25

90 14 1
                                    

Pagi ini Yaya bangun kesiangan karna terlalu asyik di dunia mimpinya.
Ia terburu-buru menyiapkan segala keperluan untuk ke kampus. Setelah semuanya selesai ia langsung berlari menuruni anak tangga.

"Yaya kok lari-larian gitu, sarapan dulu dong nak"

"Maaf Bun, gak sempet. Nanti Yaya makan di kantin aja ya, Yaya berangkat dulu"

Tanpa menunggu jawaban dari Bunda, ia segera berlari keluar menemui Haris yang sudah menunggunya di gang.
Ia segera memasuki mobil putih dan menutup pintunya rapat-rapat.

"Hey, kamu kenapa?" Tanya Haris heran

"Maaf.. akhu.. kesiangan.. haduhh capekh.." Jawabnya dengan nafas terngah-engah.

Haris menggeleng sambil tersenyum kecil, lalu ia mengelus lembut pucuk kepala Yaya.
Yaya tersenyum lebar dan meraih tangan Haris untuk ia genggam.
Sepanjang jalan sampai ke kampus Yaya tak melepaskan genggamannya. Haris menyetir hanya dengan satu tangan. Tapi ia tak keberatan.

"Kamu kenapa cantik?"

Sebelum keluar dari mobil Haris membalikkan badannya berhadapan dengan Yaya. Ia menatap dalam mata kekasihnya itu.

"Kenapa apanya? Aku gapapa kok hehehe"

"Kok tumben, tangan aku sampe gak dilepasin gitu"

"Hmm.. kangen aja, dari semalem rasanya kangeeeeennnn terus"

Wajah Yaya berubah murung.
Ia menundukkan kepalanya, masih dengan tangannya yang bertaut dengan tangan Haris.
Haris menarik Yaya kedalam pelukannya. Ia mendekapnya sangat erat.

"Nih, biar kangennya terobati"

Yaya membenamkan wajahnya dipelukan Haris, tanpa sadar ia pun menitikkan air mata lalu ia cepat-cepat menghapusnya, takut Haris akan menyadarinya.

"Hehe iyaa makasih yaa.. maaf jadi bikin kamu khawatir"

Yaya kembali tersenyum lebar, sangat manis.
Haris tersenyum, mengangguk dan mencium pipi kanan Yaya.
Mereka kembali berpelukan sebelum keluar dari mobil.

Sesaat setelah menutup pintu mobil, datang mobil Chandra dan parkir disamping mobil Haris. Ia turun bersama Bian.
Haris pun menunggunya untuk pergi ke kelas bersama.
Yaya merasa sangat canggung bertemu kembali dengan Chandra, entah kenapa rasanya sangat aneh.
Berbeda dengan Chandra yang terlihat sangat santai sama saja seperti biasanya.

"Hey Ris, Ya!" Sapa Chandra dengan senyum manisnya.

"Kalian baru sampe?" Lanjutnya

"Iya nih.. tumben lo berangkat pagi?" Jawab Haris sambil menggandeng sahabatnya itu.

Sepanjang jalan fikiran Yaya kabur entah kemana.
Melihat persahabatan Haris dan Chandra yang begitu lekat, membuatnya merasa sangat bersalah. Takut, bingung.
Andai saja ia tak pernah menemui keluarga Chandra. Eh bukan..
Andai saja Ayahnya bukan sahabat dari Papanya Chandra.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cold But Sweet || Hwang Hyunjin - Hwang YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang