain." Jawabku dengan ketus.
"Kamu harus dengerin penjelasan aku len.."
"Apalagi yang perlu di jelasin?"
"Semuanya, aku harus jelasin ke kamu semuanya."
Doni pun mulai bercerita dari awal mula dia pergi ke Paris. Aku pun mulai mendengarkannya dengan serius.
Jangan lupa vote dan comennyaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Disaster Love
RandomHampir 3 tahun pacaran dengan lelaki yang ku cintai. Awalnya berjalan dengan lancar tapi semua berubah ketika ibuku menemui pacarku. Ibu ku memang dari awal sudah membenciku sejak aku masih kecil. Dia lebih menyayangi kaka ku dan kaka ku selalu me...