"Ka Valenn..." Dan dia langsung memeluk Valen. Sampai sekarang dia masih saja memanggilnya dengan kaka.
"Valeniaaa... Kamu udah besar ya sekarang kaka udah gabisa gendong kamu lagi deh." Sambil mencubit pipinya yang cabi.
Setelah itu aku duduk bersama Valen. Di dekat jendela tokonya. Sementara anak anak sedang bermain main.
"Len.. Kenapa kamu pergi?" Sambil ku menatapnya.
"Aku pergi.."
"Ceritakan semuanya len."
Valen prov :
"Oke.. Semenjak malam itu, aku tahu telah membuat kesalahan terbesarku. Karena aku akan menikah dengan Bimo tapi aku mengkhianatinya. Aku pun memutuskan untuk pergi tapi aku juga tak lupa untuk menebus mobilmu yang di cafe itu. Dan menyruh suoir untuk mengantarkannya"
Pantas saja aku heran seingatku mobil telah aku gadaikan.
"Lalu aku mengajak ibu untuk tinggal di Belanda. Dan aku juga ikut ke Belanda untuk beberapa bulan. Dan perlahan janin itu mulai tumbuh. Aku tidak mengatakannya pada mereka. Tapi aku selalu bercerita dengan Cindy. Dan Cindy pun menyuruhku tinggal di Indonesia. Tinggal di rumahnya dulu karena sudah kosong. Aku pun berpamitan dengan keluargaku dan mereka mengizinkanku untuk tinggal di Indonesia."
"Aku ke Indonesia diam diam aku tidak memberitahukannya pada Bimo apalagi kamu. Aku menyuruh Cindy untuk tidak memberitahukannya. Jadi aku menyuruhnya berbohong dan beranggapan kalau aku tidak pernah bertemu lagi dengannya."
"Dan saat itu tiba.. Pada saat malam itu, aku terpeleset dan darah mulai mengalir sungguh sakit sekali. Aku pun menelfon Cindy untuk segera menjemputku. Setelah aku terbangun aku sudah berada di rumah sakit. Ku lihat perut ku sudah kosong. Dan ternyata bayiku sudah keluar. Padahal usia kehamilanku baru beranjak 7 bulan. Ya bayiku lahir prematur. Dia di taruh di tabung khusus.""Ketika melihat bayiku aku selalu menangis. Karena dia prematur aku selalu membangunkan dia dengan cara mencubitnya hingga ia menangis dan aku memberikan botol susu. Aku tak tega harus melakukan itu setiap 1 jam sekali. Tapi itu perintah dokter kalau tidak bayiku tidak akan bertahan lama."
"Dan usahaku berhasil bayiku sudah hidup sehat seperti bayi lainnya. Aku merasa sangat lega. Saat itu aku sudah menjadi seorang ibu. Tapi hidupku tidak berjalan dengan baik. Semenjak kehamilanku bahkan sampai anakku lahir. Semua orang tak suka denganku. Mereka bilang anakku anak haram yang hanya bisa menumpang saja dengan orang lain. Disitu aku sering menangis. Tapi anakku selalu menanyakan kenapa aku menangis. Aku tidak bisa terus menangis aku harus bangkit saat itu."
"Dan akhirnya aku membuka toko ini dengan sisa uangku di tambah pinjaman dari Cindy dan berhasil aku bisa memebeli rumah dari toko ini sampai sekarang. Dan toko ini juga yang mempertemukanku padamu."
Aku tersentuh sekali dengan perjuangan Valen. Lelaki macam apa aku ini membiarkan seorang wanita berjuang sendiri membesarkan anakku.
"Len.. Maafin aku ya selama ini.." Sambil ku pegang tangannya.
"Maafin juga kalau aku udah menghilang ya."
"Seharusnya ini yang ku lakukan sejak lama."
"Lakukan apa?"
Aku lalu mengambil setangkai bunga mawar dan menghampirinya. Menarik nafas sambil melihat matanya. Inilah saat yang ku nantikan setelah sekian lama. Aku tak ingin menundanya lagi. Aku mulai berlutut dan..
"Valen.. Will you marry me." Sambil ku julurkan mawar merah di hadapannya.
Valen pun terlihat senang. Meskipun dia menangis. Aku tahu tangisan itu. Itu adalah tangisan bahagia.
"Yes I will."
Aku langsung memelukknya begitu erat. Akhirnya setelah sekian lama aku akan menikahinya. Janjiku padanya sudah terpenuhi. Anak anak pun juga ikut memeluk aku dan Valen. Mereka juga tampak sangat bahagia.
TAMAT.
Makasih yang udah baca ceritaku maap kalo nge post nya lamaaa
jangan lupa vote dan comennyaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Disaster Love
RandomHampir 3 tahun pacaran dengan lelaki yang ku cintai. Awalnya berjalan dengan lancar tapi semua berubah ketika ibuku menemui pacarku. Ibu ku memang dari awal sudah membenciku sejak aku masih kecil. Dia lebih menyayangi kaka ku dan kaka ku selalu me...