2.🥀

1.7K 171 24
                                    

Rose pun sampai di depan sebuah rumah besar yang memiliki pagar menjulang tinggi.

Dia turun dari taksi tidak lupa membayar ongkos taksinya. Untungnya uang yang diberikan gadis tadi cukup.

Dia melangkah kan kakinya masuk ke dalam. Penjaga yang melihat pun menunduk hormat kepadanya.

"Bik, ini anak-anak saya ada dirumah kan?" Tanya rose kepada pelayan yang lewat

"Ada nyonya, mereka di ruang kerja" ucap pelayan sambil menunjuk ke arah ruang kerja anaknya

"Kalo begitu terimakasih bik, bibi bisa lanjutkan pekerjaan bibi" ucap rose setelah itu melenggang pergi menemui anak-anaknya

Tok Tok Tok Tok

Setelah mengetuk pintu, rose langsung masuk ke dalam. Dia melihat ketiga anaknya sibuk berkutat dengan laptop yang ada dihadapan mereka.

"Ekhem,,, fokus bener. Sampai mama datang pun gak dengar" rose melipat tangannya didepan dada

"Eh mama, kapan datang? Kok gak ngabarin kalo mau kesini?" Sambut yang paling sulung

Rose memutar mata nya malas. Dia sudah tau akan begini reaksi anaknya sama seperti suaminya. Jika sudah fokus maka tidak akan peduli dengan sekitarnya.

"Barusan, ini mama bawa oleh-oleh. Ayo dimakan" rose memberikan paperbag berisi muffin coklat kehadapan ketiga anaknya.

Mendapat perintah mutlak dari sang ibu negara, mereka bertiga pun mencoba nya.

"Enakkan?" Tanya nya bahagia dan dijawab anggukan kepala olek ketiganya

"Enak kok ma, tumben mama bikin kue kayak gini" ucap si sulung, soal nya tumben aja mama nya mau masak beginian

"Siapa yang bilang mama yang bikin?"

"Lah terus siapa dong?" Tanya kedua penasaran

"Tadi mama dikasih sama tiga gadis yang baik hati" ucap rose bahagia.

Mereka yang melihat rose yang tersenyum bahagia juga ikut bahagia. Sudah lama mereka tidak melihat rose sebahagia ini. Terakhir melihatnya sebahagia ini waktu rose bercerita tentang mimpinya yang menggendong seorang cucu.

"Bahagia banget kayak ma?" Tanya si sulung

"Iya soal nya tadi mama ketemu tiga perempuan yang cantik dan baik hati" ucapnya antusias

"Maksudnya?" Tanya si bungsu lagi

"Jadi gini...." Rose menceritakan bagaimana pertemuan nya dengan ketiga gadis yang sudah memikat hatinya

"Oo... Begitu" ucap ketiga anaknya serempak

"Oo iya, ini istri kalian bertiga pada kemana? Kok gak keliatan dari tadi?" Menyadari ketidak hadiran ketiga menantunya

"Mereka ada pertemuan dengan teman-teman mereka ma" ucap si sulung

"Huft, selalu seperti itu. Rumah yang sepi makin tambah sepi" sebel rose "yasudah mama pulang sajalah" rose langsung melangkahkan kakinya keluar dari rumah anaknya lebih tepatnya Mension ketiga anaknya.

Ketiga anaknya hanya bisa menghela nafas pasrah melihat tingkah mama mereka. Mereka tau hubungan mama dan istri mereka tidak baik, apalagi semenjak tau bahwa istri mereka tidak bisa memberikan mereka keturunan.

Rose langsung membangun benteng tinggi terhadap hubungan mereka. Bukan nya rose ibu mertua yang jahat, hanya saja para menantunya tidak tau cara mengambil hati ibu mertua nya.

Mereka hanya sibuk dengan pekerjaan mereka. Memang betul perempuan itu harus mandiri supaya tidak ketergantungan dengan laki-laki. Tapi jika dia sudah bersuami dan menelantarkan anaknya itu bukan nya sudah berlebihan.

Dua Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang