5.🥀

1.5K 123 17
                                    

Kkkkrrrriiiinnnnggggggg

"Baiklah anak-anak cukup sampai disini materi hari ini, selamat istirahat" ucap guru mengakhiri pembelajaran sesi pertama hari ini.

Helaan nafas terdengar dari mulut mereka. Baru sesi pertama tapi otak mereka rasanya ingin meledak secara bersamaan.

"Hwan, ayo ke kantin. Perut gue perlu diisi amunisi nih" jungwon mengusap-usap perutnya

"Duluan aja, gue mau ke toilet dulu" Junghwan berdiri dari kursinya

"Perlu ditemani gak?" Tanya jungwon menawarkan diri

"Gak usah, gue bisa sendiri. Lagian noh perut Lo dari tadi bunyi mulu" Junghwan menunjuk perut jungwon

"Heheh, yaudah deh kalo gitu gue sama yang lainnya duluan. Lo jangan lama-lama" pamit jungwon

Junghwan pun berpisah dari rombongannya. Dia berjalan cepat ke kamar mandi, soalnya dia sudah sesak ingin buang air kecil sedari tadi.

Setelah selesai urusan buang air kecil. Junghwan berjalan menuju wastafel mencuci tangan nya dan sekalian memperbaiki rambutnya.

Dirasa sudah cukup, Junghwan pun pergi menyusul teman-teman nya. Tapi saat ingin membuka pintu toilet ada orang lebih dulu masuk kedalam dan langsung mengunci pintu toilet itu dari dalam.

Sekarang Junghwan takut, karena yang berdiri didepan adalah 3 orang gadis perundung yang terkenal seantero sekolah mereka.

"Lihat, kita bertemu lagi loser" ucap Lucy

"Lo tau Junghwan sekarang mood gue lagi buruk, jadi gue pengen pelampiasan" Wonyoung mendekat kearah Junghwan

"Jangan ganggu gue, gue gak ada urusan apapun sama kalian" Junghwan berjalan mundur

"Oiya? Tapi gue pengen nyiksa Lo, terus gimana dong?" Lucy juga berjalan mendekati Junghwan

"Tapi gue gak bikin -"

Plak

Wonyoung langsung menampar pipi Junghwan dengan keras, sehingga menyebabkan sudut bibirnya berdarah. Dia kembali menjambak rambut Junghwan dengan kuat bahkan sangat kuat, Junghwan seolah-olah merasakan sebentar lagi kulit kepalanya akan lepas dari betok kepalanya.

"Lo tau, Lo itu banyak omong"

"Le-lepaskan hiks" air mata Junghwan jatuh membasahi pipinya,

"Apa? Coba ngomong yang benar?" Lucy menghimpit kuat wajah Junghwan dengan tangan kanannya

"Sa-sa sakit hiks, tolong le-lepaskan" Junghwan memegang tangan Wonyoung untuk melepaskan tangannya dari kepala Junghwan

Bugh

Wonyoung menghempaskan kuat tubuh dan kepala Junghwan ke dinding toilet. Kening Junghwan terbentur dinding dan membiru. Sekarang rasa sakit dan pusing dikepala Junghwan menyatu. Bahkan pandangan Junghwan sedikit mengabur.

"Huft, udah miskin banyak tingkah" Wonyoung menjauh dari Junghwan

"May, sekarang giliran Lo" ucap Lucy mengkode may yang sedari tadi berdiri didekat pintu toilet untuk berjaga-jaga kalo Haruto tiba-tiba datang

May yang sedari tadi menikmati tontonan gratis itu pun bergerak. Dia kedalam salah satu bilik toilet dan membawa satu ember terisi air penuh.

Byur

Ember yang berisi air dingin itu di tumpahkan ke tubuh Junghwan, tubuh nya basah. Kondisi Junghwan sekarang benar-benar sangat memprihatinkan. Seragam yang basah, rambut yang berantakan, kening yang membiru dan sudut bibir yang luka.

Dua Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang