Keesokan paginya matahari sangat terik aku terbagun dan ku lihat ada berada di sebuah kamar, kamar siapa ini bajuku? Dimana bajuku kenapa sudah berganti siapa yang menggantikannya apa itu Doni?
"AAAAA TIDAKKKK." aku berteriak kencang.
Doni pun datang dengan muka panik.
"Kenapa len? Ada apa?"
"Aku dimana? Siapa yang ganti baju akuuuuu..."
"Oh ini di rumah aku yang tadi gantiin baju kamu itu pembantu aku."
"Pembantu kamu.."
"Tenang aja pembantu aku wanita kok."
"Ah syukurlah.." Aku tenang sekali mendengarnya.
"Don aku pengen pulang aku mau ketemu ka Imel."
Doni menghampiriku di tempat tidur.
"Ngapain pulang situasi di rumah kamu lagi kacau."
"Tapi ka Imel gimana?"
"Dia udah ngertiin kita kok."
"Jadi dia.."
"Iya udah jangan dipikirin sekarang kita mulai dari awal ya." Dia memegang tanganku sambil tersenyum.
Aku jadi ingat semalam tangan ku juga di pegang seperti ini sama Bimo dan dia berkata...
Ah aku lupa aku sudah jadian sama perlahan aku lepas tanganku darinya Doni terlihat kebingungan.
"Kenapa len kamu masih marah sama aku?"
"Bukannya gitu."
"Terus apa kamu udah ga sayang aku?"
"Engga cumaa.."
"Cuma apa?"
"Cuma sekarang aku udah punya pacar Don."
"Pacar? Siapa?" dia mulai penasaran.
"Bimo.. Aku semalem udah jadian sama dia."
"Ah rintangan apalagi yang harus ku hadepin lagi buat milikin kamu lagi len.."
"Don.."
"Ah seharusnya aku datang malam itu kepesta Bimo!"
"Maafin aku ya."
"Sudahlah mungkin ini karma untukku bahagialah kau dengannya len."
"Tapi Don.."
Doni keluar kamar dengan muka muram aku tahu ia telah kecewa.
Dibalkon rumahnya aku menghampirinya Doni yang sedang berdiam diri disana.
"Don aku pulang ya makasih." sambil ku sentuh pundaknya itu.
Dia hanya diam saja mungkin ia masih kecewa padahal Doni tidak pernah membiarkan ku pulang sendirian dia orang paling ngotot kalau aku pulang sendirian.
Aku pun menaiki taksi di perjalanan aku membayangkan ketika aku sampai rumah nanti? Apakah ibu marah padaku atau kaka? Apakah kaka marah padaku karena semua ini aku pusing memikirkan nya.
Sesampainya di gerbang rumah aku ragu untuk membukanya tapi mbo Inah tiba tiba membukakan pintu dan menyuruhku masuk. Perlahan ku buka pintu di ruang tamu terlihat sepi aku pun mulai berjalan perlahan dan dari kamar ka Imel tiba tiba..
"Valenn...." Teriak ka Imel dari belakang langsung memelukku.
"Kaka? Kenapa?" tanyaku heran ku kira ia akan marah padaku.
"Maafin kaka kaka bener bener ga bermaksud tentang Doni.."
"Udah ka lupain aja ya Valen juga yang salah ga bilang kaka maafin Valen juga ya ka."
"Yaudah sekarang kita mulai dari awal lagi ya."
"iya ka"
"Kaka sayang kamu de.."
"Aku juga.."
Kaka pun menyuruhku menemui ibu di kamar katanya ibu menanyai ku bagaimana keadaan ku apakah itu benar aku sedikit lega akan hal itu. Perlahan aku membuka pintu dan melihat ibu sedang duduk di kasur.
"Len sini masuk." saut ibu dengan nada yang lembut.
Aku belum pernah dipanggil seperti itu wajahnya belum pernah ku lihat dengan tatapan itu apakah dia benar ibuku? Aku pun langsung duduk de dekatnya.
"Len maafin ibu ya ibu suka marahin kamu tanpa sebab." sambil memegang tanganku matanya pun mulai berkaca.
"Udah Valen maafin kok bu, kan Valen sayang ibu."
"Kamu emang benar benar anak yang baik."
Ku hanya tersenyum.
"Udah bu yang kemarin jangan di pikirin lagi ya kita mulai dari awal aja ya"
Ibu langsung memelukku dan menangis akuntahu maksudnya aku pun memeluknya juga sungguh hangat sekali pelukan ibu ini baru kali ini aku di peluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Disaster Love
RandomHampir 3 tahun pacaran dengan lelaki yang ku cintai. Awalnya berjalan dengan lancar tapi semua berubah ketika ibuku menemui pacarku. Ibu ku memang dari awal sudah membenciku sejak aku masih kecil. Dia lebih menyayangi kaka ku dan kaka ku selalu me...