38

48 7 0
                                    

"Kenalin Tante, aku Wina pacarnya Haris."

Seketika Lusi pun melirik Haris.

"Waah pacarnya yaa.. salam kenal ya, Wina.." Lusi pun membalas jabatan tangan Wina. Sementara Haris memutar bola matanya seraya menghela nafas berat.

"Tante sama Haris mau kemana?"

"Emm mau cari makan nih, kebetulan banget ada kamu. Gimana kalo kita makan bareng aja?" Lusi menawarkannya pada Wina, membuat Wina merasa sangat senang. Ia pun tersenyum seraya melirik Haris dengan tatapan penuh kemenangan.

"Oh boleh banget Tante.." Tanpa ragu Wina pun menggandeng tangan Lusi. Lalu mereka berjalan menuju tempat makan.

Lusi melirik Haris seraya mengedipkan sebelah matanya, sementara Haris hanya menggeleng.

Sesampainya di tempat makan, Lusi segera memesan makanan yang paling banyak di minati disana. Wina hanya senyum-senyum saja seraya memandangi Haris yang tak perduli padanya.

"Sudah lama dengan Haris?" Tanya Lusi pada Wina.

"Iya Tante.. emm kayanya udah hampir dua tahun kan ya?" Tanyanya pada Haris. Haris pun hanya mengendikan bahunya.

"Wah lama juga ya.. tapi kok Haris gak pernah cerita ya sama Tante kalo kamu pacarnya."

"Ma.. udahlah.." Jawab Haris malas. Lusi hanya terkekeh melihat tingkah Haris yang seperti itu.

"Emm mungkin dia masih malu-malu Tante hehe" Timpal Wina. Lusi hanya mengangguk-angguk saja.

Makanan pun datang..

"Yaudah mending sekarang kita makan dulu ya" Sahut Lusi seraya mengambil garpu dan sendoknya. Wina dan Haris pun hanya menuruti.

Di sela-sela makan Lusi kembali bertanya pada Wina. "Oh iya Wina, Tante pengen tau seberapa cinta sih kamu sama Haris?"

Wina pun menoleh seraya berfikir sejenak. "Emm gak bisa di ungkapin Tante, hehe aku cinta banget sama dia.."

"Oh ya? Wahh gak sangka lho.. terus gimana sama Jendra si pengusaha kaya raya itu?" Pertanyaan Lusi kali ini berhasil membuat Wina tersedak.

"Hah? Uhuk.. uhuk.. s-siapa itu Tante?" Tanyanya dengan wajah pura-pura polos.

"Haha kamu fikir bisa membodohi saya ya? Saya tahu lho siapa kamu, bahkan orang tua kamu. Dan yaa.. calon menantu saya itu bukan kamu Wina.." Lusi menatapnya seraya tersenyum menyeringai. Wina pun terlihat gugup dan salah tingkah.

"Setelah menyakiti anak saya, kamu berharap bisa kembali sama dia begitu aja? Jangan harap ya! Mulai sekarang jangan pernah ganggu Haris lagi atau kamu akan tahu akibatnya." Kini tatapan Lusi berubah dari yang sangat ramah menjadi begitu dingin.

Wina pun terlihat gemetar dan menahan tangisnya, ia merasa sangat malu karena ternyata orang tua Haris tahu apa yang terjadi sebenarnya. Ia pun segera beranjak dari kursinya.

"S-saya minta maaf, p-permisi.." Ia pun bergegas pergi meninggalkan Lusi dan Haris. Haris menatap Mamanya seraya tertawa kecil. Sementara Lusi melanjutkan makan yang tertunda.

"Ma, emangnya Mama tau orang tuanya Wina?"

"Ya tau lah. Mereka itu yang kerja di perusahaan Papa kamu. Dulu mereka yang menghina kamu kan?" Tanyanya seraya mengunyah makanan yang baru saja mendarat di mulutnya.

"Iya.. makasih banyak ya Ma, kayanya abis ini Wina gak akan pernah mau macem-macem lagi." Sahut Haris seraya menggenggam tangan Lusi. Lusi pun tersenyum seraya mengangguk.

Cold But Sweet || Hwang Hyunjin - Hwang YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang