Chapter 18

874 78 23
                                    

...

...

...

Hal pertama yang Taeyong lakukan setelah sampai ke sekolah adalah mencari keberadaan pasangan Johnny dan Ten. Dia melihat mobil Johnny sudah terparkir di halaman sekolah, jadi bisa dipastikan kalau temannya itu sudah tiba lebih dulu darinya.

Taeyong berjalan cepat menuju kelas Johnny, tapi dia tidak menemukan pemuda itu disana. Tasnya juga tidak ada diatas meja. Taeyong mengerutkan kening. Dia lalu memutuskan untuk pergi ke kelas Ten. Tapi pemuda Thailand itu ternyata juga tidak ada di kelasnya.

Sama seperti Johnny, tas milik Ten juga belum ada di mejanya. Taeyong mengerang frustasi. Dia benar-benar harus menemukan kedua orang itu dan menodong mereka dengan banyak pertanyaan. Ya. Kalau bukan karena rasa ingin tahunya saat ini, Taeyong tidak mungkin membuang waktu untuk mencari-cari pasangan kekasih menyebalkan itu.

"Siapa yang kau cari?" suara Mina mengejutkan Taeyong yang masih berdiri didepan kelas Ten. Gadis itu juga sepertinya baru saja tiba.

"Ten." Taeyong menjawab tanpa ragu.

Mina melihat kedalam kelasnya dan Ten memang belum ada disana. Kemudian dia kembali mengalihkan pandangannya pada Taeyong. "Mencari Ten untuk menanyakan tentang Doyoung?" tanyanya lagi. Pertanyaan yang sejak awal Mina sudah tahu jawabannya, tapi dia hanya ingin basa basi saja.

"Kau tahu dimana dia menginap?" Taeyong balas bertanya. Dia ingat bahwa kemarin Mina juga ada di luar pintu apartemennya, jadi mungkin saja gadis ini tahu 'kan?

Tapi Mina tidak memberinya jawaban. Gadis itu masih terus menatap Taeyong dalam diam. Mungkin sedang menerka-nerka isi pikirannya. Entahlah.

"Bisa berikan aku nomor ponsel Doyoung?" Taeyong mengganti pertanyaannya. Ya, nomor ponsel Doyoung yang baru. Kemarin, karena terlalu bahagia bisa melihat Doyoung lagi, dia sampai lupa meminta nomor ponsel adiknya itu.

Mina menyilangkan kedua tangan didepan dada. "Aku tidak punya," jawabnya.

Taeyong mendesah kesal. Memang percuma bertanya pada Mina, karena gadis itu sejak awal tidak pernah memihaknya. Pasti akan berbeda kalau Jaehyun yang meminta. Bertanya pada gadis itu sungguh membuang waktunya. Dia memutuskan untuk pergi saja dari sana.

"Taeyong Oppa."

Langkah Taeyong langsung terhenti ketika Mina memanggil namanya. Dia langsung berbalik untuk menghadap gadis itu.

Wajah Mina tampak sangat serius. Menatap Taeyong tepat dimatanya. "Apa kau—akan baik-baik saja?"

Taeyong terdiam.

Mina sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, atau bagaimana Doyoung akan mengambil keputusan. Tapi dia benar-benar penasaran ingin bertanya untuk kemungkinan terburuk.

"Semua sakit yang kalian rasakan selama ini akan sia-sia jika tidak menjadi pelajaran berharga." Mina maju satu langkah mendekati Taeyong. "Semua orang pantas bahagia, bukan?"

Taeyong meneguk ludah. Dia mengerti maksud ucapan Mina, lalu tersenyum masam. "Aku selalu ditinggalkan," ucapnya.

Mina mengerutkan kening. Jawaban Taeyong membuatnya bingung.

"Ibuku, wanita yang paling menyayangiku, meninggalkanku. Ten, orang yang kupikir menyayangiku dengan sungguh-sungguh, nyatanya berkhianat." Taeyong tertawa miris. "Mungkin aku akan gila jika Doyoung juga pergi kali ini."

Mulut Mina terkatup rapat. Dia tidak mengenal Taeyong. Dan mungkin tak ada seorangpun yang benar-benar mengenal pemuda ini. Luka sedalam itu, hanya dia simpan sendiri saja.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang