Bulan ke tujuh Diah hamil
"Pah siang ini jadi kan anterin mama USG?" Tanya Diah setelah Zafar selesai menelpon
"Papah gak bisa mah, ini istri pak Roy marah-marah uang yang masuk gak sesuai" jawab Zafar
"Yah.. papah kan udah janji sama mama"
"Gimana ya, papah ada urusan banget, kalo engga sama mbok Ja aja deh"
"Bukan masalah sama siapa kesananya pah, tapi mama mau papah yang temenin mama"
"Mama.. mama bukan hamil pertama kali, ini kehamilan mama yang ke tujuh, mama juga sering USG sendirian tanpa papah"
Diah terdiam, dia tidak ingin pagi ini harus bertengkar karena hal kecil. Dia membantu Zafar memakai jas kerja
"Yaudah mama turun duluan mau sarapan" ucap Diah lalu keluar kamar
Disaat itu juga Dara menelpon, Zafar membuka pintu kamar, Diah sudah turun
"Ada apa? Kenapa harus nelpon sekarang?"
(Mas.. rumah ibu aku.. roboh.. fotonya udah aku kirim)
Zafar melihat foto yang dikirim Dara, atap roboh karena kayu yang lapuk termakan usia
(Bisa gak mas transfer uang buat renov rumah?)
"Harus sekarang banget? Mas gak punya uang, pakai aja dulu emas kamu nanti mas gantiin"
(Tapi mas.. emas itu udah dipake buat bayar utang bapak)
Zafar menarik nafas mengendalikan emosinya, dia berjalan ke balkon kamar
"Emangnya utang bapak berapa sih? Emas itu seharusnya lebih dari cukup, bisa renov rumah juga"
(Mas! Emangnya kebutuhan disini gak pake uang?! Apalagi kamu cuma transfer sebulan sekali, gak cukup mas! Pokoknya nanti aku kesana ambil jatah uang aku!)
"Jangan kesini, iya nanti aku transfer, ok? Aku harus pergi"
(Oke~ love you sayang)
"Love you too"
Cklek
Pintu utama kamar terbuka, Navarro yang datang
"M-mas Navarro ada apa?" Kaget Zafar
"Dari tadi dipanggilin papah belum turun juga buat sarapan, papah ada apa? Tadi marah-marah kenapa?"
"Ah biasa istrinya pak Roy, bu Melin, ada masalah di kantor. Ayo mas sarapan dulu"
Mereka sedang sarapan, tidak ada yang berani membuka pembicaraan saat sedang sarapan, Zafar mendidik mereka untuk menghabiskan makanannya terlebih dahulu baru bicara
Sarapan Revan sudah habis duluan, sepertinya dia ingin membicarakan sesuatu dengan Zafar, mumpung ayahnya ada dirumah
"Papah boleh aku ngomong?" Tanya Revan sopan
"Iya abang ada apa?"
"Mah, pah, disekolah abang ikut kegiatan animasi" Revan menyampaikan perasaannya sambil tertunduk
"Abang yakin minat disana? Nanti berubah lagi lho"
"Minat abang kayaknya emang di animasi, jadi guru pembimbing nya bilang harus beli tablet kalo ada kegiatan animasi, sebentar lagi juga ada lomba animasi antar kota, kalo abang menang lombanya bisa ke internasional, hadiahnya juga banyak"
"Abang" panggil Zafar
"Iya pah"
"Abang fokus ke minat yang abang jalani sekarang, abang aktif di paskibra kan? Abang fokus disana aja, papah gak mau kamu berubah-ubah minat, tablet gambar itu mahal bang, daripada mikirin lomba animasi yang abang sendiri baru masuk ke organisasi itu, lebih baik abang matangkan dulu minat abang di paskibra"
KAMU SEDANG MEMBACA
Akibat Perselingkuhan dari Papah
AcakHanya satu kesalahan dari papah, semuanya hancur tak bersisa. Rumah tangga yang dibangun mama dan papah hancur. Kami anak-anaknya? Mencar mencari tujuan yang disebut sebagai 'rumah'. Papah awalnya lebih memilih perempuan lain untuk dijadikan sebagai...