Keesokan paginya aku terbangun karena suara ibu membangunkan ku menyuruhku untuk cepat turun karena sarapan sudah siap baru kali ini ada malaikat membangunkan ku Tuhan terima kasih kau telah mengirimkannya.
Aku pun turun ke bawah disana sudah ada ka Imel . Di meja makan sudah tersedia masakan bikinan ibu.
"Valen Imel makan yang banyak ya." Saut ibu sambil mengambil piring untuk kami.
"iya bu." Aku tersenyum manis kepadanya dan dia pun membalas senyumanku.
Sarapan telah usai aku pun pergi ke kamar untuk mandi karena di kamarku juga ada kamar mandinya. Tapi tiba tiba mbo Inah mengetuk Pintu kamarku.
"Non.. Udah ada yang jemput dibawah."
"Hah? Siapa mbo?" aku mematikan keranku dan berteriak.
"Itu laki laki katanya si temen non di kampus."
"Yaudah tunggu aja."
Aku pun segera buru buru mandi. Kira kira siapa laki laki itu apa Doni? Ah dia pasti masih marah padaku Alvin?dia sudah punya pacar mana mungkin menjemputku atau mungkin Bimo? Ya pasti ini Bimo.
Segera aku memakai pakaian ku dan turun ke bawah dan benar saja di ruang tamu Bimo sedang duduk manis memainkan Hpnya aku pun menghampirinya.
"Bim? Kenapa jemput?" Tanya ku heran.
"Udah gapapa sekali sekali jemput pacar boleh kan?"melirik padaku.
"Apaan sih udahyuk kalau mau jalan sekarang aja."
"Siap Tuan putri ku." sambil menyodorkan tangannya lalu aku pun memegang tangannya di teras sudah ada satria biru miliknya itu aku pun menaiki dan berjalan ke arah kampus.
Hari ini kampus Bimo selalu membantu ku mengerjakan tugas kuliah ku ya walaupun yang ia tahu hanya sedikit aku juga sering membantunya mengerjakan tugas kuliah nya. Terkadang kalau aku sedang mengerjakan tugas bersama Bimo Cindy dan Alvin pun ikut. Hampir setiap hari kami mengerjakan tugas bersama di taman di belakang kampus tempat yang nyaman untuk kami mengerjakan tugas.
"Eh, makan yuk laper nih." gumam Alvin. Ah memang dia yang hobinya makan terus padahal badannya tidak pernah bertambah.
"Tapi bayarin ya.." jawabku menggoda Alvin.
"Iya iya kalian semua aku bayarin.."
Akhirnya kami pergi ke cafe sebrang kampus. Cafe ini memang selalu ramai apalagi jam makan siang seperti ini bukan hanya mahasiswa saja pekerja kantoran pun ada disini.
Setelah memesan makanan kami pun menunggu sambil berfoto foto dan berbincang bincang. Alvin dan Bomi sering sekali membuat lelucon yang membuat ku dan Cindy tertawa. Mereka memang pandai sekali membuat lelucon di saat sedang pusing mengerjakan tugas kuliah mereka selalu saja membuat lelucon.
Tak terasa setahun kita lewati bersama persahabatan kami begitu indah aku sangat menyayangi mereka. Di tahun ini saja, ulang tahun ku saja mereka datang tepat jam 12 malam ke rumahku membangunkan ku ketika tidur sambil menyayikan lagu dan membawa kue tart.
Tapi pada ulang tahunku kali ini Doni tidak memberikanku ucapan padahal ia adalah orang pertama yang memberi ucapan padaku saat ulang tahun. Beberapa bulan ini memang aku tidak melihat Doni di kampus. Terakhir kali aku melihatnya ia sedang masuk kelas dan membawa begitu banyak buku di tangannya, sepertinya ia sedang mengerjakan sripsi nya.
Hari ini aku tidak mengadakan pesta hanya saja aku mentraktir teman teman terdekatku Alvin, Cindy dan Bimo. Pulangnya ibu mengajakku makan malam di sebuah restoran bintang lima bersama kaka dan dia menghadiahiku sebuah jam tangan cantik berwarna merah warna kesukaan ku aku sangat menyukainya dan kaka membelikanku sepatu yang sudah lama aku idam idamkan ah senangnya.
Aku pulang ke rumah hampir larut dan sesampainya aku langsung ke kamar untuk beristirahat belum sempat aku memejamkan mata tiba tiba ada mbo Inah yang mengetuk pintu.
"Non.. Ada yang nyariin non.."
"Hmm siapa mbo.." sautku sambil bangun dari tempat tidur dan membuka pintu.
"Itu non.."
"Siapa si mbo yang dateng malem gini, suruh pulang aja Valen udah ngantuk.." jawabku sambil menguap.
"Itu non Doni dia udah nungguin non dari tadi sore tapi non ga dateng dateng jadi dia pulang terus balik lagi."
+l)
KAMU SEDANG MEMBACA
Disaster Love
RandomHampir 3 tahun pacaran dengan lelaki yang ku cintai. Awalnya berjalan dengan lancar tapi semua berubah ketika ibuku menemui pacarku. Ibu ku memang dari awal sudah membenciku sejak aku masih kecil. Dia lebih menyayangi kaka ku dan kaka ku selalu me...