Chapter 2

3.8K 525 24
                                    

...

...

...

"Doyoung?"

Doyoung dan Jaehyun sama-sama menoleh ke asal suara. Taeyong berdiri diambang pintu dengan tatapan tajamnya yang biasa. Doyoung berucap syukur dalam hati. Memuji Tuhan yang mendatangkan Taeyong disaat yang tepat.

"Taeyong hyung!" Doyoung berujar semangat. Tidak mencoba memutupi rasa leganya karena kedatangan si kakak tiri.

"Kau lama sekali. Apa toiletnya lebih menyenangkan?" Doyoung sebenarnya ingin memukul kepala Taeyong karena pertanyaan itu, kalau saja saat ini keadaannya sedang tidak mendesak—dan ia sangat butuh Taeyong.

"Tidak." Fucking NO! Doyoung menggeleng kuat. Dia ingin cepat-cepat pergi.

Doyoung hampir meraih pergelangan tangan Taeyong supaya mereka berdua bisa langsung meninggalkan tempat yang mulai malam ini menjadi tempat terkutuk bagi Doyoung. Tapi kakak tirinya itu malah—

"Jaehyun?" —menyadari kehadiran Jaehyun disana.

"Ya, hyung. Ini aku." Jaehyun dengan senang hati menyambut uluran tangan Taeyong dan mereka melakukan salam seperti teman lama. "Lama tidak melihatmu disini," ujar Jaehyun.

"Ya, aku punya beberapa urusan." Taeyong melirik Doyoung. "Kulihat kalian sudah cukup dekat," katanya, mengacu pada Jaehyun dan Doyoung.

Doyoung tidak menghiraukan ucapan melantur Taeyong. Dia melakukan percobaan kedua untuk membawa kakak tirinya itu pergi dari sana. "Hyung, ayo kembali."

"Kalian pergi bersama?" Tapi Jaehyun sepertinya tak mengizinkan Doyoung untuk berlalu secepat itu.

"Begitulah." Taeyong merangkulkan lengannya pada bahu Doyoung sambil tersenyum licik.

Oke, Doyoung akan memaafkan Taeyong dan lengan nakalnya kali ini. Walaupun rasanya dia sangat ingin menyingkirkan lengan itu dari pundaknya.

"Kami harus kembali. Lain kali kita bicara lagi," kata Taeyong berpamitan.

"Aku tidak ingin lain kali." Jaehyun melirik Doyoung sekilas dan menampilkan seringainya. "Bagaimana kalau aku bergabung dengan kalian?" tanyanya pada Taeyong.

Doyoung melotot, melemparkan tatapan tajamnya pada Jaehyun, tapi pemuda itu sengaja menghindarinya. Doyoung ganti menatap pada Taeyong, mengirim sinyal agar kakaknya itu melontarkan penolakan.

"Ada Johnny, Lucas, dan Ten disana." Taeyong sama sekali tak menerima sinyal apapun dari pemuda disampingnya. "Tapi aku dan Doyoung akan segera pergi." Lanjutnya. Doyoung lebih suka kalimat kedua.

"Pergi? Hanya kalian berdua? Kenapa?" sikap Jaehyun terlalu kentara, kalau dia tidak ingin kedua orang itu pergi bersama. Dia benar-benar penasaran dengan hubungan diantara keduanya.

"Ini jam malamnya Doyoung." Taeyong mengusak rambut Doyoung gemas—bersikap manis.

Doyoung terkejut menerima perlakuan itu dari kakak tirinya. Biasanya Taeyong hanya bermain-main. Tapi kali ini, Doyoug tahu bahwa perlakuannya berbeda. Tatapan Taeyong mengirimkan sinyal ketulusan dan kelembutan. Ada apa? Doyoung juga jadi terbawa suasana. Kakak tirinya itu sedang acting atau apa?

Doyoung mulai mengerti kalau Taeyong itu sikapnya sering berubah-ubah. Dia bisa sangat baik pada Doyoung dan berubah menyebalkan beberapa detik kemudian. Itulah mengapa Doyoung mengecapnya menakutkan. Tapi kali ini, sikap Taeyong membuatnya kehilangan kata-kata. Dia tidak bisa mengalihkan tatapannya dari pemuda itu.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang