Chapter 8

2.7K 371 63
                                    

...

...

...

Doyoung tidak mengerti mengapa pada akhirnya, ia menuruti keinginan Jaehyun untuk datang lagi ke aula sekolah setelah jam pulang. Ia bahkan mempertaruhkan diri untuk menghindari Taeyong secepat yang ia bisa, supaya kakak tirinya itu tidak mengetahui tentang hal ini.

Doyoung melirik Jaehyun disebelahnya, dan pemuda itu memberinya isyarat dengan tatapan matatentu saja luput dari penglihatan Taeyong, karena kalau tidak, mereka berdua akan dalam masalah. Dan Doyoung juga membalas tatapan pemuda itu dengan anggukkan samar tanda mengerti. Jadi setelah mendapat respon dari Doyoung, Jaehyun meraih tasnya dan pergi keluar kelas dengan tenang.

Doyoung melirik pada Taeyong di meja sebrang, dan pemuda itu hanya duduk tenang sambil menarikan jemarinya diatas ponsel, entah bertukar pesan dengan siapa. Tapi setelah Doyoung melihat Johnny, Ten, dan Lucas berdiri didepan pintu kelasnya, Doyoung menemukan jawabannya.

"Menyebalkan sekali, kenapa kami yang harus datang ke kelas kalian?" itu suara Johnny dengan nada jengkel yang dibuat-buat.

Taeyong terdengar mendengus, sebelum melirik Doyoung dan memberinya isyarat untuk keluar dari kelas dan mengikutinya. Doyoung hanya mengangkat bahu dan mencoba mengikuti mereka.

Johnny, Taeyong, dan Lucas berjalan sejajar satu langkah didepan Doyoung, sementara Doyoung sendiri berjalan beriringan dengan Ten disamping kirinya. Dan Doyoung benar-benar merutuki mengapa Ten harus berada disampingnya, disaat ia sedang mencari kesempatan untuk kabur.

"Ten, mengapa kau harus berjalan disampingku sih, Johnny hyung kan ada didepan." Doyoung tidak bisa menahan nada keberatan dari suaranya.

Ten langsung melongo tak percaya. "Kau baru saja menyuarakan penolakanmu atas kehadiranku?"  ia mendengus. "Wah! aku tidak terkejut sebenarnya, tapi tetap sakit hati juga walaupun mendengarnya dari orang macam dirimu." Ten mulai memahami sifat blak-blakan Doyoung setelah beberapa lama mereka bersama, tapi saat pemuda itu menunjukkan kepadanya, ia merasa terganggu juga.

Doyoung mengerling jengah. "Terserah." balasnya acuh.

Ten yang entah sungguhan kesal atau merasa perlu kesal karena ulah Doyoung, akhirnya berjalan lebih dulu dengan kaki yang dihentak-hentakkan secara dramatis. Doyoung memutar kedua bola mata jengah lagi karena melihat kelakuan pemuda Thailand itu. Tapi... yah, ini kesempatan bagus untuk kabur.

Jadi Doyoung menghentikan langkahnya diam-diam, dan menunggu keempat orang didepannya berjalan menjauh hingga menghilang dibelokkan, barulah Doyoung memutar arah menuju tangga yang terhubung ke lantai tiga, tempat aula sekolah berada.

Tiga menit menunggu, Doyoung tiba-tiba ingin berubah pikiran―tidak jadi menemui Jaehyun. Sekarang belum terlambat untuk membuat alasan pada Taeyong kalau dia harus ke kamar mandi tadi. Tapi Doyoung merubah pikirannya lagi dalam sekejap.  Sepertinya menemui Jaehyun bukan ide yang buruk.

Doyoung ingin sekali-sekali melakukan hal berbahaya―menghilang dari Taeyong, dan menikmati ketegangannya bersama Jaehyun. Walaupun pernah beberapa kali ia melakukannya, dan ia berakhir dengan tetap mengharapkan Taeyong menemukannya. Tapi disitulah sisi menyenangkannya.

Suara langkah terdengar, mengundang Doyoung untuk menoleh dan mencari tahu siapa pemiliknya. Itu adalah Jaehyun, yang berjalan mendekat padanya.

"Aku punya 49% keraguan kalau kau akan datang, karena kau pasti terlalu takut dengan Taeyong hyung." kata Jaehyun tepat setelah ia menghentikan langkahnya di samping Doyoung.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang