3.🥀

1.7K 152 6
                                    

Malam semakin pekat. Menjelang dini hari, rembulan tiba-tiba muncul di angkasa, menyeruak dari balik awan-awan hitam yang telah menyelimuti langit sejak sore hari.

Rembulan itu kuning benar meski bukan saat purnama. Di sekelilingnya berbinar cahaya putih yang mengikuti ke mana pun dia pergi. Bulan itu seperti tersenyum, menawarkan sebuah keindahan malam setelah beberapa malam ini selalu tersembunyi.

Aku pun bertanya-tanya, apakah bulan juga menyimpan dunia keindahan?

Kembali memejamkan mata guna menikmati hembusan angin dan berharap bisa mengangkat sedikit rasa rindu ini

.....

FLASHBACK

.....

Sepasang anak berusia 5 tahun bermain di taman halaman depan rumah. Mereka berdua bermain masak-masak menggunakan media tanah dan air, lebih tepatnya Haruto menemani Junghwan.

"Kak luto, ini aku buat kue bleck foles. Kakak coba makan ya? Aaaaaa kak, buka mulutnya" Junghwan mengarahkan sendok yang berisi tanah ke mulut Haruto

"Am nyam-nyam enak wan" seru Haruto semangat seakan benar-benar memakannya

"Sini-sini hwanie suap lagi kak luto nya" mengarahkan lagi sendok nya seperti pesawat terbang

"Ndak mau kak luto udah kenyang, hwanie aja yang kak luto suap" mengambil sendok dan mengarahkan ke hadapan Junghwan "aaaaaa, buka mulutnya. Pesawat akan mendalat hwanie"

"Aaaaa, enak kak luto" mereka berdua tertawa bahagia

"Haruto dan Junghwan sudah dulu mainnya. Ayo masuk kerumah" ajak sang mommy

"Baik mommy" seru keduanya

Mereka berlari masuk kerumah. Saat mereka masuk, orang-orang yang ada didalam menatap kearah mereka.

Bagaimana tidak? Lihatlah penampilan mereka yang penuh dengan lumpur. Rambut yang acak-acakan, jiplakan kaki yang terlihat dilantai yang kilat dan bersih.

Dan mereka berdiri sambil menunjukkan gigi putih susu mereka. Terlihat seperti anak gembel dipinggir jalanan.

"Lihatlah dua gumpalan daging ini" Jenni menghampiri mereka

"Bagaimana anak seorang dari C.Though Company bentuknya urakan seperti ini. CK ck ck ck ck" melipat tangannya didepan dada sambil menggelengkan kepalanya

Mendengar mommy Jenni mendecak sebal, mereka pun mengerti dimana letak salah mereka. Mereka hanya menunduk dan meminta maaf.

"Maaf kan kami mommy" ucap Haruto dan Junghwan sambil memegang telinga mereka

"Sudahlah kak, biarkan saja. Mereka juga perlu bermain. Untuk mengembangkan saraf motorik anak kecil" lerai Lisa melihat anak dan keponakan nya akan dimarahin oleh kakak iparnya

Melihat anaknya sepertinya akan bersiap menumpahkan cairan bening dari mata mereka, sang mommy pun tidak tega. Dia pun menghampiri sang anak dan mensejajarkan tinggi mereka untuk mengelus sayang kepala mereka.

"Huft, baiklah mommy menyerah. Sudah sana pergi mandi"

Mendengar nada suara sang mommy melembut, Junghwan dan Haruto pun mengangkat kepala mereka.

"Mommy Ndak malah kan?" Tanya sang anak

"Kali ini mommy maafkan, tapi lain kali jangan diulangi ya sayang nya mommy" mencubit gemas hidung mereka

Dua Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang